
RI News Portal. Tel Aviv, Israel 4 Juli 2025 — Serangkaian serangan udara dan penembakan yang dilakukan pasukan Israel di Jalur Gaza pada Rabu malam hingga Kamis (waktu setempat) menewaskan sedikitnya 94 warga Palestina. Di antara korban tersebut, 45 orang diketahui sedang berupaya mendapatkan bantuan pangan, menurut laporan rumah sakit dan Kementerian Kesehatan Gaza.
Salah satu serangan mematikan menghantam kamp tenda di Gaza selatan saat para pengungsi tertidur. Sedikitnya 13 anggota satu keluarga, termasuk enam anak berusia di bawah 12 tahun, tewas dalam insiden itu. “Anak-anakku, anak-anakku… kekasihku,” ratap seorang ibu, Intisar Abu Assi, di hadapan jenazah anak, cucu, dan menantunya.
Di Gaza tengah, serangan pada Rabu malam juga menewaskan delapan orang, termasuk Heba Abu Etiwi (6 tahun), yang jenazahnya ditemukan bersama saudaranya di dekat lapak penjual falafel. Sementara itu, serangan terpisah di sekolah yang menampung pengungsi di Kota Gaza menewaskan 15 orang.

Selain korban akibat serangan udara, semakin banyak warga sipil yang tewas dalam penembakan saat mereka berusaha memperoleh bantuan. Setidaknya lima orang tewas di jalan menuju lokasi distribusi pangan Gaza Humanitarian Foundation (GHF), organisasi bantuan yang didukung Israel. Sebanyak 40 orang lainnya tewas saat menunggu truk bantuan PBB di berbagai titik.
Para saksi mata melaporkan bahwa pasukan Israel kerap melepaskan tembakan ke arah kerumunan warga yang mendekati lokasi distribusi. Sejak GHF mulai beroperasi pada Mei, lebih dari 500 warga Palestina dilaporkan tewas dan ratusan lainnya terluka di sekitar lokasi pembagian bantuan.
Sementara itu, Amnesty International dalam laporan terbarunya menuduh Israel terus menggunakan kelaparan warga sipil sebagai senjata perang. Amnesty menilai distribusi bantuan oleh GHF hanyalah upaya untuk meredam kritik internasional, sementara akses pangan dan bantuan tetap dibatasi. Laporan ini segera dibantah Kementerian Luar Negeri Israel yang menuduh Amnesty “menyebarkan propaganda Hamas.”
Baca juga : Trump Tahan Bantuan Senjata ke Ukraina, Dapat Dukungan Pendukung Garis Keras
Israel menyatakan bahwa GHF dibentuk untuk menggantikan sistem distribusi PBB, yang dituding Israel telah dimanfaatkan Hamas untuk mengambil sebagian besar bantuan. Namun, tuduhan ini dibantah PBB dan lembaga kemanusiaan lainnya, yang justru menilai GHF tidak memadai dan membahayakan warga sipil.
Sejak awal perang pada 7 Oktober 2023, Kementerian Kesehatan Gaza mencatat lebih dari 57.000 warga Palestina tewas, dengan lebih dari separuh korban adalah perempuan dan anak-anak. Perang ini dipicu serangan Hamas yang menewaskan sekitar 1.200 orang di Israel selatan dan menyandera 250 lainnya.
Kini, Israel dan Hamas dikabarkan sedang mendekati kesepakatan gencatan senjata selama 60 hari. Kesepakatan ini diharapkan dapat menghentikan perang yang telah berlangsung lebih dari 21 bulan dan menyebabkan lebih dari 90% dari 2,3 juta penduduk Gaza kehilangan tempat tinggal.
Pewarta : Setiawan S.TH
