
RI News Portal. Pesisir Selatan – Tradisi gotong royong (GORO) kembali menunjukkan relevansinya sebagai modal sosial dalam pembangunan masyarakat di era modern. Hal ini terlihat dalam kegiatan Goro warga Kampung Tanjung Medan, Nagari Muaro Sakai, Kecamatan Pancung Soal, Kabupaten Pesisir Selatan, yang dilaksanakan untuk membersihkan semak belukar di sekitar jembatan gantung dan lapangan bola kampung.
Kegiatan yang melibatkan masyarakat lintas generasi ini mendapat sambutan antusias. Pemuda setempat, yang diwakili oleh Ef, menyebut bahwa Goro bukan sekadar kerja bakti rutin, melainkan bagian dari upaya kolektif memperbaiki kualitas hidup masyarakat.
“Gotong royong ini sangat penting, apalagi lokasinya berdekatan dengan jembatan gantung yang akan direnovasi dengan anggaran Rp600 juta. Dengan dibersihkannya semak belukar, akses penerangan kampung juga lebih terjamin,” ujar Ef.

Kegiatan tersebut juga dihadiri oleh Wali Nagari Muaro Sakai, Mardison, serta Kepala Kampung Tanjung Medan, Darmantoni, yang turut mendukung semangat warga. Keterlibatan pemuda dan tokoh masyarakat dalam Goro menjadi indikator kuatnya kohesi sosial di tingkat lokal.
Salah seorang tokoh masyarakat menekankan bahwa semangat kebersamaan ini lahir dari harapan akan kemajuan kampung.
“Kami pemuda-pemudi Tanjung Medan ingin kampung ini lebih maju. Goro ini bukan hanya bersih-bersih, tetapi juga langkah awal menuju perubahan yang nyata,” ungkapnya.
Dari perspektif akademis, kegiatan Goro memiliki nilai strategis dalam pembangunan desa/nagari. Tradisi kolektif ini mencerminkan prinsip partisipasi warga (participatory development), di mana masyarakat tidak hanya menjadi penerima manfaat pembangunan, tetapi juga aktor utama dalam mempersiapkan lingkungan fisik dan sosialnya.
Baca juga : Kemenangan Dramatis Barcelona 3-2 Atas Levante di Laga LaLiga yang Mendebarkan
Renovasi jembatan gantung yang dijadwalkan pada akhir Agustus akan sangat terbantu dengan kondisi lingkungan yang telah dibersihkan. Semak belukar yang sebelumnya mengganggu kini tidak lagi menjadi hambatan, sehingga pelaksanaan proyek dapat berjalan lebih efisien.
Fenomena gotong royong Kampung Tanjung Medan menunjukkan bahwa nilai-nilai tradisional tidak lekang oleh waktu. Dalam konteks pembangunan infrastruktur yang menelan anggaran besar, partisipasi masyarakat tetap menjadi elemen penopang.
Bagi akademisi dan pemerhati pembangunan lokal, Goro ini dapat dipandang sebagai simbol ketahanan sosial: ketika masyarakat bersatu dalam aksi kolektif, maka pembangunan tidak hanya sebatas proyek fisik, melainkan juga membangun solidaritas dan rasa memiliki terhadap kampungnya sendiri.
Pewarta : Sami S

Assalamualaikum..
Salam sapa keluarga besar
RInews portal..
Salam satu pena..
Assalamualaikum.
Selamat sore untuk kita semua..
Salam sapa dari pesisir Selatan..
Salam satu pena..