
RI News Portal. Lampung Timur, 29 September 2025 – Dalam sebuah momentum yang menggabungkan semangat kepemudaan dengan visi pembangunan berkelanjutan, Bupati Lampung Timur, Ela Siti Nuryamah, menyatakan keyakinannya bahwa Gerakan Pramuka dapat berperan sebagai instrumen vital dalam mewujudkan visi “Lampung Timur Makmur”. Pernyataan ini disampaikan saat ia memberikan arahan pada kegiatan Training of Trainers (TOT) Korp Pelatih Dharma Pura Kwartir Cabang (Kwarcab) Lampung Timur, yang berlangsung di Aula Pusat Pendidikan dan Latihan Cabang (Pusdiklatcab) pada Minggu, 28 September 2025.
Acara tersebut menjadi wadah strategis untuk memperkuat sumber daya manusia (SDM) di kalangan pembina Pramuka, di mana Bupati Ela hadir sebagai Ketua Majelis Pembimbing Cabang (Mabicab) Gerakan Pramuka Lampung Timur. Kehadirannya disambut hangat oleh Ketua Kwarcab Lampung Timur, Kak H.M. Muslih, beserta Ketua Pusdiklatcab Dharma Pura, Kak Sujarwo, dan anggota Korp Pelatih lainnya. Suasana penuh antusiasme ini mencerminkan komitmen kolektif untuk mengintegrasikan nilai-nilai Pramuka ke dalam agenda pembangunan lokal, sebuah pendekatan yang jarang dieksplorasi secara mendalam dalam konteks pemerintahan daerah di Indonesia.
Dalam sambutannya, Bupati Ela menyoroti kualitas SDM Kwarcab Lampung Timur yang dinilainya cukup solid, didukung oleh program pendidikan masif baik untuk kalangan dewasa maupun peserta didik. “Dengan fondasi ini, saya yakin visi Lampung Timur Makmur akan semakin cepat terwujud,” ujarnya, menekankan bagaimana etos kerja dan karakter yang dibentuk melalui Gerakan Pramuka dapat menjadi pondasi utama. Lebih lanjut, ia mengajak Kwarcab Lampung Timur untuk berkolaborasi dengan lembaga-lembaga lain dalam mendorong literasi membaca di kalangan peserta didik. Ini bukan sekadar inisiatif pendidikan, melainkan strategi holistik yang juga mencakup upaya pelestarian alam, lingkungan, hutan, ketahanan pangan, serta pengembangan pariwisata di kabupaten tersebut.

Pendekatan ini menarik perhatian karena menyentuh aspek multidimensi pembangunan. Secara akademis, peran Pramuka sebagai agen perubahan sosial dapat dianalogikan dengan model pendidikan non-formal yang telah terbukti efektif dalam membangun resiliensi komunitas, sebagaimana dibahas dalam berbagai studi tentang gerakan kepemudaan di negara berkembang. Di Lampung Timur, yang kaya akan sumber daya alam namun menghadapi tantangan seperti deforestasi dan ketergantungan pangan, integrasi Pramuka ke dalam program-program ini bisa menjadi inovasi yang membedakannya dari inisiatif serupa di daerah lain. Bupati Ela menambahkan, “Dengan etos kerja dan karakter yang terbina di Gerakan Pramuka, saya sangat yakin ini dapat dijadikan sebagai instrumen penting dalam mewujudkan visi Lampung Timur ke depan.”
Respons positif datang dari Ketua Kwarcab Lampung Timur, H.M. Muslih, yang menyatakan kesiapannya untuk melaksanakan amanat dari Ibu Bupati selaku Kamabicab. “Apa yang diamanahkan akan segera kami laksanakan,” katanya, seraya merencanakan langkah-langkah konkrit bersama pimpinan Satuan Karya (Saka), Satuan Komunitas (Sako), dan Dewan Kerja. Ketiga organisasi ini, menurutnya, diisi oleh kader Pramuka yang multitalenta, sehingga potensial menjadi motor penggerak. Muslih juga berencana berkoordinasi dengan berbagai stakeholder untuk mewujudkan harapan pemerintah daerah dalam membangun Lampung Timur yang lebih maju dan makmur.
Kegiatan TOT ini tidak hanya sekadar pelatihan rutin, melainkan representasi dari sinergi antara pemerintah daerah dan organisasi kemasyarakatan. Dalam perspektif jurnalistik akademis, inisiatif semacam ini menawarkan pelajaran berharga tentang bagaimana nilai-nilai kepramukaan—seperti disiplin, kerjasama, dan kepedulian lingkungan—dapat diadaptasi untuk menjawab isu-isu kontemporer seperti ketahanan pangan dan pariwisata berkelanjutan. Berbeda dengan liputan media online konvensional yang sering kali berfokus pada aspek seremonial, pendekatan ini menekankan implikasi jangka panjang terhadap pembangunan manusia di tingkat lokal, mendorong diskusi lebih luas di kalangan akademisi dan praktisi kebijakan.
Dengan demikian, arahan Bupati Ela tidak hanya memperkuat internal Pramuka, tapi juga membuka pintu bagi kolaborasi lintas sektor yang bisa menjadi model bagi kabupaten lain di Indonesia. Pantauan lebih lanjut diharapkan dapat mengungkap progres implementasi visi ini dalam bulan-bulan mendatang.
Pewarta : Lii
