RI News Portal. Jakarta 7 November 2025 – Dinas intelijen dalam negeri Austria mengumumkan penemuan sejumlah senjata api di ibu kota Wina yang diduga terkait dengan jaringan militan Palestina, Hamas, dan berpotensi digunakan untuk serangan teroris di benua Eropa. Pengumuman ini disampaikan pemerintah Austria pada Kamis, sebagai bagian dari operasi keamanan terkoordinasi yang melibatkan beberapa negara.
Senjata tersebut ditemukan dalam sebuah koper di fasilitas penyimpanan sewaan di Wina, berisi lima pistol beserta 10 magasin amunisi. Temuan ini memicu penangkapan seorang pria berusia 39 tahun berkewarganegaraan Inggris di London pada Senin lalu. Pria yang identitasnya dirahasiakan oleh otoritas Inggris itu diduga memiliki keterkaitan langsung dengan senjata-senjata tersebut. Kementerian Dalam Negeri Austria menyatakan bahwa investigasi awal menunjukkan lembaga-lembaga Israel atau Yahudi di Eropa sebagai target utama potensial.
Operasi ini dipimpin oleh Direktorat Keamanan Negara dan Intelijen Austria (DSN), yang bekerja sama dengan mitra internasional untuk melacak organisasi teroris global yang dikaitkan dengan Hamas. “Kecurigaan muncul bahwa sebuah kelompok telah mengimpor senjata ke Austria guna mendukung aksi teror di Eropa,” ungkap pernyataan resmi kementerian tersebut. Menteri Dalam Negeri Austria, Gerhard Karner, menekankan efektivitas jaringan intelijen dalam menangkal ancaman. “Kasus ini membuktikan kemampuan kami dalam kerjasama lintas batas untuk menghadapi ekstremisme tanpa kompromi,” katanya, seraya menegaskan prinsip “nol toleransi terhadap terorisme.”

Di Jerman, kejaksaan federal pada Kamis mengungkap identitas tersangka sebagai Mohammed A., sesuai ketentuan privasi nasional. Menurut penuturan jaksa, Mohammed A. bertemu dua kali dengan individu bernama Abdel Al G., yang sebelumnya ditangkap di Jerman pada bulan lalu atas dugaan perencanaan serangan terhadap fasilitas Israel atau Yahudi di wilayah tersebut. Dalam pertemuan itu, Mohammed A. menerima lima pistol dan amunisi dari Abdel Al G., kemudian mengangkutnya ke Austria untuk disimpan di Wina. “Langkah-langkah ini secara eksplisit dimaksudkan untuk mempersiapkan serangan teroris di Jerman,” demikian bunyi pernyataan kejaksaan.
Mohammed A. kini menunggu proses ekstradisi dari Inggris ke Jerman, di mana ia akan dihadapkan ke hakim investigasi di Pengadilan Federal. Badan Kejahatan Nasional Inggris mengonfirmasi penangkapan dilakukan oleh unit ekstradisi spesialis di pusat London, dengan sidang lanjutan dijadwalkan di Pengadilan Magistrates Westminster pada Senin depan.
Baca juga : KPK Tegaskan Independensi Penyelidikan Proyek Kereta Cepat Whoosh di Tengah Komitmen Presiden Prabowo
Hamas secara tegas membantah keterlibatan dengan para tersangka, menyebut tuduhan hubungan dengan kelompok tersebut sebagai “tidak berdasar.” Pernyataan ini menambah lapisan kompleksitas pada investigasi, di tengah upaya otoritas Eropa untuk memetakan alur senjata yang diduga berasal dari operasi asing tak teridentifikasi.
Kasus ini menyoroti kerentanan institusi Yahudi di Eropa terhadap ancaman transnasional, sekaligus menunjukkan peningkatan koordinasi intelijen pasca-konflik Timur Tengah. Analis keamanan independen mencatat bahwa penemuan semacam ini sering kali menjadi titik awal pengungkapan jaringan yang lebih luas, meski detail operasional tetap dirahasiakan untuk menjaga integritas penyelidikan. Hingga kini, tidak ada indikasi serangan langsung yang terganggu, tetapi otoritas terus memantau perkembangan untuk mencegah eskalasi.
Pewarta : Setiawan Wibisono

