
RI News Portal. Semarang, 21 September 2025 – Di tengah upaya nasional untuk meningkatkan kualitas gizi masyarakat, Wakil Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia (Wakapolri), Komjen Pol Prof. Dr. Dedi Prasetyo, S.H., M.Hum., M.Si., M.M., melakukan peninjauan langsung terhadap pembangunan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Polri di Jl. Empu Sendok Raya, Kelurahan Gedawang, Kecamatan Banyumanik, Kota Semarang, Jawa Tengah. Kunjungan ini tidak hanya memverifikasi kemajuan fisik proyek, tetapi juga menekankan peran strategis Polri dalam mendukung agenda pembangunan manusia berkelanjutan.
Dalam inspeksi tersebut, Wakapolri memastikan bahwa progres pembangunan telah mencapai 98,5 persen, memasuki fase akhir yang meliputi penyelesaian instalasi peralatan dan uji coba operasional. Fasilitas ini dirancang untuk segera beroperasi penuh, dengan target pelayanan yang luas dan inklusif. SPPG Semarang diharapkan mampu menjangkau setidaknya 4.000 penerima manfaat, mencakup kelompok prioritas seperti ibu hamil, ibu menyusui, balita, dan pelajar. Pendekatan ini mencerminkan komitmen terhadap pencegahan stunting dan peningkatan kesehatan generasi muda, yang sering menjadi fokus studi akademis di bidang gizi masyarakat.

Untuk memastikan kelancaran operasi, Polri telah merekrut dan melatih 53 relawan yang akan bertanggung jawab atas distribusi makanan bergizi serta pendampingan di lapangan. Relawan ini bukan hanya sebagai tenaga pelaksana, melainkan juga agen edukasi yang membantu masyarakat memahami pentingnya pola makan seimbang. Pendekatan ini mengintegrasikan elemen partisipatif, di mana komunitas lokal dilibatkan secara aktif, berbeda dari model distribusi konvensional yang lebih sentralisasi.
Pembangunan SPPG ini merupakan manifestasi dukungan Polri terhadap program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang digagas pemerintah. Secara nasional, Polri telah membangun jejaring yang luas: 102 unit SPPG sudah beroperasi dan memberikan layanan langsung di berbagai wilayah, sementara 31 unit berada dalam tahap persiapan awal, dan 484 unit lainnya sedang dalam proses konstruksi. Total, ada 617 unit yang terintegrasi dalam peta pembangunan nasional, menunjukkan skala ambisius yang jarang dibahas dalam laporan media konvensional. Angka-angka ini bukan sekadar statistik, melainkan indikator komitmen institusional untuk mengatasi ketimpangan gizi, khususnya di kalangan kelompok rentan seperti anak-anak dan perempuan.
Dari perspektif akademis, inisiatif ini selaras dengan kerangka pembangunan berkelanjutan, di mana akses gizi menjadi fondasi untuk mencapai target Generasi Emas 2045. Studi-studi di bidang kesehatan publik sering menyoroti bagaimana investasi pada gizi dini dapat menghasilkan dampak jangka panjang, seperti peningkatan produktivitas dan pengurangan beban kesehatan nasional. Wakapolri, dalam pernyataannya, menegaskan bahwa SPPG bukan hanya infrastruktur fisik, melainkan instrumen sosial untuk membangun masa depan bangsa.
Baca juga : Meriahnya Kirab Harhubnas dan HUT Sulut di Manado: Polsek Sario Pastikan Keamanan Maksimal
“Program MBG Polri merupakan komitmen Polri untuk memastikan masyarakat, khususnya generasi penerus bangsa, mendapatkan akses gizi yang layak dan terjangkau untuk mewujudkan generasi Indonesia emas 2045. Kami juga mendorong SPPG Polri segera beroperasi melayani masyarakat, terutama para penerima manfaat,” ujar Komjen Pol Dedi Prasetyo.
Kunjungan ini diakhiri dengan arahan untuk mempercepat penyelesaian tahap akhir, dengan harapan peresmian dapat dilakukan dalam waktu dekat. Di tengah dinamika media online yang sering berfokus pada berita sensasional, laporan ini menyoroti aspek substantif: bagaimana kolaborasi antara kepolisian dan program pemerintah dapat menjadi model inovatif untuk pelayanan publik. Dengan ekspansi SPPG yang terus berlanjut, Polri tidak hanya memperkuat peranannya sebagai penegak hukum, tetapi juga sebagai mitra strategis dalam pembangunan sosial, membuka peluang bagi masyarakat untuk merasakan manfaat gizi berkelanjutan secara lebih merata.
Pewarta : Nandang Bramantyo
