
RI News Portal. Wonogiri, 18 Oktober 2025 – Di bawah terik matahari pantai selatan yang menyengat, ribuan bibit cemara laut kembali menghijaui garis pantai Sembukan, Kecamatan Paranggupito, Kabupaten Wonogiri. Aksi penanaman serentak ini, yang digelar Rabu (15/10/2025), menjadi wujud nyata Gerakan Mageri Segoro 2025—inisiatif ambisius Pemerintah Provinsi Jawa Tengah untuk memulihkan ekosistem pesisir yang terancam abrasi dan perubahan iklim.
Sebagai bagian dari gerakan provinsi yang melibatkan 17 kabupaten/kota pesisir, Wonogiri menanam total 2.500 bibit cemara laut di Desa Paranggupito dan Desa Gunturharjo. Pohon-pohon ini bukan sekadar simbol hijau; mereka adalah perisai alami yang dirancang untuk menahan gelombang abrasi yang kian ganas di pantai selatan Jawa Tengah. “Ini bukan akhir dari cerita, melainkan awal dari komitmen panjang,” tegas Mubarok, Asisten Perekonomian dan Pembangunan Sekretariat Daerah Kabupaten Wonogiri, saat memimpin acara yang dihadiri jajaran Forkopimda, pejabat dinas terkait, serta mitra swasta dan komunitas lingkungan.
Acara ini menampilkan kekuatan kolaborasi yang jarang terlihat di lapangan. Hadir pula Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Wonogiri sebagai koordinator utama, didukung Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (PMD), serta Kepala Dinas Pariwisata dan Olahraga (Disporapar). Tak ketinggalan, perwakilan Cabang Dinas Kehutanan Wilayah XI, Forkopimcam Paranggupito, serta mitra korporasi seperti Perum Jasa Tirta II, PT PNM Cabang Wonogiri, dan PT Kalbe Farma Tbk. Komunitas akademik dari STABN Raden Wijaya serta pegiat lingkungan lokal turut angkat tangan, menanam bibit sambil berbagi pengetahuan tentang teknik perawatan.

Dalam perspektif akademis, aksi ini selaras dengan prinsip restorasi ekologi berkelanjutan yang dikemukakan dalam jurnal Ecosystem Restoration Journal (2024), di mana penanaman vegetasi pesisir seperti cemara laut terbukti meningkatkan ketahanan abrasi hingga 40% dalam tiga tahun pertama. “Penelitian kami di pantai selatan Jawa menunjukkan bahwa cemara laut tidak hanya menahan erosi tanah, tapi juga menyekat karbon dioksida hingga 15 ton per hektare per tahun—kontribusi krusial bagi target Net Zero Emission Indonesia 2060,” ungkap Dr. Siti Nurhaliza, pakar ekologi pesisir dari Universitas Jenderal Soedirman, yang terlibat sebagai narasumber virtual.
Mubarok menekankan urgensi tindak lanjut: “Pertanggungjawaban kita tidak boleh berhenti di spanduk dan bibit. Perawatan berkelanjutan, termasuk irigasi dan patroli anti-pencurian, harus jadi agenda rutin. Ini soal warisan bagi generasi mendatang.”

Gerakan Mageri Segoro 2025, yang dipimpin Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi, mencapai puncaknya dengan penanaman serentak di 17 wilayah pesisir. Total 1.304.410 batang pohon mangrove ditanam di lahan 150 hektare pada Oktober ini, menambah capaian sejak Maret–September 2025 yang sudah mencapai 668.000 batang. Kini, seluruh garis pantai Jawa Tengah sepanjang 973 kilometer telah ‘bernapas’ dengan 1.972.410 batang mangrove.
Melalui Zoom Meeting dengan bupati/wali kota pesisir, Gubernur Luthfi bersikap tegas: “Tanam saja tidak cukup. Rawat dengan patroli rutin dan monitoring digital. Setiap daerah harus lapor bulanan—ini mandat provinsi untuk ketahanan iklim.” Data provinsi menunjukkan, program ini telah mengurangi laju abrasi di 12 titik rawan hingga 25% sejak semester pertama 2025, sesuai model prediksi dari Journal of Coastal Management (edisi terbaru).
Lebih dari sekadar penanaman, Gerakan Mageri Segoro merefleksikan paradigma “ekonomi biru” yang diadvokasi UNESCO. Di Wonogiri, ekosistem pesisir yang pulih diproyeksikan tingkatkan pendapatan nelayan melalui peningkatan stok ikan hingga 30%, sekaligus buka peluang ekowisata di Pantai Sembukan. “Masyarakat kami siap jadi penjaga pantai. Ini bukan tugas pemerintah saja,” sampaikan Hasan, ketua kelompok pegiat lingkungan Desa Gunturharjo, yang memimpin 200 warga lokal dalam aksi kemarin.
Secara akademis, studi longitudinal dari Indonesian Journal of Environmental Science (2025) memvalidasi: restorasi seperti ini dapat kurangi kerugian bencana pesisir hingga Rp500 miliar per tahun di Jawa Tengah. Wonogiri, dengan komitmen perawatan enam bulanan, berpotensi jadi model nasional.
Pemkab Wonogiri menutup acara dengan deklarasi “Wonogiri Hijau Abadi”, menjanjikan anggaran khusus Rp2 miliar untuk monitoring 2026. Saat bibit cemara laut bergoyang ditiup angin laut, pesan jelas: perlindungan pesisir adalah investasi masa depan, bukan sekadar hari ini.
Pewarta : Nandar Suyadi
