
RI News Portal. Bandung, 2 Oktober 2025 – Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek) bersama Kedutaan Besar Konfederasi Swiss menggelar Ministerial Visit & Signing Ceremony: Advancing Skills for Indonesia’s Sustainable and Competitive Future di Politeknik Manufaktur (Polman) Bandung, Kamis (2/10). Acara ini menjadi tonggak penguatan kemitraan strategis antara Indonesia dan Swiss dalam pendidikan vokasi, penelitian, dan teknologi untuk mendukung visi Indonesia Emas 2045.
Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, Stella Christie, menegaskan pentingnya pendidikan vokasi sebagai pilar utama pembangunan sumber daya manusia (SDM) unggul. “Politeknik dan sekolah kejuruan adalah kunci untuk mencapai visi Indonesia Emas 2045. Kami fokus menyelaraskan kurikulum dengan kebutuhan industri, meningkatkan kualitas pengajar, serta mendorong komersialisasi hasil penelitian melalui keterlibatan sektor industri,” ujar Stella dalam keterangannya di Jakarta, Jumat (3/10).
Strategi pemerintah mencakup penyediaan 1.100 beasiswa doktoral, dengan target peningkatan hingga 2.000 penerima di masa depan. Selain itu, pendirian politeknik berbasis sektor prioritas seperti maritim, manufaktur, dan pangan menjadi langkah konkret untuk menghasilkan tenaga kerja siap pakai. “Kami ingin lulusan vokasi tidak hanya kompeten, tetapi juga mampu bersaing di pasar global,” tambahnya.

Stella menyoroti Swiss sebagai acuan ideal pendidikan vokasi. “Di Swiss, gaji lulusan politeknik hampir setara dengan lulusan universitas akademik. Ini membuktikan bahwa pendidikan vokasi yang relevan dengan industri dapat mengubah persepsi masyarakat dan meningkatkan daya saing,” jelasnya. Kemitraan dengan Swiss diharapkan membawa praktik terbaik dalam pengembangan kurikulum dan pelatihan yang berorientasi pada kebutuhan dunia kerja.
Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Yuliot Tanjung, yang turut hadir dalam acara ini, menekankan peran pendidikan vokasi dalam mendukung transisi energi Indonesia. “Infrastruktur saja tidak cukup. Kami membutuhkan SDM terampil yang mampu beradaptasi dengan dinamika sektor energi. Pendidikan vokasi adalah fondasi untuk mencapai tujuan energi nasional,” ungkap Yuliot.
Baca juga : Pemerintah Banten Pertimbangkan Relokasi SMAN 15 Kota Tangerang Akibat Banjir Berkepanjangan
Acara ini ditutup dengan penandatanganan kerja sama strategis yang mencakup pengembangan pendidikan vokasi, penelitian, dan inovasi. Kemitraan ini tidak hanya memperkuat hubungan bilateral Indonesia-Swiss, tetapi juga menjadi langkah nyata untuk meningkatkan daya saing Indonesia di panggung global. Dengan fokus pada keberlanjutan dan kompetensi, kedua negara berkomitmen untuk menciptakan ekosistem pendidikan yang mendukung masa depan Indonesia yang lebih maju dan berkelanjutan.
Pewarta : Moh Romli
