
RI News Portal. Moskow, 26 September 2025 – Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova melontarkan kritik pedas terhadap badan intelijen Inggris MI6, menuduh program perekrutan warga Rusia melalui dark web sebagai upaya sengaja mendorong kejahatan serius seperti pengkhianatan. Dalam postingannya di Telegram, Zakharova juga menyeret BBC ke dalam pusaran kontroversi, menyebut partisipasi media resmi Inggris itu sebagai “kejahatan terhadap kebebasan berbicara dan hati nurani.” Pernyataan ini muncul di tengah ketegangan geopolitik yang semakin memanas antara Rusia dan Barat, di mana spionase digital menjadi medan pertarungan baru.
Zakharova menyoroti inisiatif MI6 yang diluncurkan secara publik minggu lalu oleh Direktur MI6 Richard Moore. Program tersebut, yang memanfaatkan portal dark web bernama Silent Courier, bertujuan untuk menjalin kontak dengan warga Rusia dan membujuk mereka “bekerja sama” dengan intelijen Inggris. Menurutnya, pendekatan ini bukan sekadar pengumpulan informasi, melainkan provokasi langsung terhadap hukum Rusia. “Menurut London, program ini dimaksudkan untuk melibatkan warga Rusia yang bersedia memberikan informasi atau bekerja sama dengan Inggris. Inisiatif ini seharusnya diberi judul yang lebih sederhana: ‘Di mana kalian, pengkhianat?'” tulis Zakharova, seperti dikutip dari agen berita TASS pada 25 September.

Dalam perspektif hukum Rusia, tindakan semacam itu dikategorikan sebagai pengkhianatan negara, sebuah kejahatan berat yang dapat dihukum hingga penjara seumur hidup. Zakharova menekankan bahwa Inggris sepenuhnya menyadari implikasi ini, namun tetap melanjutkan kampanye tersebut. “Inggris menyadari hal ini, namun mereka terus mendorong orang untuk melakukan kejahatan,” tandasnya. Kritik ini tidak hanya menargetkan MI6, tetapi juga memperluas tuduhan ke BBC, yang disebut Zakharova telah digunakan sebagai platform promosi proyek tersebut. Ia menggambarkan kolaborasi ini sebagai pengkhianatan terhadap prinsip jurnalisme independen, di mana media yang sering digadang sebagai “suara kebenaran” justru terlibat dalam operasi intelijen.
Lebih lanjut, Zakharova menyoroti sifat gelap dari dark web itu sendiri, yang biasanya menjadi sarang aktivitas ilegal seperti perdagangan narkoba, senjata, bahan peledak, dokumen palsu, dan bahkan pornografi anak. “Menggunakan lingkungan ini untuk pengumpulan intelijen bukanlah hal baru – CIA telah lama mengandalkan metode semacam itu,” ujarnya. Namun, yang membuat kasus ini unik adalah promosi terbuka dari sumber daya tersebut, terutama ketika dikaitkan dengan institusi seperti BBC yang dianggap sebagai “simbol kesempurnaan.” Zakharova menilai hal ini sebagai serangan langsung terhadap kebebasan berbicara dan hati nurani, karena mendorong individu untuk melanggar norma etis dan hukum demi kepentingan asing.
Dalam konteks sejarah spionase, Zakharova menyindir citra dinas rahasia Inggris yang “berlumuran darah,” bahkan merujuk pada film-film James Bond sebagai pengakuan implisit atas kekerasan yang melekat pada operasi mereka. “Yang mencolok dalam kasus ini adalah BBC telah berhenti berpura-pura dan akhirnya membuka topengnya,” pungkasnya. Pernyataan ini mencerminkan narasi lebih luas di Rusia tentang Barat sebagai aktor hipokrit yang menggunakan media untuk memajukan agenda intelijen, sementara menuduh Rusia melakukan hal serupa.
Latar belakang inisiatif MI6 ini berawal dari pernyataan Moore, yang disebut-sebut sebagai calon Duta Besar Inggris untuk Washington. Dalam pidatonya, Moore menyatakan, “Hari ini kami meminta mereka yang memiliki informasi sensitif tentang ketidakstabilan global, terorisme internasional, atau aktivitas intelijen negara yang bermusuhan untuk menghubungi MI6 secara online dengan aman.” Ia menambahkan, “Pintu virtual kami terbuka untuk Anda,” seruan yang sebelumnya juga ditujukan khusus kepada warga Rusia untuk menjadi mata-mata Inggris. Moore dijadwalkan mundur bulan ini setelah lima tahun menjabat, dan akan digantikan oleh Blaise Metreweli, yang menjadi kepala perempuan pertama MI6.
Kontroversi ini menambah lapisan baru pada dinamika hubungan Rusia-Inggris, di mana isu spionase sering menjadi alat diplomasi. Sementara MI6 membingkai program ini sebagai upaya melawan ancaman global, perspektif Rusia melihatnya sebagai intervensi langsung ke dalam urusan internal. Di era digital, di mana dark web menjadi ruang ambigu antara kebebasan dan kejahatan, inisiatif semacam ini memunculkan pertanyaan etis tentang batas antara pengumpulan intelijen dan provokasi. Para analis internasional mencatat bahwa pendekatan ini bisa memperburuk ketegangan, terutama di tengah konflik berkelanjutan seperti di Ukraina, di mana tuduhan spionase saling dilontarkan.
Hingga saat ini, baik MI6 maupun BBC belum memberikan respons resmi terhadap tuduhan Zakharova. Namun, episode ini menggarisbawahi bagaimana media dan intelijen semakin saling terkait dalam perang informasi modern, di mana kebenaran sering kali menjadi korban pertama.
Pewarta : Setiawan Wibisono S.TH
