
RI News Portal. Kyiv, Ukraina 01 Juni 2025 – Serangan udara yang dilancarkan oleh Federasi Rusia melalui pesawat nirawak (drone) dan rudal kembali menelan korban jiwa di wilayah Ukraina pada Sabtu (31/5), menewaskan sedikitnya dua orang sipil, termasuk seorang anak perempuan berusia 9 tahun. Serangan ini terjadi di tengah ketidakpastian pelaksanaan perundingan damai antara Ukraina dan Rusia yang dijadwalkan berlangsung di Istanbul pada awal pekan mendatang.
Berdasarkan keterangan resmi Angkatan Udara Ukraina, sebanyak 109 drone dan lima rudal diluncurkan Rusia pada malam hari hingga Sabtu pagi, dengan target menyebar di berbagai wilayah. Dari jumlah tersebut, tiga rudal dan 42 drone berhasil dihancurkan oleh sistem pertahanan udara Ukraina, sementara 30 drone lainnya gagal mencapai sasaran. Serangan tersebut tetap menyebabkan kerusakan dan korban jiwa.
Korban anak-anak kembali jatuh di desa garis depan Dolynka, wilayah Zaporizhzhia, yang terkena dampak langsung dari serangan. Gubernur Zaporizhzhia, Ivan Fedorov, menyatakan bahwa satu rumah hancur dan beberapa bangunan lainnya rusak akibat gelombang kejut dari ledakan. Seorang anak laki-laki berusia 16 tahun dilaporkan mengalami luka-luka dalam insiden tersebut.

Di wilayah Kherson, seorang pria dilaporkan tewas akibat penembakan yang dilakukan pasukan Rusia. Pemerintah Rusia belum mengeluarkan pernyataan resmi terkait dua insiden tersebut.
Sementara itu, Kementerian Pertahanan Rusia mengklaim telah merebut desa Novopil di Donetsk dan Vodolahy di wilayah Sumy, Ukraina bagian utara. Menyikapi situasi yang memburuk, otoritas Ukraina memerintahkan evakuasi wajib di 11 permukiman tambahan di Sumy, menjadikan total 213 wilayah permukiman berada dalam status evakuasi. Wilayah ini diketahui berbatasan langsung dengan Kursk, Rusia.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy menyampaikan bahwa sekitar 50.000 tentara Rusia telah dikerahkan di kawasan perbatasan utara, dengan dugaan rencana membentuk zona penyangga di dalam wilayah Ukraina. Hal ini mengindikasikan pergeseran strategi militer Rusia dari perang frontal ke pendekatan dominasi teritorial secara bertahap.
Panglima Militer Ukraina, Jenderal Oleksandr Syrskyi, dalam pernyataannya menegaskan bahwa Rusia saat ini memfokuskan ofensif militer di Pokrovsk, Toretsk, dan Lyman (Donetsk), serta wilayah Sumy. Ia juga menyatakan bahwa pasukan Ukraina masih mempertahankan posisi di wilayah Kursk, meskipun Rusia membantah klaim tersebut dan mengklaim telah mengusir seluruh pasukan Ukraina dari wilayahnya sejak April 2025.
Di sisi lain, serangan drone Ukraina terhadap sasaran di wilayah Kursk, Rusia, dilaporkan melukai 14 orang, termasuk empat anak-anak. Serangan tersebut mengenai gedung apartemen di kota Rylsk dan desa Artakovo. Gubernur wilayah Kursk, Alexander Khinshtein, mengonfirmasi insiden tersebut.
Dalam perkembangan diplomatik, Andrii Yermak—penasihat utama Presiden Zelenskyy—menyatakan bahwa Ukraina bersedia melanjutkan perundingan damai di Istanbul pada Senin mendatang, tetapi menuntut agar Rusia menyerahkan memorandum resmi yang menguraikan posisi dan usulan damai sebagaimana telah dijanjikan.
Presiden Zelenskyy menuding Rusia telah menghambat jalannya diplomasi dengan tidak transparan dalam dokumen tersebut. “Rusia menyembunyikan dokumen ini tanpa alasan yang jelas. Tidak ada kejelasan format atau isi. Ini merusak proses diplomatik,” ungkap Zelenskyy melalui Telegram.
Moskow sebelumnya menyatakan akan menyerahkan memorandum itu dalam forum perundingan, tetapi belum memberikan kepastian waktu atau isi dokumen.
Situasi ini menunjukkan eskalasi simultan antara jalur militer dan diplomatik, memperlihatkan kompleksitas dalam proses resolusi konflik. Pendekatan “perundingan sambil perang” (negotiating while fighting) yang dilakukan kedua belah pihak menjadi karakteristik utama dalam konflik Ukraina-Rusia saat ini. Penundaan dokumen oleh Rusia dan ketegangan di garis depan menandakan masih jauhnya kesepahaman strategis, bahkan di tataran format negosiasi.
Pewarta : Setiawan. S.TH

#rinewsadvertaising, #iklanrinews, #ruangiklan, #terkinirinews,
#beritarinews, #viralrinews, #updaterinews, #inforinews,
#beritarepublikindonesia, #beritaindonesia, #republikindonesianews,
#indonesianews, #republicindonesianews, #republicindonesiannews,
#beritacepat, #beritabaru, #ri_news, #republikindonesiaportal, #pertalberitaindonesia,
#rinewsportal, #republikindonesiaportal, #republicindonesianewsportal, #republicindonesianportal