RI News Portal. Padang, 9 Desember 2025 – Di saat sebagian besar publik masih mengingat wajah Alfiansyah Bustami atau yang lebih dikenal sebagai Komeng dari panggung lawak dan kursi Dewan Perwakilan Daerah, pria berusia 54 tahun itu memilih berada di lokasi yang jauh dari sorotan lampu hiburan: posko-posko pengungsian korban banjir bandang dan longsor di Sumatra Barat.
Sejak akhir November 2025, ketika hujan ekstrem memicu banjir dan tanah longsor di sejumlah kabupaten/kota di Sumatra Barat, Komeng bergabung bersama ratusan relawan Palang Merah Indonesia (PMI) untuk memberikan dukungan langsung kepada penyintas. Ia tidak datang sebagai selebritas tamu, melainkan sebagai relawan lapangan biasa yang mengenakan rompi merah-putih PMI.
Kunjungannya tercatat di beberapa titik krisis, antara lain Posko SDN 02 Cupak Tangah, Kecamatan Pauh, Kota Padang, serta posko di Kecamatan Pelembayan, Kabupaten Agam. Di lokasi-lokasi tersebut, Komeng tidak hanya ikut menyalurkan air bersih – komoditas yang langka pasca-banjir – tetapi juga menjadi fasilitator informal dalam program Psikososial Support Program (PSP) yang dijalankan PMI.

Para psikolog dan relawan PSP PMI yang ditemui di lapangan menyatakan bahwa kehadiran figur yang sudah sangat dikenal anak-anak melalui televisi dan media sosial memberikan efek terapi yang signifikan. “Anak-anak yang beberapa hari sebelumnya hanya diam, takut berbicara, atau menangis terus, tiba-tiba tertawa lepas ketika diajak bercanda oleh Pak Komeng,” ujar salah seorang koordinator PSP PMI di Padang yang enggan disebut namanya karena sedang fokus tugas lapangan.
Pendekatan yang digunakan Komeng bukanlah pertunjukan stand-up comedy formal, melainkan interaksi spontan: mengajak anak-anak bermain tebak-tebakan sederhana, membuat ekspresi lucu, atau sekadar menjadi “korban” lelucon anak-anak pengungsi. Menurut pengamatan relawan, metode ini efektif menurunkan kadar kortisol (hormon stres) pada anak-anak dalam waktu singkat dan membuka ruang bagi mereka untuk mulai bercerita tentang pengalaman traumatis yang baru saja dialami.
Baca juga : Iko Uwais Melangkah ke Kursi Sutradara: ‘Timur’ dan Ambisi Baru Sinema Laga Indonesia
Di luar aspek hiburan, Komeng juga turut serta dalam distribusi 12.000 liter air bersih yang didrop PMI di Kecamatan Pauh dan Pelembayan pada pekan pertama Desember. Ia terlihat ikut mengangkat galon dan membagikan langsung kepada keluarga yang rumahnya masih terendam lumpur.
Kehadiran seorang publik figur yang sudah memiliki jadwal padat sebagai anggota DPD RI justru memilih terjun langsung ke lokasi bencana menimbulkan catatan tersendiri di kalangan pengamat sosial dan relawan kemanusiaan. “Ini menunjukkan bahwa empati tidak mengenal status. Yang Mulia atau Yang Terhormat. Yang ada hanya sesama manusia yang sedang susah,” kata Dr. Rina Susanti, dosen sosiologi bencana Universitas Andalas, ketika diminta komentar atas fenomena ini.
Hingga berita ini diturunkan, Komeng masih berada di Sumatra Barat dan berencana melanjutkan kegiatan relawannya hingga akhir pekan ini sebelum kembali ke Jakarta untuk menjalankan tugas legislasi. Ia menyampaikan pesan singkat melalui koordinator PMI: “Tawa anak-anak ini jauh lebih berharga daripada honor panggung mana pun. Kalau bisa bikin mereka lupa sebentar sama ketakutan mereka, itu sudah cukup.”

Banjir dan longsor yang melanda Sumatra Barat sejak 28 November 2025 telah menyebabkan puluhan korban jiwa, ribuan rumah rusak, dan puluhan ribu warga mengungsi. PMI mencatat lebih dari 38.000 penyintas masih bertahan di ratusan posko pengungsian yang tersebar di Sumbar hingga awal Desember ini.
Di tengah duka yang masih menyelimuti, tawa anak-anak yang kembali menggema di posko-posko pengungsian menjadi bukti bahwa pemulihan pasca-bencana tidak selalu dimulai dari bantuan logistik semata, tetapi juga dari keberanian seseorang untuk tetap membawa keceriaan di saat yang paling kelam.
Pewarta : Sami S

