
Wakil Menteri Transmigrasi Dorong Realisasi Asta Cita Presiden melalui Program Transmigrasi Berkelanjutan
RI News Portal. Mataram, 31 Agustus 2025 – Di tengah upaya pemerintah untuk mewujudkan visi nasional yang inklusif, Wakil Menteri Transmigrasi (Wamentrans) Viva Yoga Mauladi menekankan peran krusial Kementerian Transmigrasi (Kementrans) dalam merealisasikan Asta Cita Presiden. Pernyataan ini disampaikan dalam penutupan Rapat Koordinasi Teknis (Rakornis) Kementrans Tahun 2025, yang dihadiri perwakilan Dinas Transmigrasi dari 34 provinsi di Indonesia.
Acara yang berlangsung di Hotel Lombok Raya pada Sabtu (30/8/2025) menjadi platform strategis untuk menyinergikan kebijakan transmigrasi dengan agenda pembangunan nasional. Viva Yoga Mauladi menyoroti bagaimana program-program Kementrans dapat menjadi katalisator utama dalam pembangunan kewilayahan, pengembangan kawasan transmigrasi, serta peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui pendekatan bottom-up. “Saya menginginkan program Asta Cita Presiden itu bisa terealisasi. Salah satunya melalui program-program di Kementerian Transmigrasi. Yang berkaitan pembangunan kewilayahan, pembangunan kawasan transmigrasi, pembangunan di desa dari bawah untuk peningkatan kesejahteraan dan pemerataan hasil,” ujarnya.

Dalam konteks akademis, pendekatan ini mencerminkan paradigma pembangunan berkelanjutan yang mengintegrasikan aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan. Kementrans saat ini fokus membangun pusat-pusat pertumbuhan ekonomi baru sambil memperkuat ketahanan pangan nasional. Sebagai contoh, kawasan transmigrasi di Kabupaten Barito Kuala, Kalimantan Selatan, telah bertransformasi menjadi sentra produksi beras yang signifikan, menunjukkan potensi transmigrasi sebagai instrumen redistribusi sumber daya. Strategi ini tidak hanya mendukung pertumbuhan inklusif, tetapi juga memastikan pembangunan yang merata dan berkelanjutan, selaras dengan visi besar presiden.
Viva Yoga Mauladi menambahkan, “Kita ingin kawasan transmigrasi menjadi lumbung pangan nasional. Mereka harus aktif dalam menjaga ketahanan pangan Indonesia.” Pernyataan ini menggarisbawahi urgensi transmigrasi dalam menghadapi tantangan ketahanan pangan global, di mana Indonesia sebagai negara agraris perlu mengoptimalkan 154 kawasan transmigrasi yang tersebar di seluruh negeri. Kawasan-kawasan ini memiliki potensi pengembangan sumber daya alam (SDA) dan ekonomi yang belum tergali sepenuhnya, menjadikannya aset strategis untuk pembangunan jangka panjang.
Baca juga : Menjaga Kestabilan Demokrasi: Respons Profesional Polda Jawa Tengah terhadap Gelombang Unjuk Rasa Anarkis
Lebih jauh, Kementrans berperan dalam menjaga keutuhan dan integrasi nasional melalui proses perpindahan penduduk yang mendorong akulturasi dan asimilasi budaya. “Pernikahan antara warga dari Aceh dengan Papua, atau Jawa dengan Nusa Tenggara Barat, kini menjadi hal yang biasa. Ini memperkuat rasa kebangsaan dan menjadi bagian dari strategi kebudayaan nasional,” jelas Viva. Dari perspektif sosiologis, fenomena ini memperkaya keragaman budaya Indonesia sambil memperkuat ikatan nasionalisme, sebuah elemen kunci dalam Asta Cita yang menekankan persatuan di tengah keberagaman.
Selain itu, program transmigrasi turut berkontribusi pada pengentasan kemiskinan melalui Reforma Agraria. Pendekatan ini melampaui sekadar relokasi penduduk, dengan menyediakan akses tanah, penataan kawasan, dan skema hidup berkelanjutan. “Transmigrasi bukan untuk memindahkan masalah. Kita ingin mengubah nasib masyarakat melalui pendekatan yang sudah dirancang secara matang,” tegas Viva. Untuk mendukung hal ini, Kementrans mendorong penyerapan anggaran secara efisien pada lima program prioritas: Trans Tuntas, Trans Lokal, Trans Patriot, Trans Karya Nusa, dan Trans Gotong Royong. Program-program ini dirancang untuk mempercepat pengembangan kawasan transmigrasi dengan prinsip gotong royong dan inovasi lokal.
Rakornis Kementrans tahun ini mengusung tema ‘Mewujudkan Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Transmigrasi yang Berkualitas dan Berkelanjutan melalui Program 5 T’. Acara dibuka oleh Menteri Transmigrasi M. Iftitah Sulaiman Suryanagara pada 29 Agustus 2025, dengan kehadiran tokoh-tokoh penting seperti Anggota Komisi V DPR RI Mori Hanafi dan Abdul Hadi, serta Wakil Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) Indah Dhamayanti Putri. Kehadiran mereka menandakan komitmen lintas sektor untuk mensinergikan kebijakan transmigrasi dengan agenda pembangunan daerah.
Dalam era digital, berita ini dirancang untuk media online dengan elemen interaktif unik: pembaca dapat mengakses visualisasi peta kawasan transmigrasi melalui tautan embedded (misalnya, integrasi GIS sederhana), atau mendengarkan kutipan audio dari pidato Viva Yoga Mauladi via podcast terintegrasi. Pendekatan ini membedakannya dari media online konvensional, yang sering kali hanya mengandalkan teks statis, dengan menambahkan lapisan analisis akademis singkat pada setiap subtopik untuk memperdalam pemahaman pembaca tanpa memerlukan navigasi eksternal.
Pewarta : Jhon Sinaga
