
RI News Portal. Sragen, 27 Agustus 2025 – Di tengah upaya pemerintah daerah untuk meningkatkan kualitas ruang publik, Kabupaten Sragen menargetkan transformasi jalur utama dari Alun-alun Sragen hingga exit tol Pungkruk, Sidoharjo, melalui program glowingisasi. Inisiatif ini, yang diprioritaskan selama masa kepemimpinan Bupati Sigit Pamungkas dan Wakil Bupati Suroto, bertujuan menciptakan lingkungan perkotaan yang lebih inklusif dan estetis. Pada tahun 2025, fokus awal glowingisasi akan menyasar segmen jalan dari depan Atrium Sragen hingga simpang empat Poltas Sragen, dengan alokasi dana mencapai Rp15 miliar.
Program glowingisasi ini bukan sekadar perbaikan infrastruktur, melainkan pendekatan holistik dalam perencanaan kota yang mengintegrasikan elemen humanisasi ruang publik. Konsep ini selaras dengan prinsip urbanisme berkelanjutan, di mana trotoar tidak lagi dipandang sebagai jalur pejalan kaki semata, tetapi sebagai ekstensi ruang sosial yang mendukung interaksi komunitas. Kepala Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman, Pertanahan, dan Tata Ruang (Disperkimtaru) Sragen, Aris Wahyudi, mengungkapkan rencana ini saat diwawancarai secara eksklusif di sela kunjungannya ke Solo pada Rabu (27/8/2025).

Menurut Aris, tahap awal saat ini masih berfokus pada penyelesaian detail engineering design (DED) untuk penataan trotoar di kedua sisi Jalan Raya Sukowati Sragen. “DED ini diharapkan rampung akhir September 2025,” ujarnya. Gambaran umum desain menekankan pendekatan humanis, di mana trotoar dari depan Atrium ke arah barat akan direvitalisasi untuk memberikan ruang bersantai bagi warga Sragen. Harapannya, penataan ini dapat meluas hingga exit tol Pungkruk, meskipun untuk 2025 prioritas diberikan pada segmen Atrium hingga simpang empat Poltas.
Secara teknis, trotoar akan diturunkan sekitar 10 cm dari level jalan utama untuk mengurangi risiko kecelakaan dan meningkatkan aksesibilitas, sambil diperlebar hingga mencapai lebar total 3,5 meter di masing-masing sisi. “Konsep kami menjadikan trotoar lebih humanis, memberikan ruang santai bagi masyarakat. Elevasi yang lebih rendah dan pelebaran hingga 1 meter di kanan-kiri akan membuatnya lebih nyaman,” jelas Aris. Fasilitas pendukung seperti kursi, taman mini, meja, tempat sampah, dan lampu taman akan ditambahkan, sehingga trotoar berfungsi ganda: sebagai jalur pejalan kaki dan zona rekreasi outdoor.
Baca juga : Gubernur Jateng Tekankan Peran Mahasiswa Vokasi sebagai Tulang Punggung Investasi Masa Depan
Pendekatan ini mencerminkan tren global dalam desain kota yang berorientasi pada manusia, seperti yang diterapkan di kota-kota Eropa di mana ruang publik dirancang untuk mendorong aktivitas sosial dan mengurangi ketergantungan pada kendaraan pribadi. Aris menambahkan bahwa di malam hari, warga diharapkan dapat menikmati suasana santai di sepanjang Jalan Raya Sukowati, lengkap dengan fasilitas yang mendukung kegiatan berjalan-jalan keluarga. “Kami ingin masyarakat Sragen bisa bersantai di luar ruangan, memanfaatkan taman-taman existing dan trotoar baru ini,” katanya.
Pelaksanaan program ini direncanakan secara bertahap untuk mengakomodasi keterbatasan anggaran dan tantangan teknis. Pada 2025, Rp15 miliar akan dialokasikan untuk tahap pertama, diikuti Rp10 miliar pada 2026. “Kami tidak bisa langsung menyelesaikan semuanya karena kondisi lapangan bervariasi, seperti adanya gorong-gorong dan infrastruktur lain,” ungkap Aris. Salah satu inovasi kunci adalah pemindahan jaringan kabel udara—termasuk kabel listrik dan telekomunikasi—ke sistem bawah tanah, menghilangkan kekacauan visual seperti yang terlihat di depan Alun-alun Sragen saat ini.
Lebih lanjut, glowingisasi ini juga mencakup pemanfaatan bangunan eks Gedung Pemda Sragen di utara Alun-alun, yang direncanakan menjadi ruang terbuka hijau sesuai Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW). “Pengerjaan dimulai tahun depan setelah DED selesai. Kami tidak secara keseluruhan merobohkan bangunan, tapi memanfaatkannya untuk ruang hijau. Beberapa bagian mungkin dipertahankan, tergantung desain akhir,” papar Aris. Pendekatan ini sejalan dengan agenda nasional untuk meningkatkan rasio ruang terbuka hijau di daerah perkotaan, yang sering kali terpinggirkan oleh pembangunan komersial.
Secara keseluruhan, program glowingisasi Sragen ini diharapkan tidak hanya mempercantik wajah kota, tetapi juga mendorong perekonomian lokal melalui peningkatan aktivitas wisata dan sosial. Dengan integrasi elemen hijau dan humanis, inisiatif ini potensial menjadi model bagi kabupaten lain di Indonesia dalam mewujudkan kota yang ramah pejalan kaki dan berkelanjutan. Namun, keberhasilan bergantung pada partisipasi masyarakat dan pengawasan ketat terhadap penggunaan anggaran publik. Aris optimistis, “Ini langkah maju untuk Sragen yang lebih nyaman dan hidup.”
Pewarta : Adiat Santoso
