RI News Portal. Jakarta, 1 Desember 2025 – Organisasi kemanusiaan Indonesia yang tergabung dalam konsorsium Aqsa Working Group (AWG) dan Maemuna Center Indonesia menyatakan bahwa pembangunan Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Indonesia di Jalur Gaza dapat segera dimulai begitu otoritas terkait membuka akses masuk bantuan internasional ke wilayah tersebut.
“Insya Allah, begitu Gaza dibuka dan tim kami bisa masuk, pembangunan RSIA Indonesia langsung jalan,” tegas Nur Hadis, Ketua Penyelenggara Bulan Solidaritas Palestina (BSP) 2025, usai acara di Masjid Istiqlal, Jakarta, Ahad (30/11).
Menurut Nur Hadis, tim pendahulu yang diberangkat sejak pertengahan tahun ini telah menyelesaikan seluruh tahap pra-konstruksi di luar Gaza. Tim tersebut, yang berbasis di Mesir dan Yordania sejak Juli–Agustus 2025, telah melakukan pemetaan pemasok material bangunan, alat kesehatan, serta menjalin kontrak kerja sama awal dengan sejumlah penyedia ternama di kawasan Timur Tengah.
“Semua sudah siap. Material, logistik, desain teknis, dan tenaga ahli sudah dalam posisi standby. Yang ditunggu hanya lampu hijau akses masuk,” tambahnya.

Lahan seluas 6.000 m² di Gaza Utara telah resmi dihibahkan oleh otoritas Palestina kepada konsorsium Indonesia pada awal 2025. Kementerian Kesehatan Palestina juga telah menerbitkan izin konstruksi penuh, sehingga tidak ada jaminan hukum bahwa proyek dapat langsung berjalan tanpa hambatan birokrasi tambahan begitu situasi keamanan memungkinkan.
Dalam laporan terpisah, Ketua Maemuna Center Indonesia, Onny Firyanti Hamidy, menegaskan bahwa tim lapangan berkali-kali mencoba memasuki Gaza melalui Rafah (Mesir) maupun Allenby/King Hussein Bridge (Yordania), namun hingga kini masih terbentur penutupan perbatasan yang diberlakukan sejak eskalasi terakhir.
“Tim kami tetap berada di Kairo dan Amman untuk memantau situasi setiap hari. Koordinasi dengan pemasok juga dilakukan secara intensif agar tidak ada keterlambatan saat akses akhirnya dibuka,” ujar Onny.
RSIA Indonesia dirancang berkapasitas 100 tempat tidur dengan fasilitas lengkap: unit gawat darurat, ruang ICU dewasa dan neonatal, kamar persalinan modern, blok bedah, poliklinik spesialis kandungan-anak, serta laboratorium dan radiologi terpadu. Konsep rumah sakit ini menitikberatkan pada ketahanan terhadap kondisi krisis—termasuk genset cadangan besar, sistem pengolahan air mandiri, dan struktur bangunan tahan gempa serta serangan udara ringan.
Total kebutuhan dana diperkirakan mencapai Rp402 miliar dan akan dicicil bertahap sesuai tingkat akses serta kondisi keamanan di lapangan. Penggalangan dana hingga November 2025 telah menembus lebih dari 60 persen target melalui donasi masyarakat, perusahaan, dan lembaga zakat nasional.
“Prinsip kami tetap: amanah, transparan, dan berkelanjutan. Setiap rupiah akan dilaporkan secara terbuka, dan rumah sakit ini akan dikelola secara profesional untuk melayani rakyat Palestina dalam jangka panjang,” tegas Onny.
Para pengamat kemanusiaan menilai inisiatif ini sebagai salah satu proyek kesehatan terbesar yang pernah dijalankan oleh masyarakat sipil Indonesia di luar negeri, sekaligus menjadi simbol solidaritas nyata terhadap penduduk Gaza yang hingga kini masih menghadapi krisis kemanusiaan berat akibat blokade dan konflik berkepanjangan.
Saat situasi perbatasan terus dipantau, AWG dan Maemuna Center menyatakan kesiapan penuh untuk memulai groundbreaking dalam hitungan hari setelah akses resmi dibuka—sebuah langkah yang dinanti-nantikan sebagai titik terang bagi layanan kesehatan ibu dan anak di Jalur Gaza.
Pewarta : Setiawan Wibisono

