Skip to content
18/11/2025
  • Facebook
  • Youtube
  • Instagram
RI NEWS

RI NEWS

PORTAL BERITA INDONESIA

baner iklan
Primary Menu
  • Beranda
  • Internasional
  • Nasional
    • IstanaBerita seputar Istana
    • PemerintahanBerita seputar Pemerintahan
    • Parlemen
  • Regional
    • AcehBerita Seputar Aceh
    • DKI JakartaBerita seputar DKI Jakarta
    • Jawa BaratBerita seputar Jawa Barat
    • Jawa TengahBerita seputar Jawa Tangah
    • Jawa TimurBerita seputar Jawa Timur
    • BaliBerita Seputar Bali
    • Nusa TenggaraBerita seputar Nusa Tenggara
    • SumateraBerita seputar Sumatera
    • KalimantanBerita seputar Kalimantan
    • SulawesiBerita seputar Sulawesi
    • PapuaBerita seputar Papua
    • MalukuBerita seputar Maluku
  • Hiburan
  • Budaya
  • Buser Berita
    • TNI/PolriBerita seputar TNI dan Polri
    • KPKBerita seputar KPK
    • Hukum/PolitikBerita seputar Hukum
  • Olah Raga
  • Redaksi
  • Privacy Policy
Live
  • Home
  • World
  • Operasi Militer AS di Karibia: Fase Baru dalam Perang Melawan Kartel Narkoba

Operasi Militer AS di Karibia: Fase Baru dalam Perang Melawan Kartel Narkoba

Jurnalis RI News Portal Posted on 2 bulan ago 4 min read
Operasi Militer AS di Karibia
Silahkan bagikan ke media anda ...

RI News Portal. Washington, 5 September 2025 – Ketegangan di kawasan Karibia kembali memanas seiring langkah agresif Amerika Serikat dalam memerangi kartel narkoba Amerika Latin, khususnya yang diduga beroperasi dari Venezuela. Presiden AS Donald Trump baru-baru ini menandatangani perintah eksekutif yang memperluas penggunaan kekuatan militer untuk menargetkan kelompok-kelompok yang dianggap sebagai ancaman terhadap keamanan nasional AS, termasuk Cartel de los Soles (Kartel Matahari), yang dituduh dipimpin oleh Presiden Venezuela Nicolás Maduro.

Pada 25 Juli 2025, Departemen Keuangan AS secara resmi menetapkan Cartel de los Soles sebagai organisasi “Teroris Global yang Ditunjuk Khusus”. Langkah ini memperkuat narasi AS bahwa kelompok tersebut, yang diduga melibatkan pejabat tinggi pemerintahan dan militer Venezuela, menjadi pusat perdagangan narkoba dan kejahatan terorganisir di kawasan tersebut. Untuk mempertegas komitmennya, pada 8 Agustus, AS menggandakan hadiah atas informasi yang dapat membawa penangkapan atau penghukuman Maduro, dari $25 juta (sekitar Rp410,5 miliar) menjadi $50 juta (sekitar Rp821 miliar).

Sebagai tindak lanjut, pada 28 Agustus, AS mengerahkan tujuh kapal perang dan satu kapal selam ke perairan Karibia dekat Venezuela. Langkah ini merupakan bagian dari operasi antinarkoba dan antiteror yang bertujuan untuk mengganggu jalur perdagangan narkoba, khususnya kokain, yang diduga mengalir ke AS. Namun, operasi ini menuai respons keras dari Caracas. Pada 18 Agustus, Maduro menyatakan, “Kami mempertahankan laut, langit, dan tanah kami. Tidak ada kekaisaran yang dapat menyentuh wilayah suci Venezuela atau tanah suci Amerika Selatan.” Pernyataan ini mencerminkan sikap tegas Venezuela dalam menghadapi tekanan militer AS.

Tuduhan AS terhadap Maduro dan Cartel de los Soles bukanlah hal baru. Sejak 2020, Departemen Kehakiman AS telah mendakwa Maduro dan beberapa sekutunya atas tuduhan “narko-terorisme” dan konspirasi untuk mengimpor kokain ke AS. Namun, beberapa analis independen, seperti yang dikutip dari Insight Crime, mempertanyakan keberadaan Cartel de los Soles sebagai organisasi terstruktur, menyebutnya sebagai “istilah jurnalistik” yang merujuk pada jaringan longgar pejabat militer dan sipil yang terlibat dalam aktivitas kriminal. Kurangnya bukti konkret yang disajikan secara publik oleh AS telah memicu skeptisisme, dengan beberapa pihak menilai tuduhan ini sebagai bagian dari strategi politik untuk mendestabilisasi pemerintahan Maduro.

