
“Meskipun kami masih menghadapi tantangan dalam pengumpulan sampah organik, kami percaya bahwa dengan melibatkan masyarakat dan mendukung inovasi lokal”
RI News Portal. Wonogiri, 03-Mei-2025 – Kelompok Wanita Tani (KWT) Lestari di Desa Pokoh Kidul, Kecamatan Wonogiri, Jawa Tengah, telah berhasil mengembangkan budi daya maggot dari sampah organik rumah tangga sebagai pakan ternak ayam dan ikan lele. Inovasi ini tidak hanya mengurangi volume sampah organik, tetapi juga mendukung ketahanan pangan lokal dengan menghemat biaya pakan ternak. Dalam waktu empat bulan sejak dimulai pada awal 2025, program ini menunjukkan potensi yang besar untuk berkembang, meskipun terdapat tantangan dalam pengumpulan sampah organik. Artikel ini membahas aspek teknis, sosial, dan ekonomi dari budi daya maggot yang dilakukan oleh KWT Lestari serta dampaknya terhadap pemberdayaan masyarakat.

Permasalahan sampah organik di perdesaan seringkali terabaikan meskipun volume sampah yang dihasilkan rumah tangga cukup besar. Di Desa Pokoh Kidul, Wonogiri, masalah ini mendorong ibu-ibu yang tergabung dalam KWT Lestari untuk mencari solusi yang ramah lingkungan dan bermanfaat secara ekonomi. Mereka memanfaatkan sampah organik untuk budi daya maggot yang digunakan sebagai pakan untuk ternak ayam dan ikan lele. Keberhasilan ini tidak hanya memberikan alternatif pemanfaatan sampah, tetapi juga membuka peluang bagi pemberdayaan ekonomi di tingkat desa.
Proses Budi Daya Maggot
Budi daya maggot dimulai dengan pengumpulan sampah organik rumah tangga yang sebelumnya menjadi masalah pencemaran lingkungan di sekitar permukiman. Sampah organik tersebut kemudian digunakan untuk memberi makan larva maggot yang dibudidayakan dalam wadah khusus. Dalam satu hari, KWT Lestari mampu menghasilkan 1,5 kilogram maggot. Meskipun produksi maggot sudah cukup signifikan, mereka masih mengandalkan sampah organik yang terkumpul dari rumah tangga setempat. Dalam beberapa kasus, mereka juga membeli sampah organik dari pihak luar, seperti pabrik roti, untuk menjaga kelancaran produksi.
Selain sebagai pakan ternak, limbah dari budi daya maggot dimanfaatkan untuk membuat kompos yang digunakan untuk memupuk tanaman pekarangan rumah tangga. Hal ini membentuk sistem pertanian terintegrasi yang tidak hanya menguntungkan dalam aspek ekonomi tetapi juga ramah lingkungan.
Dampak Sosial dan Ekonomi
Meskipun budi daya maggot baru dimulai, program ini memberikan dampak positif bagi anggota KWT Lestari. Para ibu rumah tangga tidak hanya memperoleh penghasilan tambahan, tetapi juga belajar tentang teknologi pertanian yang bisa diterapkan di rumah mereka. Selain itu, keberhasilan program ini dalam mengurangi sampah organik turut meningkatkan kesadaran lingkungan di masyarakat.
Namun, tantangan utama yang dihadapi adalah keterbatasan pasokan sampah organik. KWT Lestari telah mengatasi hal ini dengan mengedukasi masyarakat untuk memisahkan sampah organik dari sampah anorganik. Untuk mendukung hal ini, KWT Lestari menyediakan wadah sampah yang terpisah dan mengajak warga untuk menyetorkan sampah anorganik ke bank sampah. Ini merupakan langkah penting dalam mengoptimalkan potensi sampah yang ada.
Pengaruh pada Pakan Ternak dan Ketahanan Pangan
Salah satu dampak positif lainnya adalah penghematan biaya pakan ternak. Dengan adanya maggot, KWT Lestari tidak lagi bergantung sepenuhnya pada pelet ikan atau pur ayam yang lebih mahal. Hasil panen maggot yang rutin setiap 20 hari memberikan kestabilan dalam pemenuhan pakan ternak, meskipun terkadang produksi maggot menurun akibat keterbatasan pasokan sampah organik. Ketahanan pangan lokal, khususnya dalam pakan ternak, menjadi lebih terjaga dengan program ini.
Dukungan dan Pendanaan
KWT Lestari menerima dukungan dana dari corporate social responsibility (CSR) PLN Indonesia Power yang memungkinkan mereka untuk memulai dan mengembangkan usaha ini. Selain itu, CSR juga membantu penyediaan fasilitas seperti tong sampah yang digunakan untuk memisahkan sampah organik dan anorganik. Pendanaan ini memberikan landasan yang kuat bagi keberlanjutan proyek budi daya maggot di desa tersebut.
Budi daya maggot yang dilakukan oleh KWT Lestari Pokoh Kidul adalah contoh nyata dari inovasi berbasis komunitas yang dapat mengatasi masalah sampah organik sekaligus meningkatkan perekonomian lokal. Meskipun menghadapi tantangan dalam pengumpulan sampah organik, program ini telah memperlihatkan potensi yang signifikan dalam mengurangi sampah dan menghemat biaya pakan ternak. Keberhasilan program ini menunjukkan pentingnya sinergi antara pemberdayaan masyarakat, pemanfaatan teknologi sederhana, dan dukungan dari pihak luar seperti perusahaan swasta untuk menciptakan solusi berkelanjutan di tingkat desa.
Pewarta : Nandar Suyadi

#rinewsadvertaising, #iklanrinews, #ruangiklan, #terkinirinews,
#beritarinews, #viralrinews, #updaterinews, #inforinews,
#beritarepublikindonesia, #beritaindonesia, #republikindonesianews,
#indonesianews, #republicindonesianews, #republicindonesiannews,
#beritacepat, #beritabaru, #ri_news, #republikindonesiaportal, #pertalberitaindonesia,
#rinewsportal, #republikindonesiaportal, #republicindonesianewsportal, #republicindonesianportal