RI News Portal. Jakarta, 9 Desember 2025 – Perum Bulog Wilayah Papua melakukan percepatan distribusi beras program Stabilitas Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) ke empat kabupaten pegunungan yang secara geografis paling sulit dijangkau di Provinsi Papua Pegunungan, yaitu Pegunungan Bintang, Nduga, Yahukimo, dan Intan Jaya. Langkah ini diambil untuk menjamin ketersediaan stok dan stabilitas harga beras menjelang perayaan Natal 2025 dan Tahun Baru 2026.
Keempat wilayah tersebut hanya dapat diakses secara terbatas melalui jalur darat karena kontur pegunungan yang ekstrem dan kondisi cuaca yang tidak menentu. Oleh karena itu, Bulog menerapkan pola distribusi multi-moda yang menggabungkan pengiriman udara, sungai, dan darat secara bertahap.
“Daerah-daerah ini memang tidak bisa dilayani secara rutin lewat jalur darat. Kami harus adaptif agar pasokan tetap terjaga, terutama menjelang momen Nataru ketika konsumsi masyarakat meningkat tajam,” ujar Pemimpin Perum Bulog Kantor Wilayah Papua, Ahmad Mustari, dalam keterangannya di Jakarta, Selasa (9/12/2025).

Hingga awal Desember 2025, realisasi pengiriman ke dua kabupaten prioritas telah tercatat sebagai berikut:
- Kabupaten Nduga: 1.250 kg beras SPHP telah tiba melalui pesawat udara, sementara 10.000 kg lainnya sedang dalam pengiriman jalur sungai dan diperkirakan mendarat pada 11–13 Desember 2025.
- Kabupaten Yahukimo: 2.000 kg telah didistribusikan lewat udara, ditambah 20.000 kg melalui jalur sungai dengan jadwal kedatangan serupa pada pertengahan Desember.
Strategi ser is also diterapkan untuk Kabupaten Pegunungan Bintang dan Intan Jaya dengan proporsi volume yang disesuaikan berdasarkan jumlah penduduk dan tingkat kesulitan akses masing-masing wilayah.
Seluruh proses pengangkutan, penyimpanan sementara, dan pengamanan melibatkan kerja sama intensif dengan kepolisian setempat. “Pendampingan aparat menjadi kunci kelancaran operasi di lapangan, terutama pada rute-rute yang rawan gangguan keamanan maupun cuaca,” tambah Mustari.
Baca juga : Audiensi Buruh Jateng dengan Pemprov Berlangsung Kondusif: Dialog Terbuka Jadi Kunci Demokrasi yang Dewasa
Meski biaya logistik di Papua tergolong tinggi—terutama untuk pengiriman udara dan sungai—Bulog menegaskan bahwa seluruh beban transportasi ditanggung penuh oleh perusahaan sehingga harga jual beras SPHP di keempat kabupaten tetap Rp13.500 per kilogram, sama seperti di wilayah lain di Indonesia.
“Kenaikan biaya operasional tidak kami bebankan kepada masyarakat. Komitmen kami adalah memastikan warga di daerah 3TP (tertinggal, terdepan, terluar, dan perbatasan) mendapatkan akses pangan yang terjangkau,” tegas Mustari.
Langkah percepatan ini menjadi bagian dari strategi nasional Bulog dalam menjaga ketahanan pangan di wilayah perbatasan dan pegunungan Papua. Target penyelesaian distribusi tahap awal ditetapkan sebelum 20 Desember 2025 agar stok di tingkat pedagang eceran dan gudang filial mencukupi lonjakan permintaan akhir tahun.
Dengan kombinasi moda udara yang cepat dan moda sungai yang berkapasitas besar, Bulog Papua optimistis stabilitas pasokan beras di empat kabupaten tersebut dapat terjaga hingga awal tahun 2026, sekaligus mencegah gejolak harga yang kerap terjadi pada periode perayaan keagamaan di wilayah terpencil.
Pewarta : Vie

