
RI News Portal. Sanggau — Dalam upaya memperkuat reintegrasi sosial dan pemberdayaan ekonomi bagi perempuan warga binaan, Wakil Bupati Sanggau, Susana Herpena, melakukan kunjungan kerja ke Rumah Tahanan (Rutan) Kelas IIB Sanggau. Kunjungan ini menandai dimulainya pelatihan peningkatan kapasitas perempuan di bidang ekonomi sebagai bagian dari program kemitraan bhakti sosial Pemerintah Kabupaten Sanggau.
Dalam sambutannya, Susana menegaskan pentingnya pendekatan berbasis keterampilan untuk menghapus stigma terhadap eks-narapidana perempuan. “Kami ingin para warga binaan keluar dari rutan dengan bekal keterampilan, bukan stigma. Tadi kita juga sudah serahkan 1000 bibit ikan sebagai langkah awal pelatihan budidaya,” ujarnya.
Program pelatihan ini dirancang untuk membekali warga binaan dengan keterampilan praktis yang relevan dengan kebutuhan ekonomi lokal. Kegiatan melibatkan pelaku usaha dan koperasi mikro sebagai mitra pelatihan, dengan fokus pada produksi mandiri, budidaya ikan, dan pertanian rumah tangga.

Selain aspek produksi, pelatihan juga diarahkan untuk mendukung ketahanan pangan melalui budidaya ikan dan tanaman. Susana menambahkan bahwa pelatihan lanjutan akan mencakup pertanian produktif sebagai bagian dari strategi jangka panjang pemberdayaan warga binaan.
“Kami ingin mereka tidak hanya memiliki keterampilan, tapi juga kepercayaan diri saat kembali ke keluarga. Mereka juga akan kita siapkan sebagai petani produktif melalui pelatihan pertanian selanjutnya,” tegasnya.
Program ini mencerminkan komitmen Pemkab Sanggau dalam mengurangi diskriminasi terhadap perempuan eks-narapidana melalui pendekatan rehabilitatif yang inklusif dan berkelanjutan. Dengan membekali warga binaan perempuan dengan keterampilan ekonomi, pemerintah daerah berharap mereka dapat berkontribusi secara positif setelah bebas.
Baca juga : Penindakan Ajaran Menyimpang di Aceh Utara: Polres Ringkus Enam Pengikut Millah Abraham
“Dengan pembekalan keterampilan yang tepat, mereka tidak hanya siap kembali ke masyarakat, tapi juga mampu memberi dampak positif bagi lingkungan sekitar. Ini adalah investasi sosial jangka panjang bagi daerah,” tutup Susana.
Program ini dapat dikaji sebagai model intervensi sosial berbasis kapasitas lokal yang mengintegrasikan aspek gender, ekonomi, dan ketahanan pangan. Pendekatan ini sejalan dengan prinsip restorative justice dan pembangunan inklusif, serta membuka ruang bagi penelitian lebih lanjut mengenai efektivitas pelatihan ekonomi dalam proses reintegrasi sosial warga binaan perempuan.
Pewarta : Eka Yuda
