
RI News Portal. Jakarta – Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) Nasional kembali menjadi sorotan dalam rangkaian peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia. Tahun ini, sebanyak 76 putra-putri terbaik dari 38 provinsi terpilih untuk mengemban tugas istimewa mengibarkan Sang Saka Merah Putih di Istana Merdeka.
Paskibraka Nasional dipandang bukan sekadar pasukan pengibar bendera, melainkan simbol kebersamaan, kedisiplinan, dan representasi keberagaman bangsa. Proses seleksi yang berlangsung sejak tingkat kabupaten/kota, provinsi, hingga nasional menegaskan betapa ketat dan tingginya standar yang harus dipenuhi. Para anggota dipilih tidak hanya berdasarkan ketahanan fisik dan kekuatan mental, tetapi juga dari pemahaman kebangsaan serta integritas pribadi.
Seleksi Paskibraka dilaksanakan secara berjenjang dan transparan, melibatkan unsur pemerintah daerah, Dinas Pemuda dan Olahraga, serta Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP). Setelah melewati tahap akhir, 76 anggota resmi ditetapkan mewakili seluruh provinsi Indonesia.

Para calon anggota kemudian mengikuti pemusatan pendidikan dan pelatihan nasional di Jakarta pada 25 Juni – 2 Juli 2025. Dalam masa karantina, mereka mendapat pembinaan intensif meliputi kedisiplinan, wawasan kebangsaan, kepemimpinan, serta latihan fisik. Pendidikan ini menjadi bekal penting agar Paskibraka tidak hanya sukses dalam menjalankan upacara, tetapi juga mampu menjadi agen keteladanan di masyarakat setelah kembali ke daerah masing-masing.
Daftar 76 anggota Paskibraka Nasional 2025 memperlihatkan keberagaman identitas bangsa Indonesia, mulai dari Aceh hingga Papua Selatan. Nama-nama yang terpilih antara lain:
- Aceh Muhammad Ridho (SMAN Modal Bangsa)
- Nathania Putri Diwansyah (SMAN 1 Banda Aceh)
- Adinata Kurniawan Harahap (SMA Adzkia Medan)
- Kristine Andeska Br. Ginting (SMAN 1 Pancur Batu)
- Habib Burhan (SMAN 1 Pancung Soal)
- Lulu Athul Fuadah (SMAN 1 Sitiung)
- Rafael Varindra (SMAN 8 Pekanbaru)
- Alya Zahra Khalisah (SMAN 1 Bangkinang)
- Frans Sokhi Lase (SMAN 1 Kota Jambi)
- Nindya Eltsani Fawwaz (SMAN 2 Kota Sungai Penuh)
- Ahmad Noval Al Farizi (SMA Taruna Tunas Bangsa)
- Putu Elysa Boniarta (SMA Kusuma Bangsa)
- Rizqullah Naufal Habibie (SMAN 1 Bengkulu Utara)
- Khanza Nabilla Putri (SMAN 7 Kota Bengkulu)
- Muhammad Ghaalib Al Ghifari (SMAN Kebangsaan Lampung Selatan)
- Ni Made Ira Puspa Nandini (SMAN 1 Seputih Mataram)
- Muhammad Aditya Kenzo Nugraha Alfaiz (MAS Terpadu Bina Insan Cendikia)
- Fitri Atiqah Mahya (SMA 2 Tanjungpandan)
- Bagas Yudha Pratama (SMAN 4 Karimun)
- Thifaal Maahirah Atika (SMAN 1 Tanjungpinang)
- Farrel Argantha Irawan (Sekolah Highscope Indonesia)
- Sultana Najwa (SMAN 82 Jakarta)
- Andi Java Ibnu Hajar Sinjaya (SMA Presiden)
- Kyla Princessa (SMA Labschool Cibubur)
- Muhammad Rasya Alfarelhudy (SMAN 1 Wirosari Grobogan)
- Anindya Putri Aprilia (SMAN 3 Salatiga)
- Faishal Ahmad Kurniawan (SMAN 1 Pundong)
- Naura Aullia Putri Darmawan (SMAN 4 Yogyakarta)
- Arka Bintang Is’adkauthar (SMA Al Hikmah Surabaya)
- Kayla Zahra Tastaftian Elfirin (SMAN 1 Giri Taruna Bangsa)
- Affan Zahwan Ramadhan (SMA Islam Nurul Fikri)
- Daniella Shia Caely (SMA Tarakanita Gading Serpong)
- I Kadek Mentor Sad Ananta Wicaksana (SMAN 9 Denpasar)
- Ni Putu Anindya Permata Wardana (SMAN 7 Denpasar)
- Arafat Abdullah Hanif (AMMAN Academy)
- Mutia Yuningsih (SMAN 3 Sumbawa Besar)
- Paulus Gregorius Afrizal (SMAK Frateran Maumere)
