RI News Portal. Paris – Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy menyatakan bahwa rancangan rencana perdamaian yang saat ini dirumuskan bersama Amerika Serikat menunjukkan kemajuan yang lebih baik dibandingkan versi-versi sebelumnya. Namun, ia menegaskan bahwa persoalan wilayah pendudukan tetap menjadi titik tersulit dalam negosiasi.
“Dokumen ini terlihat lebih baik,” ujar Zelenskyy dalam konferensi pers bersama Presiden Prancis Emmanuel Macron di Istana Élysée, Senin (1/12/2025). “Namun, isu teritorial, pendanaan rekonstruksi, dan pemulihan pascaperang tidak akan dapat diselesaikan tanpa keterlibatan penuh mitra-mitra Eropa kami.”
Menurut Zelenskyy, negosiator Ukraina dan Amerika Serikat menghabiskan lebih dari enam jam hanya untuk membahas beberapa poin krusial terkait wilayah. “Ini menunjukkan betapa rumitnya masalah ini,” katanya. Ia menambahkan bahwa jaminan keamanan jangka panjang – baik dari Washington maupun Brussel – harus dirumuskan secara sangat rinci agar proposal yang diajukan tetap memiliki kredibilitas di mata publik Ukraina dan komunitas internasional.

Zelenskyy mengungkapkan bahwa Amerika Serikat telah menyampaikan visi lengkapnya kepada delegasi Ukraina dan berencana membawa isu serupa ke dalam kontak langsung berikutnya dengan Rusia. “Kami masih terus bekerja. Detail lengkapnya akan saya ketahui setelah delegasi kami kembali dan melaporkan secara bertahap,” ujarnya. Delegasi tersebut dijadwalkan terbang ke Irlandia terlebih dahulu sebelum menyampaikan evaluasi tahap demi tahap kepada kepemimpinan di Kyiv.
Dalam kesempatan yang sama, Zelenskyy juga menyinggung spekulasi mengenai masa depan kantor kepresidenan menyusul pengunduran diri Andriy Yermak pekan lalu, setelah kantornya menjadi objek pemeriksaan Badan Antikorupsi Nasional Ukraina (NABU).
“Saya akan melakukan konsultasi mendalam setelah kembali ke Kyiv,” kata Zelenskyy. Ia menekankan bahwa pemilihan kepala kantor kepresidenan yang baru tidak hanya soal penggantian personal, melainkan penyesuaian struktur manajemen di tengah tantangan yang semakin kompleks.
Baca juga : Netanyahu Hadir di Pengadilan Tel Aviv: Permintaan Grasi Korupsi Picu Badai Politik di Israel
“Kami membutuhkan figur yang mampu mengoordinasikan proses politik domestik, diplomasi intensif, dan isu keamanan secara simultan,” tegasnya. “Diplomasi saat ini bukan lagi hanya pertemuan rutin, tetapi penyiapan posisi tawar yang kuat dalam negosiasi yang menentukan masa depan negara.”
Pernyataan Zelenskyy di Paris ini menjadi sinyal terbaru bahwa meskipun ada nada optimisme terukur dari sisi Kyiv dan Washington, jalan menuju kesepakatan damai yang berkelanjutan masih dipenuhi rintangan berat – terutama terkait pengakuan status wilayah yang diduduki Rusia sejak 2014 dan 2022 serta arsitektur keamanan pasca-perang yang dapat diterima semua pihak.
Pewarta : Setiawan Wibisono

