
RI News Portal. Jakarta, 15 September 2025 — Wakil Menteri Pariwisata Indonesia, Ni Luh Puspa, melakukan kunjungan kerja ke Mpumalanga, Afrika Selatan, pada Sabtu (13/9), untuk menghadiri G20 Tourism Ministers’ Meeting. Kunjungan ini menjadi momentum penting bagi Indonesia untuk memperkuat kerja sama antarnegara anggota G20 dalam mengembangkan pariwisata yang inklusif, berkelanjutan, dan tangguh.
Dalam forum tersebut, Indonesia berpartisipasi aktif dalam diskusi untuk merumuskan prioritas global di sektor pariwisata. Salah satu hasil utama pertemuan adalah Mpumalanga Declaration, sebuah kesepakatan bersama yang didukung oleh para Menteri dan Perwakilan Menteri Pariwisata G20. Deklarasi ini menegaskan komitmen kolektif untuk membangun pariwisata global yang tidak hanya mendorong pertumbuhan ekonomi, tetapi juga ramah lingkungan dan memberikan manfaat nyata bagi masyarakat.
“Indonesia berkomitmen mendukung pengembangan pariwisata bersama negara-negara G20 serta mempererat hubungan kerja sama antarnegara, khususnya dalam mewujudkan pariwisata yang sesuai dengan poin output Presidensi G20 Afrika Selatan,” ujar Ni Luh Puspa dalam wawancara dengan ANTARA di Jakarta, Senin (15/9).

Ni Luh menyoroti empat pilar utama yang menjadi fokus Indonesia dalam Deklarasi Mpumalanga:
- Inovasi Digital: Mendorong perkembangan start-up dan UMKM pariwisata melalui pemanfaatan teknologi digital.
- Pembiayaan dan Investasi Berkelanjutan: Mengutamakan akses pembiayaan yang adil bagi negara-negara berkembang, dengan memasukkan kriteria keberlanjutan dan inklusivitas dalam setiap investasi pariwisata.
- Konektivitas Udara: Mempermudah perjalanan lintas negara untuk mendukung aksesibilitas destinasi pariwisata.
- Resiliensi Pariwisata: Memperkuat ketahanan sektor pariwisata agar lebih inklusif dan berkelanjutan di tengah tantangan global.
Khusus pada pilar pembiayaan, Indonesia menekankan tiga prioritas: meningkatkan akses pembiayaan untuk negara berkembang, memastikan keberlanjutan dalam kriteria pendanaan, dan mendorong investasi yang memberikan dampak sosial positif. “Setiap investasi harus tidak hanya menguntungkan secara ekonomi, tetapi juga mendukung pelestarian lingkungan dan kesejahteraan masyarakat,” tambah Ni Luh.
Baca juga : Gubernur DKI Targetkan Solusi Jangka Panjang untuk Kemacetan TB Simatupang
Selain menghadiri forum utama, Ni Luh juga memanfaatkan kesempatan untuk menggelar pertemuan bilateral dengan menteri pariwisata dari Jepang, Uni Emirat Arab, Afrika Selatan, dan Brasil. Dalam pertemuan ini, Indonesia mempresentasikan capaian dan kondisi terkini sektor pariwisata nasional, sekaligus menjajaki peluang kerja sama baru.
Fokus utama dalam diskusi bilateral adalah memperkenalkan potensi investasi di lima Destinasi Pariwisata Prioritas (DPP) Indonesia, yaitu Danau Toba (Sumatra Utara), Borobudur (Jawa Tengah), Mandalika (Nusa Tenggara Barat), Labuan Bajo (Nusa Tenggara Timur), dan Likupang (Sulawesi Utara). Selain itu, Indonesia juga mempromosikan 10 Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pariwisata sebagai katalis pertumbuhan ekonomi melalui pariwisata berkualitas tinggi dan berkelanjutan.
Melalui keikutsertaannya dalam G20 Tourism Ministers’ Meeting, Indonesia menegaskan posisinya sebagai anggota aktif yang mendukung upaya kolektif untuk menjadikan pariwisata sebagai motor pertumbuhan ekonomi global. “Sebagai anggota G20, Indonesia akan terus berkontribusi untuk memperkuat peran pariwisata dalam mendorong pertumbuhan yang berkelanjutan, tangguh, dan inklusif, baik di dalam G20 maupun secara global,” tutup Ni Luh.
Kunjungan ini tidak hanya memperkuat hubungan bilateral, tetapi juga menegaskan peran strategis Indonesia dalam memajukan agenda pariwisata global yang berfokus pada keberlanjutan dan inklusivitas. Dengan Deklarasi Mpumalanga sebagai landasan, Indonesia optimistis dapat menarik lebih banyak investasi dan kerja sama internasional untuk memajukan sektor pariwisata nasional.
Pewarta : Vie
