
RI News Portal. Manado, 19 September 2025 – Di tengah hiruk-pikuk agenda pembangunan desa yang semakin berorientasi pada kemandirian ekonomi, Desa Pineleng 1, Kecamatan Pineleng, Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara, menorehkan langkah inovatif dengan meresmikan kegiatan pelepasan bibit ayam unggul pada Kamis, 18 September 2025. Acara yang digelar pukul 14.00 Wita di lokasi peternakan milik Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) ini bukan sekadar ritual simbolis, melainkan pintu gerbang bagi transformasi ekonomi lokal yang berbasis pada nilai-nilai gotong royong dan pengelolaan profesional.
Berbeda dengan inisiatif BUMDes serupa di wilayah sekitar yang sering kali terfokus pada produksi skala kecil tanpa proyeksi jangka panjang, inisiatif di Pineleng 1 menekankan pada pengembangan berkelanjutan melalui perluasan infrastruktur dan pemberdayaan sumber daya manusia. Kegiatan ini dihadiri oleh tokoh-tokoh kunci desa, termasuk Hukum Tua Desa Pineleng 1, Nyong Rampengan, yang memimpin langsung pelepasan bibit, serta Kapolsek Pineleng, AKP Donald C Rumani, beserta Wakapolres setempat. Turut hadir Ketua Badan Permusyawaratan Desa (BPD), Noldy Daton Rampengan, dan Ketua BUMDes, Tommy Lasut, yang mewakili pengurus badan usaha.
Nyong Rampengan, dalam sambutannya yang penuh semangat, menekankan bahwa peternakan ayam unggul ini merupakan bagian integral dari strategi pemerintah desa untuk memanfaatkan anggaran desa secara optimal. “Orientasi kami saat ini adalah membentuk usaha ini dengan fondasi yang kuat, sehingga tinggal menunggu bagaimana kami bisa mengembangkannya ke depan agar berkembang pesat,” ujar Rampengan. Ia menambahkan rencana ekspansi kandang ayam, dengan komitmen alokasi 20 persen hasil produksi untuk program sosial desa, sebagai bentuk pengembalian nilai tambah kepada masyarakat.

Lebih lanjut, Rampengan menyoroti pentingnya pengelolaan yang transparan dan profesional sebagai kunci keberhasilan. “Usahakan apa yang kami bangun hari ini harus menghasilkan nilai tambah. Minimal, seperti yang disampaikan pemerintah, anggaran yang diberikan tidak berkurang. Saya optimis, modal yang kita ketahui bersama mulai hari ini pasti akan bertambah banyak, dengan catatan dikelola secara profesional, transparan, dan penuh rasa kebersamaan dari pengurus hingga karyawan,” tegasnya. Pernyataan ini sejalan dengan tren nasional di mana BUMDes yang sukses sering kali bergantung pada tata kelola yang akuntabel, sebagaimana tercermin dalam laporan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) tahun 2024, yang menunjukkan peningkatan kontribusi BUMDes terhadap PDB desa hingga 15 persen di wilayah timur Indonesia.
Dari perspektif keamanan dan stabilitas sosial, kehadiran aparat kepolisian menambah dimensi perlindungan bagi inisiatif ini. AKP Donald C Rumani menyampaikan dukungan penuh Polsek Pineleng untuk memastikan operasional peternakan berjalan lancar, termasuk pencegahan potensi konflik lahan atau isu sanitasi yang kerap menghantui usaha peternakan skala desa. Sementara itu, Tommy Lasut, sebagai ketua BUMDes, berbagi visi awal: bibit ayam unggul yang dilepas hari itu dipilih dari strain hibrida tahan penyakit, dengan target produksi telur dan daging yang bisa memasok pasar lokal Manado dalam enam bulan ke depan. “Ini bukan hanya soal untung rugi, tapi membangun ekosistem di mana masyarakat desa menjadi mitra utama, dari petani pakan hingga distributor,” kata Lasut.
Kegiatan ini juga menjadi cerminan dari dinamika sosial-ekonomi di Pineleng 1, desa yang terletak di jalur strategis Manado-Tomohon dan dikenal dengan potensi agrarisnya. Berbeda dengan model BUMDes konvensional yang bergantung pada dana eksternal, inisiatif ini mengintegrasikan elemen pendidikan komunitas, di mana warga dilatih dalam teknik bioflok untuk mengurangi limbah dan meningkatkan efisiensi pakan—sebuah pendekatan yang terinspirasi dari praktik sukses di desa-desa tetangga seperti Pinilih, tetapi disesuaikan dengan kondisi tanah vulkanik Minahasa yang kaya mineral. Dengan demikian, peternakan ini diharapkan tidak hanya mendatangkan pendapatan, tapi juga berkontribusi pada ketahanan pangan lokal di tengah fluktuasi harga komoditas nasional.
Rampengan menutup sambutannya dengan nada optimis yang religius, mencerminkan karakter multikultural desa yang didominasi masyarakat Minahasa. “Jadikanlah momen ini sebagai momentum yang membawa nilai-nilai positif bagi pemerintah dan masyarakat Desa Pineleng 1. Ini akan mendatangkan kesejahteraan bagi banyak orang, tentunya kepada pengurus BUMDes. Dalam keyakinan kami bersama, pasti Tuhan akan menolong kita. Terima kasih,” pungkasnya, disambut tepuk tangan meriah dari ratusan warga yang hadir.
Inisiatif BUMDes Pineleng 1 ini datang di saat yang tepat, mengingat data Dinas Pertanian dan Peternakan Sulawesi Utara mencatat peningkatan populasi ayam ras pedaging sebesar 2,3 persen pada 2024, menandakan potensi pasar yang cerah. Namun, tantangan seperti perubahan iklim dan akses pasar tetap menjadi ujian. Bagi desa-desa lain di Minahasa, keberhasilan Pineleng 1 bisa menjadi blueprint: bagaimana usaha kecil berbasis komunitas bisa menjadi katalisator perubahan, bukan sekadar proyek sementara.
Sebagai bagian dari komitmen jurnalistik yang mendalam, tim redaksi akan terus memantau perkembangan peternakan ini, termasuk dampaknya terhadap inklusi ekonomi perempuan dan pemuda desa. Di era digital ini, cerita sukses seperti ini mengingatkan kita bahwa pembangunan sejati lahir dari akar rumput, bukan dari atas ke bawah.
Pewarta : Marco Kawulusan
