
RI News Portal. Surabaya 16 Juli 2025 – Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, mengajak seluruh kepala daerah di wilayahnya untuk memperkuat sinergi dalam menciptakan iklim investasi yang inklusif, berkelanjutan, aman, dan bebas premanisme. Ajakan tersebut disampaikan dalam keterangan resmi di Surabaya, Rabu (16/7).
Menurut Khofifah, keberadaan iklim investasi yang kondusif merupakan faktor kunci dalam menarik minat investor, baik domestik maupun asing. “Intinya yang kita tanda tangani itu bagaimana menjaga iklim investasi di Jawa Timur inklusif dan berkelanjutan. Kemudian investasi ini aman dan bebas premanisme. Kepastian dan kenyamanan investor harus menjadi prioritas bersama,” ujarnya.
Pemerintah Provinsi Jawa Timur (Pemprov Jatim) mengimplementasikan sejumlah strategi untuk mendukung akselerasi investasi. Beberapa langkah strategis yang menjadi fokus, antara lain:
- Percepatan Penyusunan Tata Ruang: Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) dan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) untuk memberikan kepastian lokasi investasi.
- Pengembangan Infrastruktur Industri: Memperkuat jaringan logistik untuk menekan biaya distribusi.
- Program “Skill Match 100k”: Pelatihan tenaga kerja untuk mengurangi pengangguran dan meningkatkan produktivitas.
- Digitalisasi Layanan Investasi: Melalui dashboard debottlenecking, platform WebGIS, dan penyusunan Investment Project Ready to Offer (IPRO).
- Insentif Regulasi: Percepatan peraturan gubernur terkait penanaman modal dan promosi investasi berbasis kemitraan.

Menurut Khofifah, upaya tersebut akan memberikan dampak positif terhadap turunnya biaya logistik, peningkatan produktivitas, pengurangan pengangguran, dan bertambahnya kepercayaan investor.
Pemprov Jatim juga memperkuat dukungan bagi investor melalui penyediaan lahan, pasokan energi, kemudahan perizinan, serta penyediaan data peluang investasi. IPRO yang disusun mencakup sektor-sektor strategis, seperti:
- Manufaktur
- Infrastruktur
- Pariwisata
- Agrikultur
- Kawasan industri
- Layanan kesehatan
Baca juga : Peran Kejaksaan Negeri dalam Penyelamatan Aset Daerah: Kasus Kabupaten Tangerang
“Jawa Timur siap menjadi pusat pertumbuhan industri berbasis nilai tambah, khususnya di sektor agribisnis, pertambangan, dan manufaktur,” tegas Khofifah.
Khofifah menegaskan posisi strategis Jawa Timur dalam perekonomian nasional dengan dukungan infrastruktur logistik yang kuat:
- 21 rute Tol Laut
- 7 bandara
- 37 pelabuhan
- 12 ruas tol
- 12 kawasan industri
- 2 kawasan ekonomi khusus (KEK)
- 1 kawasan industri halal
“Hampir 80 persen logistik di 19 provinsi Indonesia Timur dikirim dari Jawa Timur melalui Tanjung Perak,” ungkapnya.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), nilai Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Berlaku (PDRB ADHB) Jawa Timur pada triwulan I-2025 mencapai Rp819,3 triliun. Angka ini memberikan kontribusi signifikan terhadap perekonomian nasional, yakni:
- 14,42% terhadap PDB nasional
- 25,11% terhadap PDRB Pulau Jawa
Dengan pertumbuhan ekonomi 5% YoY, Jatim mencatat performa lebih tinggi dibandingkan rata-rata nasional.
Khofifah juga memberikan apresiasi kepada Bank Indonesia (BI) Jawa Timur yang mendukung promosi dan penguatan investasi. Kepala Perwakilan BI Jatim, Ibrahim, menekankan pentingnya prinsip Konsistensi, Inovasi, dan Sinergi (KIS) dalam menjaga pertumbuhan ekonomi.
“Jadi KIS ini menjadi kata kunci bagaimana kita bisa saling mendukung untuk iklim investasi yang kondusif di Jawa Timur,” ujarnya.
Pewarta : Abd. Rohim Ghofar
