
RI News Portal. Washington 10 Juli 2025 — Presiden Amerika Serikat Donald Trump memutuskan untuk melanjutkan kembali pengiriman senjata pertahanan ke Ukraina setelah sebelumnya Pentagon mengumumkan penundaan sebagian bantuan militer. Keputusan itu diambil setelah Trump merasa pengumuman penundaan dilakukan tanpa koordinasi yang jelas dengan Gedung Putih.
Pekan lalu, Pentagon menyatakan akan menahan pengiriman rudal Patriot, artileri presisi, dan sejumlah senjata lainnya dengan alasan stok dalam negeri yang menipis. Namun langkah tersebut justru mengejutkan banyak pihak, termasuk pejabat Ukraina, anggota parlemen AS, bahkan sebagian pejabat pemerintahan Trump sendiri.
Trump menyatakan pada Senin malam bahwa Ukraina harus mampu membela diri, terutama di tengah serangan udara Rusia yang semakin intens. “Mereka diserang sangat hebat sekarang,” ujarnya. Saat ditanya siapa yang menyetujui penundaan itu, Trump menjawab dengan nada kesal, “Saya tidak tahu. Kenapa tidak Anda yang memberitahu saya?”

Juru bicara Pentagon Kingsley Wilson membantah bahwa Menteri Pertahanan Pete Hegseth bertindak tanpa konsultasi. Ia menyebut langkah itu telah dikoordinasikan lintas lembaga, dan bahwa rekomendasi diberikan sebagai bagian dari evaluasi menyeluruh terkait bantuan militer.
Trump juga menyatakan kekesalannya terhadap Presiden Rusia Vladimir Putin, yang ia nilai memperpanjang perang secara tidak perlu. Ia bahkan mempertimbangkan sanksi keras terhadap negara-negara yang masih membeli minyak Rusia, seperti China dan India.
Baca juga : Gaza Kembali Membara, 40 Warga Tewas Diserang Israel
Sementara itu, proses audit inventaris senjata AS masih berlangsung, dengan fokus pada jenis-jenis amunisi kritis seperti peluru 155mm dan rudal Patriot yang jumlahnya mulai mengkhawatirkan. Produksi peluru tersebut juga mengalami keterlambatan, dan target produksi baru diperkirakan tercapai pada 2026.
Senator Mitch McConnell menyambut baik keputusan Trump, dan mendorong Presiden untuk tidak terpengaruh oleh kelompok isolasionis di dalam pemerintahannya. “Presiden harus tetap pada komitmennya mendukung Ukraina, termasuk dengan memperkuat kapasitas produksi senjata kita sendiri,” ujarnya.
Pewarta : Setiawan S.TH


Kebenaran menuju kesuksesan