Baca juga : Anak Penarik Becak di Padangsidimpuan Berjuang Melawan Neuroblastoma di RSUP Adam Malik

Langkah militer AS di Karibia juga menimbulkan pertanyaan hukum internasional. Menurut James E. McPherson, mantan pengacara militer Angkatan Laut AS, penggunaan kekuatan militer di wilayah negara lain tanpa persetujuan pemerintah setempat dapat melanggar hukum internasional, kecuali dilakukan di perairan internasional terhadap kapal tanpa bendera. Sementara itu, penetapan kartel sebagai organisasi teroris memberikan landasan hukum bagi AS untuk bertindak, meskipun otorisasi militer pasca-9/11 (AUMF) tidak secara eksplisit mencakup kelompok kriminal seperti kartel narkoba.

Pengerahan angkatan laut AS telah memicu reaksi beragam di Amerika Latin. Venezuela telah mengerahkan 15.000 tentara ke perbatasan Kolombia untuk memerangi perdagangan narkoba dan geng kriminal, sembari menuduh AS berupaya melakukan perubahan rezim. Maduro juga meluncurkan kampanye untuk merekrut ribuan milisi sipil guna memperkuat pertahanan domestik. Kolombia, di sisi lain, telah mengirim 25.000 personel militer ke perbatasan untuk menangani geng “narko-teroris”, sebuah langkah yang mendapat ucapan terima kasih dari Maduro, meskipun hubungan kedua negara kerap tegang.

Di luar Venezuela, Presiden Meksiko Claudia Sheinbaum menolak usulan Trump untuk mengizinkan militer AS beroperasi di wilayah Meksiko guna memerangi kartel seperti Sinaloa, yang juga ditetapkan sebagai organisasi teroris oleh AS. Penolakan ini menunjukkan sensitivitas regional terhadap intervensi militer AS, mengingat sejarah panjang campur tangan AS di Amerika Latin.

Operasi militer AS di Karibia tidak hanya bertujuan mengganggu perdagangan narkoba, tetapi juga memiliki dimensi politik yang signifikan. Dengan menuduh Maduro sebagai pemimpin kartel, AS berupaya melemahkan legitimasinya, terutama setelah Washington menolak mengakui kemenangan Maduro dalam pemilu sebelumnya. Namun, langkah ini juga memiliki risiko, termasuk eskalasi ketegangan regional dan potensi konfrontasi militer yang tidak diinginkan. Beberapa analis, seperti Phil Gunson dari International Crisis Group, menyebut operasi ini “kemungkinan besar akan gagal secara mahal” dalam mengganggu perdagangan narkoba, sambil mencatat bahwa tujuan sampingannya mungkin termasuk destabilisasi pemerintahan Maduro.

Sementara itu, di dalam negeri, langkah Trump ini tampaknya juga ditujukan untuk memperkuat dukungan politik di kalangan pemilih yang menentang hubungan bisnis dengan Venezuela, seperti komunitas Venezuela dan Kuba di Florida Selatan. Keputusan untuk memulai kembali operasi minyak Chevron di Venezuela dan negosiasi untuk penerbangan deportasi ke Caracas telah memicu kemarahan di kalangan kelompok ini, sehingga pengerahan militer dapat dilihat sebagai upaya untuk menunjukkan sikap tegas tanpa mengubah kebijakan yang ada.

Ketegangan antara AS dan Venezuela menyoroti tantangan kompleks dalam memerangi perdagangan narkoba lintas batas. Sementara AS menegaskan bahwa kartel seperti Cartel de los Soles berkontribusi pada krisis overdosis di AS, data dari Kolombia dan PBB menunjukkan bahwa sebagian besar kokain menuju AS melewati Pasifik, bukan Karibia. Hal ini mempertanyakan efektivitas operasi militer di perairan Karibia. Selain itu, penggunaan kekuatan militer untuk menangani masalah yang secara tradisional ditangani oleh penegakan hukum menimbulkan risiko militerisasi kebijakan luar negeri AS, yang dapat memperburuk hubungan dengan negara-negara Amerika Latin lainnya.

Di tengah eskalasi ini, dunia internasional, termasuk Perserikatan Bangsa-Bangsa, telah diminta oleh Venezuela untuk campur tangan guna menghentikan pengerahan militer AS. Namun, dengan hubungan diplomatik antara Washington dan Caracas yang telah putus sejak 2019, prospek dialog langsung tampaknya kecil. Sebagai gantinya, kedua belah pihak tampaknya bersiap untuk konfrontasi yang berkepanjangan, dengan Karibia sebagai pusat ketegangan baru di belahan bumi Barat.

Pewarta : Setiawan Wibisono


Silahkan bagikan ke media anda ...

