RI News Portal. Damaskus 29 November 2025 – Serangan udara yang diduga dilakukan Angkatan Udara Israel pada Jumat dini hari (28/11) di kota Beit Jinn, kawasan pedesaan barat daya Damaskus, menewaskan sedikitnya 10 warga sipil, termasuk perempuan dan anak-anak. Serangan ini terjadi beberapa jam setelah terjadinya bentrokan darat antara patroli militer Israel dengan penduduk lokal, menurut laporan otoritas Suriah dan sumber medis di Damaskus.
Menurut keterangan yang dihimpun dari rumah sakit-rumah sakit penerima korban di ibu kota, jenazah seorang perempuan dan 11 korban luka-luka — di antaranya seorang perempuan dan seorang anak kecil — tiba di Rumah Sakit al-Mouwasat sejak Jumat pagi. Kondisi sebagian korban dilaporkan berada dalam tingkat keparahan sedang hingga kritis akibat luka pecahan bom dan runtuhan bangunan.
Beit Jinn, yang terletak sekitar 12 km dari garis pemisah Golan yang diduduki Israel, kembali menjadi titik panas setelah pasukan Israel dilaporkan memasuki wilayah kota pada Kamis malam hingga Jumat dini hari. Saksi mata setempat menyebutkan patroli mekanis Israel memasuki kawasan pemukiman sebelum dihadang dan dikepung oleh warga bersenjata ringan. Baku tembak sporadis berlangsung sekitar satu jam sebelum pasukan Israel menarik diri ke arah Bukit Bat al-Warda di pinggiran kota, diikuti serangkaian serangan udara intensif yang menyasar permukiman penduduk.

Hingga Jumat sore, aktivitas drone bersenjata Israel masih terdeteksi di atas Beit Jinn dan jalur evakuasi menuju Mazraat Beit Jinn, menghambat masuknya tim penyelamat. Pertahanan Sipil Suriah menyatakan secara resmi bahwa mereka belum dapat melakukan operasi pencarian dan evakuasi karena risiko tinggi dari sisa amunisi yang belum meledak serta serangan berulang terhadap setiap pergerakan di sekitar akses utama kota.
Akibat situasi tersebut, gelombang pengungsian massal terjadi sejak Jumat subuh. Puluhan keluarga meninggalkan Beit Jinn dengan kendaraan pribadi maupun berjalan kaki menuju desa-desa di pegunungan Qatana dan wilayah Sahnaya yang relatif lebih jauh dari radius operasi Israel. Beberapa keluarga terpaksa mengungsi tanpa membawa barang berharga karena serangan udara berulang setiap kali terdeteksi adanya pergerakan kendaraan di jalan raya.
Para analis keamanan yang berbasis di Damaskus menilai insiden ini sebagai eskalasi paling serius di front barat daya Suriah sejak gencatan senjata informal pasca-perang Gaza 2023–2024. Beit Jinn selama beberapa tahun terakhir dianggap zona penyangga sensitif, di mana kehadiran milisi pro-Iran dan Hizbullah pernah menjadi alasan Israel melakukan serangan terbatas. Namun serangan Jumat dini hari kali ini menyasar langsung kawasan permukiman padat penduduk, memunculkan pertanyaan baru mengenai perubahan doktrin operasional Israel di perbatasan Suriah.
Hingga berita ini diturunkan, belum ada pernyataan resmi dari Kementerian Pertahanan Israel terkait operasi tersebut. Pihak Suriah sendiri belum merilis data korban akhir maupun kerusakan infrastruktur karena akses ke lokasi masih ditutup total.
Situasi di Beit Jinn tetap tegang. Aktivitas drone Israel terus berlangsung hingga malam hari, sementara warga yang masih bertahan di dalam kota melaporkan ledakan sporadis di kejauhan. Risiko korban jiwa bertambah akibat tertundanya operasi penyelamatan terus membayangi penduduk sipil yang terjebak di bawah reruntuhan.
Pewarta : Setiawan Wibisono

