
RI News Portal. Jakarta, 16 Oktober 2025 – PT Saka Energi Indonesia (PGN Saka), anak usaha subholding gas PT Pertamina (Persero), menggelorakan komitmen kuat sebagai pelaku utama industri hulu minyak dan gas bumi (migas) untuk mengoptimalkan operasi serta pengembangan lapangan secara berkelanjutan. Langkah ini dirancang khusus guna menjaga ketahanan energi nasional sekaligus mewujudkan cita-cita swasembada energi di tengah dinamika transisi energi global.
Dalam pernyataan resminya Jakarta, Kamis (16/10), Direktur Utama PGN Saka, Intan Fauzi, menekankan bahwa upaya ini bukan sekadar target operasional, melainkan bagian integral dari strategi jangka panjang untuk mendukung kebijakan pemerintah. “Kami fokus pada peningkatan kinerja operasi yang efisien dan inovatif, sambil memastikan setiap pengembangan lapangan migas selaras dengan prinsip keberlanjutan lingkungan,” ujar Intan, menambahkan bahwa inovasi teknologi menjadi kunci utama dalam meminimalkan jejak karbon tanpa mengorbankan produktivitas.
Pernyataan Intan ini semakin diperkuat oleh kunjungan spesial Direktur Utama PT Pertamina (Persero), Simon Aloysius Mantiri, ke markas PGN Saka beberapa waktu lalu. Kunjungan tersebut bukan hanya ritual seremonial, melainkan momentum penyemangat bagi seluruh “Perwira Saka”—sebutan untuk karyawan PGN Saka—untuk terus berprestasi. “Pesan Pak Simon menjadi pemicu bagi kami untuk berinovasi lebih dalam, memastikan setiap operasi berjalan mulus sesuai prosedur ketat yang ditetapkan,” lanjut Intan, yang menyoroti bagaimana sinergi ini telah meningkatkan efisiensi produksi hingga 15% di lapangan-lapangan utama tahun ini.

Simon Mantiri sendiri menjadikan kunjungan itu sebagai simbol komitmen Pertamina sebagai induk perusahaan untuk mempererat kolaborasi di seluruh grup. “Ini wujud nyata perhatian kami terhadap setiap anak perusahaan, membangun semangat kebersamaan yang solid di Pertamina Group,” katanya. Ia tak lupa menyampaikan apresiasi mendalam atas dedikasi tim PGN Saka, yang telah berkontribusi signifikan dalam mencapai target produksi migas nasional. “Kontribusi mereka bukan hanya angka, tapi pondasi ketahanan energi yang kita bangun bersama,” tambah Simon.
Lebih dari sekadar pujian, Simon menekankan nilai inti yang harus dipegang teguh: integritas dan kepatuhan. Dalam era di mana skandal korupsi di sektor energi sering mencuat, ia menegaskan pentingnya Good Corporate Governance (GCG) sebagai tameng utama. “Saya yakin, seluruh Perwira Saka dan Pertamina Group mampu menjaga compliance penuh, menjalankan bisnis dengan tata kelola yang transparan dan bertanggung jawab,” tegasnya. Pesan ini sejalan dengan inisiatif terbaru PGN Saka, seperti penerapan digital twin technology untuk monitoring real-time lapangan migas, yang memastikan nol insiden lingkungan sepanjang 2025.
Baca juga : Mafia Jerigen Kembali Beraksi: SPBU Klaten Diduga Jual Pertalite Subsidi Malam Hari, LSM Tolak Suap Rp1 Juta
Dari perspektif akademis, langkah PGN Saka ini merefleksikan model bisnis hulu migas yang adaptif terhadap Sustainable Development Goals (SDGs) PBB, khususnya SDG 7 (Energi Bersih dan Terjangkau) dan SDG 13 (Penanganan Perubahan Iklim). Peneliti dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Dr. Rina Susanti, dalam wawancara eksklusif dengan EnergiNasional.id, memuji pendekatan ini sebagai “blueprint inovatif” bagi BUMN energi. “PGN Saka tidak hanya mengejar produksi, tapi membangun ekosistem berkelanjutan yang bisa direplikasi oleh perusahaan migas swasta,” katanya, merujuk pada studi kasus pengembangan lapangan lepas pantai yang mengintegrasikan energi terbarukan seperti solar panel untuk operasi rig.
Ke depan, PGN Saka berencana ekspansi ke eksplorasi karbon capture and storage (CCS) di lima lapangan prioritas, yang diproyeksikan menambah cadangan migas nasional hingga 20% pada 2030. Inisiatif ini langsung selaras dengan Rencana Umum Energi Nasional (RUEN) yang menargetkan swasembada 100% pada akhir dekade ini. Dengan dukungan penuh Pertamina Group, PGN Saka tak hanya menjadi pilar ketahanan energi, tapi juga pionir transisi hijau di sektor hulu migas Indonesia.
Pewarta : Yudha Purnama
