RI News Portal. Jakarta, 28 November 2025 – Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto menyatakan bahwa pemerintah menargetkan seluruh 288 ribu sekolah dasar dan menengah di Indonesia akan menerima perangkat layar interaktif digital paling lambat awal Januari 2026. Pernyataan ini disampaikan dalam pidato puncak peringatan Hari Guru Nasional 2025 di Indonesia Arena, Jakarta, Jumat malam.
Hingga malam sebelum acara, distribusi perangkat tersebut telah mencapai lebih dari 215 ribu sekolah di berbagai wilayah. “Sampai tadi malam sudah lebih dari 200 ribu, mungkin sudah mendekati 215 ribu. Insyaallah akhir Desember atau awal Januari akan sampai ke seluruh 288 ribu sekolah,” ujar Prabowo.
Program ini menjadi salah satu proyek strategis terbesar di bidang pendidikan dalam sejarah Indonesia pasca-reformasi, dengan nilai investasi yang diperkirakan mencapai puluhan triliun rupiah. Prabowo menegaskan bahwa pemerataan akses teknologi pendidikan merupakan upaya konkret agar Indonesia tidak terus tertinggal dari negara-negara maju dalam hal kualitas sumber daya manusia.
Distribusi perangkat ke seluruh nusantara tidak berjalan tanpa hambatan. Cuaca ekstrem di beberapa wilayah, terutama selama musim hujan 2025, menyebabkan keterlambatan pengiriman melalui jalur laut dan udara. Akses ke daerah terpencil di Papua, Maluku, Nusa Tenggara Timur, serta pulau-pulau kecil luar Jawa juga menjadi tantangan logistik yang signifikan.

“Mohon pengertian dari para kepala sekolah dan guru, tetapi saya bangga kita tetap berusaha sampai ke pelosok-pelosok,” kata Prabowo seraya menegaskan komitmen bahwa tidak ada satu pun sekolah yang akan ditinggalkan.
Presiden mengumumkan bahwa pada tahun ajaran 2026, setiap sekolah akan menerima tambahan hingga total tiga unit layar interaktif digital. Lebih jauh, pemerintah sedang membangun studio penyiaran pendidikan terpusat yang akan menyiarkan konten pelajaran berkualitas tinggi dari guru-guru terbaik dalam dan luar negeri.
Melalui sistem ini, siswa di daerah terpencil sekalipun dapat mengikuti pelajaran bahasa asing langsung dari penutur asli. “Anak di kampung terpencil di Papua atau NTT bisa belajar bahasa Inggris dari guru asli Inggris, Mandarin dari guru asli Tiongkok, Jepang, Korea, Jerman, Prancis, bahkan Portugis,” papar Prabowo.
Program ini diharapkan menghasilkan lulusan yang memiliki daya saing global tanpa harus meninggalkan daerah asalnya untuk mendapatkan pendidikan berkualitas.
Baca juga : Rehabilitasi Kasus ASDP: Prabowo Kirim Sinyal Introspeksi bagi Penegak Hukum
Para pengamat pendidikan menilai inisiatif ini sebagai lompatan kualitatif sekaligus kuantitatif. Jika terealisasi penuh, Indonesia akan menjadi salah satu negara berkembang dengan rasio layar interaktif digital terhadap jumlah sekolah tertinggi di dunia.
Keberhasilan program ini akan sangat bergantung pada tiga faktor kunci: kelancaran distribusi fisik perangkat, kesiapan infrastruktur listrik dan internet di daerah terpencil, serta pelatihan masif bagi puluhan ribu guru agar mampu memanfaatkan teknologi tersebut secara optimal.
Dengan hanya menyisakan kurang dari lima minggu menuju tenggat Januari 2026, pemerintah kini berada dalam fase krusial untuk memastikan janji “tidak ada satu sekolah pun yang tertinggal” benar-benar terwujud.
Pewarta : Albertus Parikesit

