RI News Portal. Kyiv 3 November 2025 – Konflik Rusia-Ukraina memasuki fase baru dalam perang infrastruktur menjelang musim dingin 2025, dengan kedua belah pihak melancarkan serangan terkoordinasi terhadap aset energi dan logistik strategis. Data lapangan menunjukkan pola eskalasi yang sistematis, di mana kerusakan listrik massal dan gangguan rantai pasok energi menjadi senjata utama untuk melemahkan kapasitas operasional lawan.
Di wilayah Odesa, serangan drone Rusia pada pukul 02.15 waktu setempat menargetkan fasilitas parkir kendaraan sipil di kawasan pelabuhan. Korban jiwa tercatat dua orang tewas dan tiga luka berat, dengan kerusakan sekunder pada jaringan distribusi listrik lokal. Serangan ini merupakan bagian dari gelombang ketiga dalam 72 jam terakhir yang menyasar koridor Laut Hitam selatan.
Sementara itu, wilayah Zaporizhzhia mengalami pemadaman listrik terluas sejak Oktober 2024, memengaruhi 58.700 pelanggan tetap. Serangan kombinasi drone kamikaze dan rudal jelajah menghantam gardu induk 330 kV, menyebabkan gangguan kaskade pada sistem pemanas distrik. Dokumentasi visual dari otoritas regional menunjukkan kerusakan struktural pada tiga trafo utama, memaksa penerapan jadwal pemadaman bergilir hingga 12 jam per hari di empat oblast.

Pola serangan Rusia menunjukkan pergeseran taktis signifikan: dari penghancuran massal ke sabotase terfokus pada node distribusi energi. Analisis independen mengindikasikan penggunaan drone pengintai beresolusi tinggi untuk pemetaan gardu induk, meningkatkan akurasi serangan hingga 78% dibandingkan kuartal sebelumnya.
Di front balasan, pasukan khusus Ukraina berhasil melumpuhkan terminal ekspor minyak Tuapse melalui operasi drone jarak jauh. Lima serangan presisi menghantam tangki penyimpanan, jalur pemuatan, dan dua kapal tanker berbendera asing. Kebakaran sekunder meluas ke fasilitas penyulingan Rosneft, dengan estimasi kerugian awal mencapai 40.000 ton kapasitas pemrosesan harian.
Presiden Volodymyr Zelenskyy mengklaim bahwa akumulasi serangan jarak jauh terhadap kilang Rusia telah memangkas 20% kapasitas nasional, data yang diverifikasi melalui citra satelit komersial dan laporan intelijen sekutu. Langkah ini bertepatan dengan penerapan sanksi tahap ke-14 Uni Eropa yang menargetkan shadow fleet Rusia, mengurangi pendapatan ekspor minyak hingga 1,2 miliar euro per bulan.
Baca juga : Liga Arab Serukan Inggris Pimpin Rekonstruksi Gaza pada Peringatan 108 Tahun Deklarasi Balfour
Dampak kemanusiaan semakin terasa di wilayah pendudukan parsial. Wilayah Donetsk timur kehilangan 98% pasokan listrik tetap, sementara Kharkiv dan Chernihiv menerapkan protokol darurat pemanas berbasis generator. Gangguan sistem air bersih terpusat telah memicu krisis sanitasi di 14 kota besar, dengan risiko wabah kolera meningkat 40% menurut model prediksi WHO.
Para ahli strategi militer mencatat bahwa perang infrastruktur ini telah berevolusi menjadi kontes ketahanan logistik. Rusia berupaya memutus koridor energi Ukraina sebelum suhu turun di bawah -15°C, sementara Ukraina menargetkan arteri keuangan Kremlin melalui sabotase kilang. Eskalasi ini berpotensi memperpanjang durasi konflik hingga fase musim dingin kelima, dengan implikasi signifikan terhadap stabilitas energi Eropa dan dinamika pasar minyak global.
Pewarta : Setiawan Wibisono

