
RI News Portal. Kyiv, Ukraina 27 Juni 2025 — Rusia dan Ukraina kembali terlibat saling serang dengan drone jarak jauh, yang semakin menjadi ciri khas konflik berkepanjangan selama lebih dari tiga tahun terakhir. Sementara itu, Presiden Rusia Vladimir Putin menyatakan Moskow siap menggelar putaran baru pembicaraan damai langsung di Istanbul.
Putin, dalam kunjungan ke Belarus, mengungkapkan bahwa pejabat Rusia dan Ukraina tengah membahas waktu yang tepat untuk pertemuan baru. Menurutnya, syarat-syarat gencatan senjata akan menjadi agenda utama, meski selama ini Kremlin masih menolaknya.
Konflik Rusia-Ukraina sejauh ini belum menunjukkan tanda mereda, di tengah upaya perdamaian internasional yang dipimpin Amerika Serikat yang belum berhasil memecah kebuntuan. Dua perundingan sebelumnya di Istanbul berlangsung singkat dan tak menghasilkan kesepakatan berarti.

Menteri Pertahanan Ukraina Rustem Umerov menyatakan pihaknya mendorong agar tahap selanjutnya adalah pertemuan langsung antara Presiden Volodymyr Zelenskyy dan Putin. Namun usulan itu kemungkinan akan sulit terwujud, mengingat Putin menegaskan pertemuan puncak hanya bisa dilakukan setelah kesepakatan pokok tercapai — proses yang bisa memakan waktu lama. Putin juga berulang kali menuding Zelenskyy sudah kehilangan legitimasi sejak masa jabatan presidennya berakhir tahun lalu, tuduhan yang ditolak Kyiv dan sekutunya.
Sementara itu, militer Ukraina pada Jumat mengungkapkan bahwa pasukan Rusia meluncurkan 363 drone Shahed dan drone umpan, serta delapan rudal ke wilayah Ukraina pada malam sebelumnya. Dari jumlah itu, pertahanan udara Ukraina berhasil menggagalkan hampir seluruhnya, hanya empat drone yang lolos dan enam rudal berhasil ditembak jatuh.
Di pihak lain, Kementerian Pertahanan Rusia mengklaim berhasil menembak jatuh 39 drone Ukraina di beberapa wilayah, termasuk 19 di Rostov dan 13 di Volgograd. Kedua wilayah tersebut terletak di timur Ukraina.
Baca juga : Iran Klaim “Tampar” Amerika Lewat Serangan ke Pangkalan Udara di Qatar, Peringatkan Serangan Lanjutan
Serangan drone jarak jauh menjadi salah satu taktik utama kedua belah pihak. Ukraina sendiri mengembangkan teknologi drone jarak jauh, termasuk drone laut, dan melatih ribuan pilot drone untuk menghadapi serangan Rusia yang masif.
Pejabat Ukraina juga menyebut kini mulai menerapkan taktik penangkalan baru, seperti penggunaan drone pencegat buatan sendiri untuk menghadapi Shahed, di samping tim penembak darat.
Serangan Ukraina pada Kamis malam sempat memaksa tiga bandara Rusia menghentikan operasi sementara, dan otoritas juga menutup Jembatan Krimea untuk beberapa saat. Namun kedua negara tidak melaporkan adanya kerusakan besar atau korban jiwa akibat rangkaian serangan ini.
Menurut laporan Misi Pemantauan HAM PBB, sejak awal perang hingga April lalu, serangan drone jarak pendek telah menewaskan sedikitnya 395 warga sipil Ukraina dan melukai 2.635 orang, dengan hampir 90% serangan dilakukan oleh pasukan Rusia. Selain menimbulkan ketakutan, serangan ini juga menghambat aktivitas warga, membatasi akses ke kebutuhan pokok dan layanan kesehatan.
Pewarta : Setitiawan S.TH