- Merlin Anggareni Mausali (SMAN 1 Kalabahi Alor)
- Gregorius Marhico (SMAN 1 Putussibau)
- Chelsea Olivia (SMKN 1 Sambas)
- Angga Nugraha Za’ahir (SMAN 1 Muara Teweh)
- May Wulandari (SMAN 1 Tamiang)
- Dimas Budiman (SMAN 4 Banjarbaru)
- Alvina Dhiya Kamila Faradisa (SMAN 1 Rantau)
- El-Rayyi Mujahid Faqih (SMK Kehutanan Negeri Samarinda)
- Putri Nur Azizah (SMK Putra Bangsa Kota Bontang)
- Nabil El Zahr (SMA Terpadu Unggulan 1 Tana Tidung)
- Tabella Ismayati Assa (SMKN 1 Tarakan)
- Rahmat Hidayat (SMAN 1 Wonosari)
- Armelya Indira Zahra Habibie (MAN 1 Kota Gorontalo)
- Firji Beeg (SMAN 1 Kotabunan)
- Bianca Alessia Christabella Lantang (SMA Lentera Harapan Tomohon)
- Riswan Komian (SMAN 1 Banggai Laut)
- Anggita Damayanti (SMAN Model Terpadu Madani Palu)
- Hilton Pratama Mantong (SMAN 1 Mamuju)
- Zalfa Naqiyya (SMAN 1 Tinambung)
- Muhammad Faiq Alimuddin (MAN 1 Kendari)
- Waode Alika Zea Chanindya (SMAN 1 Lawa Muna Barat)
- Nadhif Infanteri Ibha (SMAN 1 Gowa)
- Aliah Sakira (SMAN 14 Makassar)
- M. Aqsyahiful Ikram (SMAN 3 Halmahera Barat)
- Beatrix Missy (SMAN 4 Tidore Kepulauan)
- Samuel Frangki Balsala (SMA PGRI Dobo)
- Inggid Christiani Nahak (SMAN 2 Ambon)
- Daya Frans Jemput (SMAN 4 Raja Empat)
- Eterline Putri Wulandari Warmasen (SMAN 1 Kota Sorong)
- Hayavi Arsenal Lemauk (SMAN Kasuari Papua Barat)
- Rhita Lovely Chantika Febiolla Ayomi (SMAN 1 Manokwari)
- Theodorus Alfredo Wanma (SMAN 1 Sentani)
- Friyella Msiren (SMA YPK 2 Biak)
- Mattew Farel Jun Abetyo Sawo Stince Clara Muyapa
- Fransiscus Xaverius Pahabol Hisage Kenny Maria Eluya
- Abraham Sarau (SMA YPK Merauke)
- Tersisia Devota Wanggimo (SMAN 2 Merauke)
(Pemerincian lengkap seluruh anggota dari 38 provinsi telah diumumkan resmi oleh panitia nasional).
Baca juga : Paskibraka: Simbol Disiplin, Nasionalisme, dan Sejarah Panjang Perjuangan Bangsa
Dalam perspektif akademis, kehadiran Paskibraka dapat ditafsirkan sebagai arena pendidikan kebangsaan non-formal yang melibatkan generasi muda. Menurut teori civic education, pembentukan karakter bangsa tidak hanya berlangsung di ruang kelas, melainkan juga melalui pengalaman langsung yang menanamkan disiplin, solidaritas, serta tanggung jawab sosial.
Selain itu, seleksi Paskibraka menegaskan prinsip meritokrasi dalam sistem sosial Indonesia. Mereka yang terpilih adalah representasi keberhasilan kompetisi sehat di antara ribuan pelajar dari seluruh Indonesia. Hal ini sekaligus meneguhkan nilai keadilan partisipatif, di mana setiap provinsi memiliki wakil yang sejajar dalam panggung kenegaraan.
Dalam kajian politik simbolik, Paskibraka dapat dipahami sebagai instrumen negara untuk membangun legitimasi identitas kebangsaan. Kehadiran putra-putri bangsa dari Sabang sampai Merauke di halaman Istana Merdeka menjadi cerminan nyata semboyan “Bhinneka Tunggal Ika.”
Dengan demikian, tugas pengibaran bendera bukan hanya seremonial, melainkan peristiwa politik-kultural yang meneguhkan kesatuan nasional di tengah dinamika sosial-politik yang terus berkembang.
Paskibraka Nasional 2025 tidak hanya menjalankan tugas protokoler, tetapi juga berperan dalam menyemai semangat nasionalisme pada generasi muda. Dengan integritas, dedikasi, dan disiplin, mereka diharapkan menjadi motor penggerak nilai-nilai kebangsaan di tengah masyarakat.
Dalam peringatan HUT Ke-80 Republik Indonesia, kehadiran Paskibraka menjadi pengingat bahwa kemerdekaan bukan hanya warisan, melainkan juga tanggung jawab lintas generasi.
Pewarta : Yogi Hilmawan
