
RI News Portal. Dubai 27 Juni 2025 — Presiden Amerika Serikat Donald Trump menegaskan pada Jumat (waktu setempat) bahwa Iran harus membuka akses bagi inspeksi internasional untuk memastikan tidak mengaktifkan kembali program nuklirnya. Hal itu disampaikan Trump dalam konferensi pers di Gedung Putih, menyusul rencana pertemuan dengan pihak Iran pekan depan.
Trump menyebut Badan Energi Atom Internasional (IAEA) atau pihak lain yang dipercaya — termasuk Amerika sendiri — harus diizinkan melakukan pemeriksaan. Sementara itu, Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi menyatakan kemungkinan negosiasi baru soal program nuklir Iran kini menjadi “lebih rumit” akibat serangan Amerika Serikat ke tiga lokasi strategis milik Iran yang menimbulkan kerusakan serius.
Kesepakatan nuklir tahun 2015 antara Iran dan sejumlah negara besar sempat membatasi program pengayaan uranium Iran dengan imbalan pencabutan sanksi, namun ditinggalkan secara sepihak oleh Trump pada masa jabatan pertamanya.

Araghchi menegaskan belum ada keputusan resmi untuk memulai kembali pembicaraan. “Belum ada kesepakatan, belum ada waktu, bahkan belum dibicarakan sama sekali,” katanya dalam wawancara televisi Iran.
Ketegangan di kawasan meningkat setelah Israel melancarkan serangan besar ke Iran pada 13 Juni lalu, menargetkan situs nuklir, fasilitas pertahanan, serta ilmuwan dan pejabat militer tinggi Iran. Dalam 12 hari serangan, Israel mengklaim menewaskan sekitar 30 komandan militer Iran dan 11 ilmuwan nuklir, menghancurkan delapan fasilitas terkait nuklir dan lebih dari 720 infrastruktur militer. Kelompok Human Rights Activists yang berbasis di Washington melaporkan sedikitnya 1.000 orang tewas, termasuk 417 warga sipil.
Iran membalas dengan meluncurkan lebih dari 550 rudal balistik ke Israel. Sebagian besar berhasil dicegat, namun beberapa menghantam wilayah permukiman dan menewaskan 28 orang.
Baca juga : Rusia dan Ukraina Saling Gempur Drone, Putin Isyaratkan Pembicaraan Damai Baru di Istanbul
Minggu lalu, AS ikut menargetkan tiga lokasi penting Iran dengan serangan rudal jelajah dan bom penembus bunker dari pesawat B-2, yang diklaim berhasil melumpuhkan program nuklir Iran. Iran kemudian membalas dengan menyerang pangkalan AS di Qatar, meski tidak menimbulkan korban jiwa.
Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei menuduh Trump melebih-lebihkan kerusakan akibat serangan tersebut, sementara pejabat militer Israel mengklaim kemampuan Iran untuk memperkaya uranium hingga tingkat senjata telah dinetralisir dalam jangka panjang.
Direktur IAEA Rafael Grossi juga menyebut kerusakan di fasilitas Fordo yang terletak di dalam gunung “sangat besar”, dengan banyak sentrifugal yang tidak lagi berfungsi akibat hantaman bom.
Meski demikian, Iran belum memutuskan apakah akan mengizinkan inspektur IAEA masuk menilai kerusakan tersebut. Araghchi mengatakan untuk sementara, para inspektur akan tetap ditolak masuk.
Pewarta : Setiawan S.TH
