RI News Portal. Jakarta 25 Oktober 2025 – Wakil Presiden Amerika Serikat JD Vance dan Utusan Khusus AS untuk Timur Tengah Steve Witkoff mendesak Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu agar memastikan respons terhadap dugaan pelanggaran gencatan senjata oleh Hamas tetap proporsional. Tekanan ini dianggap krusial dalam mendorong Israel untuk menahan diri dari eskalasi militer, terutama setelah kematian dua tentara Israel di Gaza selatan baru-baru ini, menurut laporan sumber-sumber terpercaya.
Pada Ahad lalu, Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengumumkan dua tentaranya tewas akibat serangan warga Palestina di Gaza selatan. Sebagai respons, militer Israel melancarkan serangan terhadap sejumlah target yang diduga terkait Hamas. Namun, tekanan diplomatik dari AS, yang diperkuat melalui komunikasi dengan pejabat Israel dan mediator Arab, berhasil mendorong Israel untuk membatasi eskalasi lebih lanjut demi menjaga stabilitas gencatan senjata yang rapuh.
Gencatan senjata antara Israel dan Hamas, yang mulai berlaku pada 10 Oktober, merupakan hasil dari negosiasi intensif yang melibatkan berbagai pemimpin dunia. Pada 13 Oktober, Presiden AS Donald Trump, Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi, Emir Qatar Tamim bin Hamad Al Thani, dan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menandatangani deklarasi bersama untuk mendukung gencatan senjata di Gaza. Kesepakatan ini mencakup pembebasan 20 sandera yang masih hidup oleh Hamas, yang ditahan sejak 7 Oktober 2023, serta pembebasan 1.718 tahanan Palestina dari Gaza dan 250 tahanan dengan vonis berat oleh Israel. Selain itu, Hamas sedang dalam proses mengembalikan 28 jenazah sandera yang meninggal selama penahanan.

Namun, ketegangan kembali muncul setelah Israel menghentikan pengiriman bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza sebagai respons terhadap dugaan pelanggaran gencatan senjata oleh Hamas. Penghentian ini disertai dengan serangan militer terhadap kamp-kamp Palestina, yang memicu kekhawatiran akan runtuhnya kesepakatan damai. Langkah ini menuai perhatian internasional, dengan AS menegaskan pentingnya menjaga proporsionalitas untuk mencegah eskalasi konflik yang lebih luas.
Diplomasi intensif dari Washington, yang melibatkan komunikasi langsung dengan Israel dan mediator regional, menunjukkan upaya untuk mencegah krisis kemanusiaan yang lebih parah di Gaza. Sementara itu, komunitas internasional terus memantau perkembangan situasi, dengan harapan gencatan senjata yang telah diraih dengan susah payah dapat dipertahankan demi stabilitas kawasan.
Baca juga : Seleksi Terbuka JPTP Kota Subulussalam Rampung, Hasil Resmi Diumumkan
Berita ini disusun berdasarkan laporan terbaru dari sumber-sumber terpercaya dan wawancara dengan pejabat yang mengetahui dinamika negosiasi. Situasi di lapangan tetap dinamis, dengan potensi perubahan cepat seiring berjalannya proses diplomatik dan perkembangan di Gaza.
Pewarta : Setiawan Wibisono S.TH

