
RI News Portal. Yerusalem, Israel berencana untuk menerapkan strategi eskalasi terhadap Jalur Gaza dalam seminggu ke depan, termasuk memutus aliran listrik, pembunuhan dan memindahkan warga Palestina dari Gaza utara ke selatan, kata sumber Israel pada Minggu.
Lembaga penyiaran publik Israel, KAN, mengutip sumber informasi yang tidak disebutkan namanya, melaporkan bahwa rencana tersebut—yang dijuluki “Neraka”—akan mencakup pemutusan aliran listrik secara menyeluruh, pemindahan massal, dan serangan militer skala penuh.

Sumber tersebut menggambarkannya sebagai eskalasi yang belum pernah terjadi sebelumnya dibandingkan dengan beberapa minggu dan bulan terakhir.
Harian Israel Hayom menambahkan bahwa rencana itu juga melibatkan pemotongan pasokan air dan pelaksanaan pembunuhan yang ditargetkan untuk menekan Hamas agar menerima proposal baru AS.
“Israel akan melancarkan operasi militer besar-besaran dalam seminggu ke depan, memutus aliran listrik, menargetkan para pemimpin Hamas dan memaksa penduduk Gaza utara pindah ke selatan, kata sumber”
Sebelumnya pada Minggu, Israel mengatakan pihaknya menyetujui gencatan senjata sementara di Gaza selama bulan puasa Ramadan dan hari raya Paskah Yahudi, menyusul usulan dari Utusan Khusus Presiden AS Donald Trump untuk Timur Tengah, Steve Witkoff, setelah berakhirnya fase pertama gencatan senjata.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengklaim bahwa Hamas telah menolak usulan gencatan senjata sementara dan kemudian memerintahkan penghentian pengiriman bantuan kemanusiaan ke Gaza mulai hari Minggu.
Israel secara efektif telah mengubah Gaza menjadi penjara terbuka terbesar di dunia, mempertahankan blokade selama 18 tahun dan memaksa hampir dua juta dari 2,3 juta penduduknya mengungsi di tengah kekurangan makanan, air, dan obat-obatan karena pembatasan.
Baca juga : PM Kanada Trudeau: Tarif Balasan Kanada Terhadap AS Akan Dimulai Selasa
Hamas telah meminta mediator untuk memastikan Israel mematuhi perjanjian gencatan senjata dan mendesak negosiasi segera untuk tahap kedua. Kelompok itu mengecam blokade bantuan Israel sebagai “pemerasan murahan, kejahatan perang, dan kudeta terang-terangan terhadap perjanjian gencatan senjata.”
Keputusan Netanyahu untuk memblokir bantuan kemanusiaan telah menuai kecaman tajam dari negara-negara Arab dan kritik dari politisi Israel dan keluarga tawanan Israel, yang menuduhnya membahayakan negosiasi penyanderaan.
Israel memperkirakan bahwa 59 sandera masih ditahan di Gaza, dengan setidaknya 20 dari mereka masih hidup, dan mereka diharapkan akan dibebaskan pada fase kedua gencatan senjata, yang mengharuskan Israel untuk sepenuhnya menarik pasukannya dari Gaza dan mengakhiri perang secara permanen.
Tahap pertama perjanjian gencatan senjata selama enam minggu, yang mulai berlaku pada 19 Januari, secara resmi berakhir pada tengah malam hari Sabtu. Namun, Israel belum setuju untuk melanjutkan ke tahap kedua kesepakatan untuk mengakhiri perang di Gaza.
Perjanjian tersebut, yang awalnya dirancang untuk dilaksanakan dalam tiga tahap, terganggu ketika Netanyahu menolak untuk memasuki negosiasi untuk tahap kedua, dengan tujuan untuk mengamankan pembebasan lebih banyak tahanan Israel sambil menghindari komitmen seperti mengakhiri genosida dan menarik diri dari Gaza.
Perjanjian gencatan senjata telah menghentikan perang genosida Israel di Gaza, yang telah menewaskan lebih dari 48.380 orang, sebagian besar wanita dan anak-anak, dan meninggalkan daerah kantong itu dalam reruntuhan.
Pada November lalu, Pengadilan Kriminal Internasional mengeluarkan surat perintah penangkapan untuk Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanannya Yoav Gallant atas kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza.
Israel juga menghadapi kasus genosida di Mahkamah Internasional atas perangnya di daerah kantong tersebut.
Pewarta : Setiawan

#rinewsadvertaising, #iklanrinews, #ruangiklan, #terkinirinews,
#beritarinews, #viralrinews, #updaterinews, #inforinews,
#beritarepublikindonesia, #beritaindonesia, #republikindonesianews,
#indonesianews, #republicindonesianews, #republicindonesiannews,
#beritacepat, #beritabaru, #ri_news, #republikindonesiaportal, #pertalberitaindonesia,
#rinewsportal, #republikindonesiaportal, #republicindonesianewsportal, #republicindonesianportal
“Jangan biarkan keraguan menghentikan langkahmu”