
RI News Portal. Padang, 29 Agustus 2025 – Sektor jasa keuangan syariah di Sumatera Barat (Sumbar) mencatatkan pertumbuhan signifikan sepanjang paruh pertama tahun 2025. Berdasarkan laporan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Sumbar, total aset perbankan syariah per Juni 2025 mencapai Rp13,65 triliun, melonjak 30,50 persen secara tahunan (year-on-year/yoy).
Pertumbuhan ini didukung oleh peningkatan dana pihak ketiga (DPK) sebesar Rp10,89 triliun, naik 11,84 persen (yoy), serta penyaluran pembiayaan yang mencapai Rp11,42 triliun, tumbuh 28,72 persen (yoy). Tak hanya itu, risiko pembiayaan juga menunjukkan perbaikan, dengan rasio Non-Performing Financing (NPF) turun menjadi 1,58 persen pada Juni 2025, dibandingkan 1,66 persen pada periode yang sama di tahun sebelumnya.
Kepala OJK Sumbar, Roni Nazra, mengungkapkan bahwa pertumbuhan sektor keuangan syariah di Sumbar didorong oleh faktor sosial, budaya, dan agama. “Mayoritas masyarakat Sumbar adalah Minangkabau yang menganut filosofi Adat basandi syarak, syarak basandi Kitabullah. Ini mendorong preferensi terhadap produk keuangan syariah,” ujar Roni pada Jumat (29/8/2025). Ia menambahkan bahwa dukungan Pemerintah Provinsi Sumbar dalam menerapkan ekonomi syariah turut berkontribusi, dengan tujuan menciptakan keadilan dan kesejahteraan ekonomi bagi masyarakat.

Untuk mempercepat akses dan pemahaman masyarakat terhadap keuangan syariah, OJK Sumbar bersama Pemerintah Daerah melalui Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD) menggelar sejumlah inisiatif berbasis syariah. Salah satunya adalah Iktisar Pesantren (Inklusi Keuangan Terintegrasi Pada Pesantren), yang menghubungkan pesantren dengan lembaga jasa keuangan untuk memperluas akses keuangan syariah di kalangan komunitas pendidikan Islam.
Selain itu, program Gerak Syariah (Gebyar Ramadan Keuangan Syariah) yang diadakan setiap bulan Ramadan menjadi andalan OJK untuk meningkatkan literasi dan inklusi keuangan syariah. “Literasi keuangan syariah di Indonesia masih tertinggal dibandingkan keuangan konvensional, padahal kita memiliki populasi muslim terbesar di dunia. Program ini hadir untuk menjawab kebutuhan tersebut,” jelas Roni.
Gerak Syariah mengusung dua pilar utama:
- Kolak (Kajian dan Obrolan seputar Keuangan Syariah), yang berfokus pada edukasi melalui webinar, podcast, talkshow, dan school of syariah.
- Kurma (Kompetisi Keuangan Syariah di Bulan Ramadan), yang mendorong inklusi melalui lomba dan aksi sosial yang melibatkan masyarakat.
Baca juga : Usulan Transformasi Danau Toba: Dari Otorita ke Kawasan Ekonomi Khusus Pariwisata Berkelanjutan
Sepanjang 2025, OJK Sumbar telah menyelenggarakan delapan kegiatan Gerak Syariah, termasuk edukasi, iklan layanan masyarakat, dan aksi sosial. Inisiatif ini tidak hanya meningkatkan pemahaman masyarakat, tetapi juga memperkuat ekosistem keuangan syariah di wilayah tersebut.
Meski menunjukkan pertumbuhan yang menggembirakan, sektor keuangan syariah di Sumbar masih menghadapi tantangan, terutama dalam hal literasi yang belum merata. Namun, dengan dukungan kuat dari pemerintah daerah, kolaborasi lintas sektor, dan program inovatif seperti Iktisar Pesantren dan Gerak Syariah, Sumbar berpotensi menjadi salah satu pusat keuangan syariah terdepan di Indonesia.
Pertumbuhan sektor ini juga diharapkan dapat mendukung perekonomian lokal yang lebih inklusif dan berkeadilan, sejalan dengan visi ekonomi syariah yang menekankan prinsip keadilan dan kesejahteraan bersama.
Pewarta : Sami S
