
RI News Portal. DEIR AL-BALAH, Jalur Gaza 10 Juli 2025 — Sedikitnya 40 warga Palestina tewas dalam serangan udara Israel di Jalur Gaza, termasuk 10 anggota keluarga yang berlindung di sebuah tenda di Khan Younis. Rumah Sakit Nasser melaporkan korban mencakup 17 perempuan dan 10 anak-anak.
Serangan tersebut terjadi di tengah upaya Presiden AS Donald Trump untuk mendorong gencatan senjata yang bisa mengakhiri perang dan membebaskan puluhan sandera Israel. Trump bertemu kembali dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu di Gedung Putih, namun belum ada kesepakatan konkret.
Netanyahu menegaskan bahwa perang yang telah berlangsung selama 21 bulan tidak akan berhenti sampai Hamas dilenyapkan. Di sisi lain, Hamas menyatakan hanya akan membebaskan sandera jika ada gencatan senjata permanen dan penarikan Israel dari Gaza.

Militer Israel mengklaim telah menghantam lebih dari 100 target di Gaza dalam 24 jam terakhir, termasuk peluncur roket, terowongan, dan gudang senjata. Namun, warga sipil terus menjadi korban.
“Saya menemukan semua anak dan cucu saya tewas di tenda yang seharusnya aman,” ujar Um Mohammad Shaaban dengan pilu.
Krisis kemanusiaan memburuk. Bantuan sulit masuk akibat blokade dan kekacauan. Di kawasan Muwasi yang padat pengungsi, warga kesulitan mendapatkan air dan makanan.
Baca juga : Serangan Drone Terbesar Rusia Guncang Ukraina
“Kami tidak ingin jeda yang menipu seperti sebelumnya. Kami ingin gencatan senjata penuh,” kata Abeer al-Najjar, pengungsi di tenda darurat.
Sejak perang dimulai pada 7 Oktober 2023, lebih dari 57.000 warga Palestina tewas, mayoritas perempuan dan anak-anak, menurut data Kementerian Kesehatan Gaza. Sementara itu, negosiasi gencatan senjata masih berlangsung di Doha melalui utusan AS, Steve Witkoff.
Perang yang berkepanjangan ini telah menghancurkan infrastruktur, merenggut puluhan ribu nyawa, dan membuat 90% penduduk Gaza kehilangan tempat tinggal.
Pewarta : Setiawan S.TH

