
RI News Portal. Wonogiri, 12 Agustus 2025 — Ribuan relawan dari berbagai lapisan dan organisasi di Kabupaten Wonogiri berkumpul dalam acara silaturahmi dan latihan gabungan yang diselenggarakan oleh Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) bersama Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Wonogiri. Bertempat di Gedung Olahraga (GOR) Wonogiri, kegiatan ini menjadi momentum tahunan untuk memperkuat sinergi, kesiapsiagaan, dan kapasitas tanggap bencana di wilayah rawan bencana tersebut.
Acara ini dihadiri oleh Bupati Wonogiri Setyo Sukarno, Kepala BPBD Fuat Wahyu Pratama, Kepala Markas PMI Warjo S.Sos, para camat se-Kabupaten Wonogiri, serta seluruh lapisan relawan dari berbagai organisasi kemanusiaan. Kehadiran para pemangku kepentingan ini mencerminkan komitmen lintas sektor dalam membangun sistem penanggulangan bencana yang inklusif dan berkelanjutan.
Dalam pidato pembukaan, Kepala BPBD Fuat Wahyu Pratama memaparkan evaluasi penanganan bencana selama tahun 2025, yang meliputi banjir, tanah longsor, angin kencang, serta kebakaran hutan, lahan, dan permukiman. Ia menekankan pentingnya kesiapsiagaan berbasis komunitas dan pelatihan terpadu sebagai fondasi ketahanan daerah.

Kegiatan dilanjutkan dengan pemaparan materi dan simulasi penanggulangan bencana, termasuk pelatihan pertolongan pertama yang dipandu oleh relawan dari Dinas Kesehatan RSUD Wonogiri. Simulasi ini bertujuan meningkatkan keterampilan teknis relawan dalam menghadapi situasi darurat secara cepat dan tepat.
Bupati Setyo Sukarno dalam sambutannya menyampaikan bahwa seluruh 25 kecamatan di Kabupaten Wonogiri telah membentuk Desa Tangguh Bencana (Destana). Ia mengapresiasi semangat dan dedikasi para relawan yang telah membangun kesadaran kolektif terhadap lingkungan dan kemanusiaan secara sukarela dan terlatih.
“Relawan adalah wajah kemanusiaan yang paling nyata. Mereka hadir bukan karena kewajiban, tetapi karena panggilan nurani,” ujar Setyo Sukarno.
Sebagai bagian dari pelatihan, BPBD juga menggelar simulasi evakuasi dan memperkenalkan berbagai jenis peralatan penanggulangan bencana. Dari alat pemadam kebakaran hingga perlengkapan evakuasi medis, peserta diberikan pemahaman teknis mengenai fungsi dan prosedur penggunaan alat secara langsung.
Baca juga : Aksi Damai Aliansi GERAM di Lampung Timur: Tuntutan Putra Daerah dalam Penempatan Pejabat Strategis
Kegiatan ini mencerminkan model kolaboratif antara pemerintah daerah dan masyarakat sipil dalam membangun sistem penanggulangan bencana yang partisipatif. Pembentukan Destana di seluruh kecamatan menunjukkan keberhasilan pendekatan berbasis komunitas yang didorong oleh regulasi dan kesadaran lokal.
Namun, tantangan ke depan terletak pada konsistensi pelatihan, distribusi peralatan, dan integrasi data kebencanaan lintas sektor. Diperlukan kebijakan yang mendukung pendanaan berkelanjutan, penguatan kapasitas kelembagaan, serta sistem monitoring dan evaluasi yang adaptif terhadap dinamika risiko.
Pewarta : Nandar Suyadi