Continue Reading

Previous: Anak Penarik Becak di Padangsidimpuan Berjuang Melawan Neuroblastoma di RSUP Adam Malik
Next: Solidaritas Wek III Padangsidimpuan: Aksi Galang Dana untuk Abqari Lubis dan Sentuhan Hati Pengendara Moge

Related Stories

UNIFIL Laporkan Penembakan Tank Israel terhadap Penjaga Perdamaian di Lebanon Selatan
3 min read

UNIFIL Laporkan Penembakan Tank Israel terhadap Penjaga Perdamaian di Lebanon Selatan: Pelanggaran Resolusi 1701 di Tengah Ketegangan Berkepanjangan

Jurnalis RI News Portal Posted on 1 hari ago
Desakan Rilis Berkas Epstein Ungkap Celah Politik di Kongres AS
4 min read

Trump Balik Arah: Desakan Rilis Berkas Epstein Ungkap Celah Politik di Kongres AS

Jurnalis RI News Portal Posted on 1 hari ago
Upaya Merendam Eskalasi atas Isu Taiwan
3 min read

Kunjungan Diplomatik Jepang ke China: Upaya Merendam Eskalasi atas Isu Taiwan

Jurnalis RI News Portal Posted on 1 hari ago
#Advestaiment RI_News
#Iklan RI_News
#Iklan RI_News
Berita Video

Recent Posts

  • Polres Wonogiri Gelar Wisuda Purna Bakti: Penghormatan bagi 22 Bhayangkara yang Akhiri Pengabdian
  • Indonesia dan Inggris Perkuat Kolaborasi Pendidikan Tinggi Berbasis Aksi Nyata
  • BUMDesa Sugihan Jatiroto Wonogiri: Baru Satu Bulan Beroperasi, Sudah Tembus Pasar Hasil Bumi dan Sarana Pertanian
  • Dugaan Penyimpangan Berat pada Proyek Rabat Beton Sironcitan, Angkola Selatan: Anggaran Rp200 Juta Hanya Terealisasi Rp17 Juta Sebagai Upah Tukang
  • Kunjungan Kerja BAM DPR RI ke Subulussalam: Upaya Mediasi Sengketa Lahan antara Warga dan Perusahaan Pemegang HGU

Komentar

  1. Sugeng Rudianto mengenai Prabowo Puji Efisiensi APEC Gyeongju, Soroti Daya Tarik K-Pop bagi Generasi Muda Indonesia
  2. Sami.s mengenai Cha Eun-woo: Dari Inspirasi Animasi K-Pop ke Panggung Diplomasi Global di APEC Gyeongju
  3. Sugeng Rudianto mengenai Tragedi Pagi Buta di Wonogiri: Perempuan 44 Tahun Tewas Tercebur Sumur Sedalam 20 Meter Saat Hendak Wudu Subuh
  4. Sami.s mengenai Transformasi Digital Indonesia: Inklusivitas dan Talenta Manusia Jadi Kunci Utama
  5. Sugeng Rudianto mengenai Indonesia dan Vatikan Perkuat Kolaborasi Global melalui Tindak Lanjut Deklarasi Istiqlal

Arsip

  • November 2025
  • Oktober 2025
  • September 2025
  • Agustus 2025
  • Juli 2025
  • Juni 2025
  • Mei 2025
  • April 2025
  • Maret 2025
  • Februari 2025
  • Januari 2025
  • Desember 2024
  • November 2024
  • Oktober 2024
  • Mei 2024

Berita Video

Berita video mengungkap fakta dengan visual live dan streaming.

Cara Instal Aplikasi RI News Portal di HP kalian ; Download file Zip apk RI News Portal, simpan dan ekstrak file Zip. Kemudian instal ..... enjoy RI News Portal sudah di HP Kalian.

Aplikasi RI News PortalUnduh
Aplikasi RI News PortalUnduh

RI NEWS-Media Portal Berita Republik Indonesia-Menyajikan informasi peristiwa yang teraktual dan terpercaya-Virnanda Creator Production adalah media pemberitaan yang berdedikasi tinggi untuk menyampaikan informasi berkualitas kepada masyarakat. Kami berkomitmen untuk menjadi sumber informasi dunia yang akurat, cepat, dan terpercaya. Kami percaya bahwa informasi yang baik dapat mencerdaskan umat manusia dan menjaga kedamaian dunia. Oleh karena itu, kami berupaya menciptakan dunia yang terbebas dari pertikaian dan permusuhan.

Pos-pos Terbaru

  • Polres Wonogiri Gelar Wisuda Purna Bakti: Penghormatan bagi 22 Bhayangkara yang Akhiri Pengabdian
  • Indonesia dan Inggris Perkuat Kolaborasi Pendidikan Tinggi Berbasis Aksi Nyata
  • BUMDesa Sugihan Jatiroto Wonogiri: Baru Satu Bulan Beroperasi, Sudah Tembus Pasar Hasil Bumi dan Sarana Pertanian
  • Dugaan Penyimpangan Berat pada Proyek Rabat Beton Sironcitan, Angkola Selatan: Anggaran Rp200 Juta Hanya Terealisasi Rp17 Juta Sebagai Upah Tukang
  • Kunjungan Kerja BAM DPR RI ke Subulussalam: Upaya Mediasi Sengketa Lahan antara Warga dan Perusahaan Pemegang HGU
Copyright © RI News Production | Editor IT by Setiawan Wibisono | PT. VIRNANDA CREATOR PRODUCTIONS.