RI News Portal. Lombok Timur — Pemerintah Kabupaten Lombok Timur resmi menetapkan status siaga bencana hidrometeorologi untuk periode musim hujan 2025/2026. Keputusan ini diumumkan langsung oleh Bupati Haerul Warisin dalam apel siaga bencana yang digelar Rabu (tanggal masih dalam pekan pertama Desember 2025) di halaman kantor bupati setempat.
Berbeda dengan penyelenggaraan tahun-tahun sebelumnya yang kerap dikritik sebagai agenda seremonial semata, apel kali ini menegaskan pergeseran paradigma: dari sekadar pengibaran bendera siaga menuju pengecekan substansial kesiapan personel dan logistik. “Ini bukan seremoni belaka. Kita memeriksa satu per satu kesiapan manusia dan alat, karena kelengahan satu detik bisa berakibat fatal,” tegas Haerul Warisin.
Kabupaten Lombok Timur termasuk dalam 15 kabupaten/kota di Indonesia dengan indeks risiko bencana tertinggi versi InaRISK BNPB, dengan 11 jenis ancaman yang aktif, empat di antaranya bersifat hidrometeorologi: banjir bandang, tanah longsor, angin puting beliung, dan cuaca ekstrem. Data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat mencatat kerugian material tahunan akibat bencana alam di wilayah ini secara konsisten melampaui Rp9 miliar dalam lima tahun terakhir.

Trauma kolektif masih segar. Banjir akhir November 2025 di wilayah Pringgabaya hingga Perigi merusak ratusan rumah dan memutus akses jembatan penghubung antarkecamatan. Kejadian tersebut menjadi pengingat bahwa ancaman tidak lagi bersifat hipotetis.
Menanggapi rilis BMKG tentang potensi La Niña lemah hingga moderat yang dapat memicu curah hujan ekstrem hingga Maret 2026, bupati mengeluarkan sejumlah arahan taktis yang bersifat mandatory:
- Validasi ulang seluruh dokumen Standard Operating Procedure (SOP) dan sistem peringatan dini dalam waktu maksimal dua pekan.
- Penyelenggaraan simulasi lapangan berkala dengan melibatkan seluruh unsur forkopimca hingga tingkat desa.
- Peningkatan kapasitas relawan melalui pelatihan intensif dan penguatan jaringan komunikasi berbasis aplikasi lokal.
- Aksi lapangan konkret: Dinas Lingkungan Hidup, Dinas Perhubungan, dan BPBD diperintahkan melakukan pemangkasan dan penebangan pohon rawan tumbang di sepanjang jalur utama dan pemukiman padat sebelum 25 Desember 2025.
Baca juga : Jakarta Persiapkan Perayaan Akhir Tahun 2025–2026 yang Lebih Merata dan Semarak
“Kesiapsiagaan adalah investasi termurah untuk mengurangi risiko. Lebih baik kita bekerja keras hari ini daripada menangisi kerugian besok,” ujar Haerul Warisin di hadapan ratusan personel gabungan TNI, Polri, BPBD, Tagana, PMI, dan relawan desa.
Langkah strategis lain yang ditekankan adalah penguatan literasi bencana masyarakat dan pencegahan hoaks cuaca. Pemerintah kabupaten akan meluncurkan kanal informasi resmi terverifikasi yang terintegrasi dengan grup WhatsApp desa dan radio komunitas, sebagai antidot terhadap misinformasi yang kerap memicu kepanikan.
Dengan status siaga ini, Lombok Timur berupaya memutus rantai kerugian berulang yang selama ini membelit daerah rawan bencana. Apel gelar pasukan kemarin bukan akhir, melainkan titik awal dari rangkaian aksi nyata yang akan terus dipantau dan dievaluasi hingga puncak musim hujan mendatang.
Pewarta : Anjar Bramantyo

