
RI News Portal. Klaten, 26 Agustus 2025 – Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kabupaten Klaten terus menunjukkan perkembangan pesat. Hingga kini, sebanyak delapan dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) telah beroperasi, melayani sekitar 24 ribu siswa sebagai penerima manfaat. Program ini menjadi bagian dari upaya nasional untuk meningkatkan kualitas gizi anak sekolah, ibu hamil, dan balita, sekaligus mendorong pemberdayaan ekonomi lokal melalui keterlibatan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).
Wakil Bupati Klaten, Benny Indra Ardianto, menyampaikan bahwa percepatan pelaksanaan program MBG oleh Badan Gizi Nasional (BGN) telah mendorong operasionalisasi dapur-dapur mandiri di wilayahnya. “Ada sekitar 24 ribu penerima manfaat di Kabupaten Klaten. Dengan adanya percepatan dari BGN terkait SPPG kepala dapur, semangat kami semakin terpacu untuk memastikan dapur-dapur mandiri ini dapat beroperasi dengan baik,” ujar Benny kepada wartawan pada Selasa (26/8/2025).

Menurut Benny, keberadaan dapur-dapur tersebut tidak hanya bertujuan memenuhi kebutuhan gizi siswa, tetapi juga menjadi pendorong ekonomi lokal. Dapur-dapur MBG di Klaten telah melibatkan UMKM setempat untuk memasok kebutuhan bahan pangan, seperti sayuran dan daging. “Keterlibatan UMKM ini menjadi langkah strategis untuk memperkuat ekonomi daerah, sekaligus memastikan bahan pangan yang digunakan segar dan berkualitas,” tambahnya.
Pemerintah Kabupaten Klaten menargetkan hingga akhir tahun 2025, setiap kecamatan di wilayahnya memiliki minimal satu dapur MBG mandiri. Dengan total 26 kecamatan di Klaten, pencapaian ini diharapkan dapat memperluas cakupan penerima manfaat. “Kami menargetkan minimal satu dapur per kecamatan hingga akhir tahun ini. Ini adalah langkah awal untuk memastikan program MBG menjangkau seluruh lapisan masyarakat yang membutuhkan,” jelas Benny.
Lebih lanjut, Benny memperkirakan bahwa untuk memenuhi kebutuhan sekolah-sekolah di Klaten, dibutuhkan sekitar 70 dapur MBG. Angka ini belum termasuk dapur yang akan melayani kelompok penerima manfaat lain, seperti ibu hamil dan balita. “Kami optimistis dengan dukungan BGN dan kerja sama berbagai pihak, target ini dapat tercapai secara bertahap,” ungkapnya.
Program MBG di Klaten tidak hanya berfokus pada pemenuhan gizi, tetapi juga memiliki dampak positif terhadap dunia pendidikan. Dengan menyediakan makanan bergizi sesuai standar Angka Kecukupan Gizi (AKG), program ini diharapkan dapat meningkatkan konsentrasi belajar siswa, menurunkan angka putus sekolah, dan mendukung prestasi akademik. Selain itu, keterlibatan UMKM dalam rantai pasok bahan pangan turut menciptakan peluang ekonomi baru, mulai dari petani, peternak, hingga pelaku usaha lokal lainnya.
Keberhasilan program ini juga bergantung pada pengelolaan dapur yang profesional. Setiap dapur MBG dikelola oleh kepala SPPG yang ditunjuk langsung oleh BGN, bekerja sama dengan ahli gizi dan akuntan untuk memastikan kualitas gizi, kebersihan, dan kelancaran distribusi makanan. “Kami terus memastikan bahwa standar operasional dapur memenuhi ketentuan BGN, termasuk penggunaan bahan pangan lokal yang segar dan higienis,” ujar Benny.
Meskipun program MBG di Klaten menunjukkan kemajuan, tantangan seperti keterbatasan infrastruktur dan koordinasi lintas sektoral masih perlu diatasi. Sebelumnya, pelaksanaan MBG di beberapa wilayah Klaten, seperti Kecamatan Karangdowo, sempat tertunda karena masalah teknis, termasuk kesiapan kepala dapur dan sarana-prasarana. Namun, dengan percepatan yang dilakukan BGN, dapur-dapur tersebut kini mulai beroperasi.
Pemerintah Kabupaten Klaten berkomitmen untuk terus memperluas jangkauan program MBG, tidak hanya untuk siswa, tetapi juga untuk ibu hamil dan balita, sebagai bagian dari strategi pencegahan stunting. “Harapan kami, dengan semakin banyak dapur yang beroperasi, manfaat program ini dapat dirasakan lebih luas oleh masyarakat, sekaligus mendukung visi Indonesia Emas 2045 melalui peningkatan kualitas sumber daya manusia,” tutup Benny.
Program MBG di Klaten menjadi salah satu bukti nyata komitmen pemerintah dalam membangun generasi sehat dan produktif, sembari menggerakkan roda ekonomi lokal. Dengan dukungan berbagai pemangku kepentingan, Klaten berupaya menjadi model keberhasilan implementasi MBG di tingkat daerah.
Pewarta : Rendro P
