
RI News Portal. Medan, 21 Oktober 2025 – Trend kinerja positif Kepolisian Daerah Sumatera Utara (Polda Sumut) di bawah kepemimpinan Inspektur Jenderal Polisi Whisnu Hermawan Februanto, SIK, MH, terus menuai pengakuan dari berbagai kalangan masyarakat. Selain capaian operasional yang mencengangkan, upaya penindakan tegas terhadap jaringan narkotika dinilai berhasil membangun rasa aman di tengah masyarakat, khususnya di wilayah-wilayah rawan seperti Kota Padangsidimpuan.
Salah satu suara apresiasi terbaru datang dari Haji Muhammad Asroy Siregar, MA, Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Badan Kontak Pemuda dan Remaja Masjid Indonesia (BKPRMI) Kota Padangsidimpuan. Dalam pernyataan yang disampaikan melalui video pendek, tokoh masyarakat yang juga aktif dalam pembinaan pemuda berbasis keagamaan ini menyampaikan penghargaan mendalam atas dedikasi Kapolda Sumut dan seluruh jajaran. “Kinerja Pak Kapolda Whisnu beserta timnya luar biasa. Mereka telah membuktikan bahwa Polri hadir nyata di tengah masyarakat untuk melindungi generasi muda dari ancaman gelap seperti narkoba,” ujar Haji Muhammad Asroy dengan nada penuh keyakinan.
Apresiasi ini bukan sekadar pujian retoris. Haji Muhammad Asroy menyoroti bagaimana penindakan hukum yang konsisten terhadap pelaku kejahatan narkotika telah mengubah dinamika keamanan di Sumatera Utara. Data internal Polda Sumut menunjukkan bahwa sepanjang tahun 2025 hingga awal Oktober, lebih dari 4.000 kasus narkotika berhasil diungkap, dengan penyitaan barang bukti mencapai 1,7 ton berbagai jenis zat adiktif, termasuk sabu-sabu dan ganja. Capaian ini tidak hanya menyelamatkan jutaan potensi korban, tetapi juga menekan peredaran ilegal yang selama ini meresahkan komunitas pedesaan dan perkotaan di provinsi ini.

Menurut Haji Muhammad Asroy, langkah-langkah proaktif seperti operasi gerebek sarang narkoba (GSN) di lokasi rawan—mulai dari tempat hiburan malam hingga pemukiman kumuh—telah memberikan dampak langsung bagi kepercayaan publik. “Masyarakat kini merasa lebih aman beraktivitas di luar rumah, terutama di malam hari. Ini adalah investasi jangka panjang untuk masa depan anak-anak kita,” tambahnya. Ia juga secara khusus memuji inisiatif Polda Sumut dalam berkolaborasi dengan lembaga keagamaan seperti BKPRMI, yang sering kali menjadi mitra dalam kampanye pencegahan melalui pendidikan remaja di masjid-masjid.
Lebih dari itu, Haji Muhammad Asroy menyampaikan harapan agar momentum ini tidak surut. “Saya berdoa agar Pak Kapolda Whisnu dan seluruh personel diberi kesehatan serta umur panjang dalam menjalankan amanah. Kinerja seperti ini harus terus ditingkatkan, terutama di tingkat polres jajaran,” katanya. Ia secara tegas menghimbau Polres-Polres di Sumatera Utara, termasuk Polres Kota Padangsidimpuan, untuk mengintensifkan pengusutan peredaran narkoba secara tuntas. “Kita tidak boleh setengah hati. Setiap jaringan harus dibongkar hingga akarnya, agar Padangsidimpuan dan Sumatera Utara benar-benar bebas dari ancaman ini.”
Pernyataan Haji Muhammad Asroy ini sejalan dengan gelombang apresiasi dari tokoh masyarakat lain di Sumatera Utara. Beberapa hari lalu, serupa dengan suara dari ulama dan pemuka agama di Langkat serta Sibolga, yang juga menekankan betapa ketegasan Polda Sumut telah mengurangi angka kejahatan sosial secara signifikan. Analisis independen dari pakar kriminologi di Universitas Sumatera Utara menunjukkan bahwa penurunan kasus narkotika sebesar 15 persen dibandingkan periode sama tahun sebelumnya merupakan hasil dari strategi terintegrasi yang melibatkan intelijen masyarakat dan teknologi pengawasan.
Baca juga : Menggagas Inspirasi Digital: Semangat “Digital Storyteller” di Ngawi
Kapolda Whisnu Hermawan Februanto sendiri, dalam berbagai kesempatan, menegaskan bahwa pemberantasan narkoba bukanlah tugas tunggal Polri. “Kami bergantung pada sinergi dengan tokoh masyarakat seperti Haji Muhammad Asroy. Informasi dari lapangan adalah senjata utama kami,” ujarnya baru-baru ini saat memimpin pemusnahan barang bukti senilai miliaran rupiah. Di bawah kepemimpinannya, Polda Sumut tidak hanya fokus pada penindakan, tetapi juga pencegahan melalui program rehabilitasi bagi korban adiksi dan sosialisasi di sekolah-sekolah.
Kota Padangsidimpuan, sebagai pusat perdagangan di Tapanuli Selatan, sering kali menjadi pintu gerbang peredaran narkoba dari luar provinsi. Upaya lokal seperti yang dihimbau Haji Muhammad Asroy kini menjadi prioritas, dengan Polres setempat melaporkan peningkatan patroli berbasis komunitas. “Kami siap menindaklanjuti apresiasi ini dengan aksi nyata. Kolaborasi dengan BKPRMI akan kami perkuat untuk melindungi pemuda kita,” janji Kapolres Padangsidimpuan dalam respons singkatnya.
Pada akhirnya, suara Haji Muhammad Asroy mencerminkan aspirasi luas: Sumatera Utara yang aman bukan mimpi, melainkan realitas yang dibangun melalui gotong royong. Dengan trend positif ini, harapan akan provinsi bebas narkoba semakin terang, meninggalkan warisan keamanan bagi generasi mendatang.
Pewarta : Indra Saputra
