
RI News Portal. Jakarta — Ketegangan konflik Rusia–Ukraina kembali memuncak setelah Kremlin menegaskan bahwa meski Rusia terbuka pada peluang perdamaian, pencapaian tujuan strategis tetap menjadi prioritas utama. Pernyataan ini disampaikan Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov pada Minggu (20/7), hanya beberapa hari setelah Presiden Amerika Serikat Donald Trump memberikan tenggat waktu 50 hari kepada Moskow untuk menyepakati gencatan senjata atau menghadapi sanksi ekonomi yang lebih berat.
Peskov menekankan bahwa Presiden Vladimir Putin “berulang kali menyatakan keinginan untuk menyelesaikan konflik secara damai,” namun menegaskan bahwa proses ini tidak mudah dan membutuhkan usaha panjang. Kremlin masih memegang syarat bahwa Ukraina harus menarik pasukan dari empat wilayah yang dianeksasi Rusia pada September 2022, menolak upaya bergabung dengan NATO, dan menerima pembatasan kekuatan militer. Tuntutan tersebut sejauh ini ditolak keras oleh Kyiv dan sekutunya di Barat.

Di tengah kebuntuan diplomasi, Rusia justru meningkatkan intensitas serangan jarak jauh terhadap kota-kota di Ukraina. Laporan angkatan udara Ukraina menunjukkan bahwa dalam satu malam Rusia meluncurkan 57 drone, termasuk tipe Shahed dan drone umpan (decoy), di mana 18 berhasil ditembak jatuh. Beberapa serangan menyebabkan korban sipil di Zaporizhzhia, Kharkiv, dan Sumy, serta kerusakan infrastruktur listrik yang memengaruhi ratusan rumah.
Dari pihak AS, Presiden Trump memperingatkan akan memberlakukan “tarif dagang sangat keras” jika kesepakatan damai tidak tercapai dalam 50 hari. Trump juga mengumumkan jalur pasokan senjata baru untuk Ukraina, termasuk sistem pertahanan udara Patriot yang menjadi prioritas Kyiv dalam menghadapi serangan drone dan rudal Rusia. Kebijakan ini menandai sikap lebih tegas Washington setelah frustrasi atas negosiasi damai yang gagal.
Baca juga :
Sementara itu, Kementerian Pertahanan Rusia melaporkan keberhasilan pasukannya menembak jatuh 93 drone Ukraina yang menyerang wilayah Rusia, termasuk beberapa yang mendekati Moskow. Wali Kota Moskow, Sergei Sobyanin, mengonfirmasi bahwa satu drone menghantam apartemen di Zelenograd, namun tidak menimbulkan korban jiwa. Eskalasi saling serang ini menunjukkan bahwa jalan menuju resolusi damai masih panjang, dengan kedua pihak tetap bertahan pada posisi strategis masing-masing.
Pewarta : Setiawan Wibisono
