
RI News Portal. Washington, AS — Presiden Amerika Serikat Donald Trump dikabarkan tengah mempertimbangkan pertemuan langsung dengan Presiden Rusia Vladimir Putin dalam waktu dekat, sebagai bagian dari upaya diplomatik untuk mengakhiri perang Rusia-Ukraina. Informasi ini disampaikan oleh seorang pejabat Gedung Putih kepada Associated Press, Rabu (6/8), dengan syarat anonim.
Meski belum ada jadwal atau lokasi yang ditentukan, kabar ini muncul setelah utusan khusus Trump, Steve Witkoff, bertemu dengan Putin di Moskow. Trump menyebut pertemuan tersebut “sangat produktif” dan mengklaim bahwa “kemajuan besar telah dicapai.”
Dalam pernyataan resmi, Juru Bicara Gedung Putih Karoline Leavitt mengatakan bahwa Rusia telah menyatakan keinginan untuk bertemu dengan Trump, dan Presiden AS terbuka untuk bertemu dengan baik Putin maupun Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy.

Pertemuan Witkoff dan Putin berlangsung selama tiga jam dan membahas krisis Ukraina serta kemungkinan kerja sama strategis antara Washington dan Moskow. Kremlin menyebut diskusi tersebut “konstruktif dan berguna.”
Sementara itu, Zelenskyy mengonfirmasi bahwa dirinya berbicara dengan Trump melalui telepon setelah pertemuan Witkoff-Putin. Ia menyebut bahwa para pemimpin Eropa juga turut serta dalam percakapan tersebut. “Tampaknya Rusia kini lebih terbuka terhadap gencatan senjata,” ujar Zelenskyy, seraya menekankan pentingnya kewaspadaan terhadap potensi manipulasi dari Moskow.
Di tengah upaya diplomatik ini, Rusia kembali melancarkan serangan ke wilayah sipil Ukraina. Serangan terbaru menghantam pusat rekreasi di Zaporizhzhia, menewaskan dua orang dan melukai 12 lainnya, termasuk anak-anak. Zelenskyy menyebut serangan tersebut sebagai “aksi kejam tanpa tujuan militer.”
Gedung Putih sebelumnya menetapkan tenggat waktu bagi Rusia untuk mencapai kesepakatan damai, dengan ancaman sanksi ekonomi berat. Trump juga mengancam akan mengenakan tarif tinggi terhadap negara-negara yang membeli minyak Rusia, termasuk China dan India.
Baca juga : Boyolali Bukan Ladang Migas, Tapi Mafia Migas Panen Solar Subsidi di Sini
Namun, Trump mengakui bahwa Rusia cukup lihai dalam menghindari sanksi. “Mereka memang licik,” ujarnya.
Di sisi lain, Rusia terus menunjukkan kekuatan militernya. Putin baru-baru ini mengumumkan bahwa rudal hipersonik terbaru Rusia telah resmi digunakan, dan Moskow tidak lagi terikat oleh moratorium peluncuran rudal nuklir jarak menengah.
Ketegangan antara Rusia dan Amerika Serikat semakin meningkat, dengan mantan Presiden Rusia Dmitry Medvedev memperingatkan potensi konflik bersenjata. Sebagai respons, Trump memerintahkan pemindahan posisi dua kapal selam nuklir AS.
Meski situasi di garis depan Ukraina semakin kritis, para analis menilai bahwa pertahanan Ukraina masih bertahan. Namun, tekanan diplomatik dan ekonomi terhadap Kremlin berisiko memperburuk hubungan internasional.
Pewarta : Setiawan Wibisono S.TH
