
RI News Portal. Jakarta, 3 Juli 2025 — Tongkat komando Panglima Kodam Jaya/Jayakarta resmi berpindah dari Mayjen TNI Rafael Granada Baay kepada Mayjen TNI Deddy Suryadi dalam upacara serah terima jabatan di Markas Besar Angkatan Darat (Mabesad), Jakarta Pusat, Kamis (3/7). Seremoni tersebut dipimpin langsung oleh Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Maruli Simanjuntak, menandai pergantian pucuk pimpinan di salah satu komando strategis pertahanan ibu kota negara.
Mayjen TNI Deddy Suryadi bukan figur asing dalam jajaran elite TNI Angkatan Darat. Pria kelahiran 14 September 1973 ini merupakan lulusan Akademi Militer tahun 1996, dengan rekam jejak karier yang sarat pengalaman di korps pasukan elite Komando Pasukan Khusus (Kopassus). Kariernya menonjol sejak dipercaya memimpin Batalyon 22 Grup 2/Sandi Yudha Kopassus, kemudian menjabat sebagai Dandenma Kopassus.
Jejak profesional Deddy terus menanjak saat ditunjuk menjadi Komandan Kodim 0623/Cilegon pada 2014–2016, lalu dipercaya sebagai Komandan Grup 2/Sandi Yudha. Kepercayaan strategis berikutnya muncul kala ia diangkat sebagai ajudan Presiden Joko Widodo pada periode 2017–2019, posisi yang menuntut loyalitas, profesionalitas, dan kedekatan dengan agenda strategis kenegaraan.

Usai mengakhiri tugas sebagai ajudan Presiden, Deddy berkiprah di sejumlah jabatan penting antara lain Pamen Denma Mabesad, Kasrem 061/Suryakencana (2020–2021), serta Danrem 074/Warastratama. Pada periode 2021–2022, ia dipercaya menjabat Wakil Komandan Jenderal Kopassus, sebelum kemudian diangkat menjadi Kepala Staf Kodam IV/Diponegoro dan selanjutnya Pangdam IV/Diponegoro. Jabatan terakhir inilah yang kemudian mengantarkannya pada posisi Pangdam Jaya/Jayakarta.
Deddy tercatat membawa sejumlah terobosan saat memimpin Kodam IV/Diponegoro, antara lain program pembangunan Jembatan Merah Putih, pembagian 1.000 pasang sepatu untuk anak sekolah di Jawa Tengah, hingga pembangunan fasilitas Laboratorium Immunotheraphy Nusantara By Terawan di RS Tingkat III Slamet Riyadi. Ragam program tersebut memperlihatkan kepemimpinannya yang responsif terhadap kebutuhan masyarakat sipil di wilayah tugas TNI.
Sementara itu, Mayjen TNI Rafael Granada Baay selaku pejabat lama Pangdam Jaya mendapat promosi jabatan sebagai Sekretaris Utama (Sestama) di Badan Intelijen Negara (BIN). Mutasi ini mencerminkan dinamika penugasan di tubuh TNI, sekaligus menunjukkan pola penempatan perwira tinggi untuk memperkuat fungsi pertahanan dan keamanan nasional secara lintas sektoral.
Baca juga : Gubernur DKI Jakarta Bingung Soal Pajak 10 Persen Olahraga Padel, Belum Pernah Tanda Tangan Keputusan
Penunjukan Mayjen Deddy Suryadi sebagai Pangdam Jaya memiliki dimensi strategis tersendiri, mengingat wilayah Jakarta memegang posisi vital dalam aspek pertahanan Ibu Kota Negara sekaligus sebagai simbol stabilitas politik nasional. Pengalaman Deddy yang kaya di satuan tempur dan satuan kewilayahan diyakini akan menjadi modal penting untuk menjawab tantangan penegakan keamanan, pembinaan teritorial, serta dukungan TNI terhadap pembangunan nasional di wilayah metropolitan.
Dari perspektif akademik, dinamika pergantian pimpinan di Kodam Jaya menunjukkan konsistensi prinsip profesionalisme militer dalam sistem rotasi dan promosi TNI. Di samping itu, perjalanan karier Mayjen Deddy juga mencerminkan bagaimana pengalaman penugasan lintas bidang — mulai dari satuan tempur, teritorial, hingga lingkar Istana Negara — menjadi nilai tambah yang memampukan seorang perwira menyesuaikan diri menghadapi tantangan kompleks perkotaan.
Dengan tantangan Jakarta sebagai pusat pemerintahan, pusat ekonomi, sekaligus episentrum sosial politik Indonesia, publik menaruh ekspektasi besar pada kepemimpinan Pangdam Jaya yang baru. Rekam jejak Mayjen Deddy, jika konsisten diaktualisasikan melalui sinergi lintas sektor dan inovasi program TNI, berpotensi memperkuat posisi Kodam Jaya sebagai garda terdepan stabilitas Ibu Kota Negara.
Pewarta : Yudha Purnama
