
RI News Portal. Wonogiri, 5 Agustus 2025 — Ratusan ton buah semangka berhasil dipanen petani di Kecamatan Baturetno, Kabupaten Wonogiri, dalam momentum panen raya yang diselenggarakan serentak dengan dukungan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Wonogiri. Kegiatan yang dipusatkan di Desa Boto tersebut tidak hanya menjadi pesta panen agraris, tetapi juga simbol optimisme baru bagi penguatan ekonomi lokal berbasis hortikultura.
Kepala Dinas Pertanian Wonogiri, Baroto Eko Pujanto, mengungkapkan bahwa total luas panen semangka di Kecamatan Baturetno tahun ini mencapai 30 hektare. Dengan estimasi produktivitas rata-rata sebesar 25 ton per hektare, maka jumlah total produksi semangka di wilayah tersebut diperkirakan mencapai 750 ton. Mengingat harga jual di tingkat petani mencapai Rp4.500 per kilogram, nilai ekonomi dari hasil panen ini diperkirakan mencapai Rp3,3 miliar.
“Semangka dari Baturetno dipasarkan ke berbagai wilayah seperti Kulonprogo (DIY) hingga Jakarta. Bahkan mayoritas hasil panen telah terjual sebelum masa panen berlangsung, menandakan kuatnya jaringan pasar hortikultura lokal kita,” ujar Baroto.

Bupati Wonogiri, Setyo Sukarno, yang turut hadir dalam kegiatan panen raya menyatakan bahwa semangka merupakan salah satu komoditas buah unggulan di Kabupaten Wonogiri. Dengan total luas panen semangka di seluruh kabupaten sebesar 77 hektare pada tahun 2024, Kecamatan Baturetno tercatat sebagai wilayah dengan cakupan penanaman terluas yakni 31 hektare.
“Panen ini bukan hanya tentang buah semangka, tetapi tentang hasil kerja keras para petani, penyuluh pertanian, dan koordinasi lintas sektor. Semangka memberi nilai tambah ekonomi, menciptakan lapangan kerja, dan menyegarkan semangat masyarakat dalam menjaga kedaulatan pangan lokal,” ucap Setyo dalam sambutannya.
Ia juga menyebut bahwa semangka menjadi produk agribisnis strategis yang memiliki keunggulan dalam hal siklus tanam yang relatif singkat, permintaan pasar yang stabil, dan potensi ekspansi ke pasar antarwilayah.
Baca juga : FORPIS Wonogiri Gelar FIVETIVITY: Mendorong PMR Madya Jadi Pelopor Pola Hidup Sehat Lewat Video Edukasi
Dalam konteks pembangunan pertanian yang adaptif terhadap dinamika pasar, Bupati Setyo Sukarno turut mendorong masyarakat untuk menanam cabai sebagai upaya pengendalian inflasi daerah. Ia menyampaikan bahwa lonjakan harga cabai—sebagai komoditas hortikultura strategis—seringkali menjadi pemicu inflasi pada masa-masa tertentu seperti menjelang hari raya atau musim paceklik.
“Cabai bukan hanya komoditas dapur, tetapi juga indikator stabilitas ekonomi rumah tangga. Gerakan tanam cabai adalah langkah strategis dalam pengendalian inflasi dari sisi produksi,” jelasnya.
Data Dinas Pertanian Wonogiri menyebutkan bahwa pada tahun 2024, total luas tanam cabai di kabupaten tersebut mencapai 1.445 hektare, yang terdiri dari 69 hektare cabai besar dan 1.376 hektare cabai rawit. Luas tanam ini mencerminkan besarnya potensi hortikultura dalam kerangka ketahanan pangan dan penguatan ekonomi desa.
Dari perspektif akademik, keberhasilan panen raya semangka di Kecamatan Baturetno mencerminkan sinergi antara bottom-up farming practices dan dukungan top-down policy. Penguatan komoditas hortikultura di daerah seperti semangka dan cabai memperlihatkan bahwa pembangunan pertanian tidak hanya bergantung pada bantuan modal dan teknologi, tetapi juga keterlibatan aktif petani, kemudahan akses pasar, serta jaminan harga jual yang adil.
Selain itu, dinamika pasar yang responsif dan kepastian distribusi hasil panen menjadi faktor penting dalam mendukung keberlanjutan usaha tani hortikultura. Dalam konteks inilah, Pemkab Wonogiri dapat terus memperkuat kolaborasi dengan pelaku agribisnis, koperasi tani, dan pasar regional untuk menjaga kesinambungan pertanian rakyat yang inklusif.
Panen semangka di Baturetno tidak hanya menghadirkan angka-angka produktivitas yang menggembirakan, tetapi juga menjadi representasi dari potensi besar yang dapat diraih apabila pembangunan pertanian dilakukan secara terencana, partisipatif, dan berkelanjutan.
Pewarta : Nandar Suyadi
