RI News Portal. Kyiv, 11 November 2025 – Presiden Volodymyr Zelenskyy menyatakan keinginan mendesak untuk memperoleh 25 baterai sistem pertahanan udara Patriot buatan Amerika Serikat guna memperkuat ketahanan Ukraina menghadapi gelombang serangan udara Rusia yang semakin intens. Pernyataan ini disampaikan di tengah krisis energi nasional yang memaksa jutaan warga menghadapi pemadaman listrik bergilir menjelang musim dingin yang keras.
Dalam wawancara eksklusif, Zelenskyy mengakui kendala produksi dan biaya tinggi sistem tersebut, yang diperkirakan mencapai miliaran dolar AS per unit. Namun, ia mengusulkan skema pertukaran antar-sekutu: negara-negara Eropa dapat menyerahkan stok Patriot mereka kepada Ukraina sambil menunggu lini produksi AS memenuhi penggantian. “Waktu bukan sekadar faktor logistik; ia menentukan kelangsungan hidup bangsa kami,” tegasnya.
Serangan Rusia terhadap infrastruktur energi telah berevolusi menjadi pola yang lebih terfragmentasi dan destruktif. Berbeda dari fase awal invasi yang menyasar pembangkit listrik utama, kini Moskwa menerapkan strategi “serangan berurutan regional” dengan menargetkan gardu induk lokal dan subsiasi distribusi. Pendekatan ini mempersulit upaya perbaikan terpusat dan memperpanjang durasi pemadaman di tingkat kabupaten.

Data Kementerian Energi Ukraina menunjukkan kerusakan kumulatif telah mencapai 60 persen kapasitas distribusi di wilayah timur dan selatan. Penggunaan drone kamikaze yang dilengkapi kamera termal dan algoritma pengenalan sasaran telah meningkatkan akurasi serangan hingga 40 persen dibandingkan tahun sebelumnya, menurut analisis independen dari lembaga riset pertahanan Eropa.
Di front timur, pertempuran memperebutkan Pokrovsk—kota logistik kunci di Donetsk—memasuki fase kritis. Zelenskyy mengklaim Rusia telah memusatkan 170.000 personel dalam radius 50 kilometer, didukung oleh artileri berat dan batalion mekanis baru. Meski terjadi jeda taktis dalam 72 jam terakhir, proyeksi intelijen menunjukkan kemungkinan eskalasi dalam 5-7 hari ke depan seiring konsolidasi pasukan Rusia di sektor barat daya kota.
Sementara NATO terus mengoordinasikan pengiriman senjata berat melalui mekanisme pembelian kolektif—dengan Jerman baru saja menyerahkan baterai Patriot tambahan—ketidakpastian politik di Washington pasca-transisi pemerintahan AS menimbulkan kekhawatiran baru. Paket bantuan militer senilai $61 miliar yang disetujui Kongres AS pada April 2024 kini memasuki tahap akhir distribusi, sementara sinyal dari Gedung Putih yang baru menunjukkan prioritas negosiasi daripada eskalasi persenjataan.
Baca juga : Prabowo Subianto Tiba di Sydney: Kunjungan Balasan yang Perkuat Aliansi Strategis Indonesia-Australia
Para ahli strategi militer memperingatkan bahwa tanpa penguatan pertahanan udara signifikan sebelum Desember, Ukraina berisiko mengalami “kaskade kegagalan sistem energi” yang dapat memicu krisis kemanusiaan berskala besar. Suhu rata-rata Januari di Kyiv diproyeksikan mencapai minus 15 derajat Celsius, sementara cadangan bahan bakar untuk generator darurat hanya mencukupi 45 hari pada konsumsi saat ini.
Di balik narasi militer, dimensi sosial dari krisis ini mulai terlihat. Rumah sakit di Kharkiv dan Odessa melaporkan peningkatan 30 persen kasus hipotermia pada lansia akibat pemadaman pemanas. Sekolah-sekolah beralih ke pembelajaran daring dengan jadwal terbatas, sementara UMKM kehilangan pendapatan rata-rata 70 persen selama jam tanpa listrik.
Zelenskyy menutup pernyataannya dengan nada yang jarang ia tunjukkan: campuran ketegasan dan kerentanan. “Kami bukan meminta belas kasihan; kami meminta alat untuk bertahan hidup. Setiap hari penundaan adalah nyawa yang hilang, bukan sekadar statistik.”
Pewarta : Setiawan Wibisono

