Menteri Kebudayaan Dorong Elevasi Ukiran Jepara dari Kerajinan ke Karya Seni Tingkat Tinggi melalui Pameran Tatah 2026
RI News Portal. Jakarta, 16 November 2025 – Dalam upaya sistematis untuk mereposisi ukiran Jepara sebagai ekspresi seni rupa yang bernilai estetis dan historis, Menteri Kebudayaan Fadli Zon menegaskan komitmen pemerintah dalam mengangkat derajat karya pengrajin lokal menjadi artwork internasional. Kunjungan kerja ke Sanggar Seni Ukir Kayu di Senenan, Jepara, pada Sabtu (15/11) menjadi titik awal penguatan narasi ini, di mana Fadli Zon menyaksikan langsung proses kreasi yang sering memakan waktu berbulan-bulan hingga bertahun-tahun.
“Ukiran Jepara saat ini telah memperoleh pengakuan global melalui pesanan ekspor yang masif, namun kita harus melangkah lebih jauh: mengubah persepsi dari sekadar kerajinan fungsional menjadi karya seni yang sarat ekspresi,” ungkap Fadli Zon dalam pernyataan tertulis yang diterima di Jakarta pada Minggu pagi. Pernyataan ini mencerminkan visi strategis Kementerian Kebudayaan untuk mengintegrasikan nilai artistik, sejarah, dan ekonomi dalam satu kerangka pelestarian budaya nasional.
Sebagai manifestasi konkret, Kementerian Kebudayaan menginisiasi “Pameran Tatah 2026” yang dijadwalkan berlangsung di Galeri Nasional Jakarta pada tahun depan. Acara ini dirancang bukan sebagai etalase kerajinan massal, melainkan platform kuratorial yang ketat untuk menyoroti karya-karya dengan imajinasi tinggi dan kedalaman artistik. “Pameran ini akan menjadi momentum krusial untuk mendemonstrasikan bahwa ukiran Jepara adalah seni rupa kontemporer yang hidup, dengan standar kurasi yang menekankan orisinalitas dan inovasi,” tambah Fadli Zon.

Analisis mendalam terhadap proses penciptaan ukiran Jepara mengungkap lapisan kompleksitas yang sering terabaikan. Sebuah relief ukir, misalnya, bukan hanya hasil pahatan mekanis, melainkan dialog antara pengrajin dengan motif-motif tradisional Jawa yang dipadukan elemen kontemporer. Maestro-maestro lokal, yang telah mendedikasikan dekade hidup mereka, menghasilkan karya yang mencerminkan narasi budaya: dari simbolisme wayang hingga abstraksi alam. Fadli Zon memberikan penghargaan khusus kepada para seniman ini, menyebut dedikasi mereka sebagai fondasi regenerasi yang esensial.
Regenerasi menjadi prioritas utama dalam agenda ini. Tanpa transmisi pengetahuan dari generasi senior ke junior, tradisi ukir berisiko stagnan di tengah arus globalisasi. “Kita perlu membekali anak muda dengan keterampilan teknis sekaligus pemahaman konteks budaya sejak usia dini, agar ukiran Jepara evolusi menjadi warisan dinamis,” tegasnya. Pameran Tatah 2026 diharapkan berfungsi sebagai katalisator, tidak hanya untuk eksposur nasional tapi juga proyeksi internasional, dengan kurasi yang melibatkan kritikus seni dan kolektor global.
Inisiatif ini selaras dengan paradigma lebih luas di bidang kebudayaan Indonesia, di mana elevasi kerajinan tradisional ke ranah seni tinggi dapat mendorong nilai ekonomi berkelanjutan. Data ekspor ukiran Jepara yang terus meningkat menunjukkan potensi pasar, tetapi tanpa framing artistik, karya-karya ini rentan direduksi menjadi komoditas murah. Melalui Pameran Tatah 2026, pemerintah bertujuan membangun ekosistem di mana pengrajin diperlakukan sebagai seniman, dengan imbalan apresiasi yang proporsional terhadap investasi waktu dan kreativitas mereka.
Baca juga : Revisi PMK 49/2025 Hampir Final, Pemerintah Jamin Pinjaman Rp40 Triliun per Tahun untuk Kopdes Merah Putih
Kunjungan Fadli Zon ke Jepara juga menyoroti infrastruktur pendukung, seperti sanggar yang menjadi pusat inovasi. Di sana, terlihat bagaimana pengrajin mengadaptasi teknik tradisional dengan material modern, menghasilkan karya hybrid yang menantang batas konvensional. “Kurasi yang kuat akan memastikan hanya karya terbaik yang tampil, sehingga Pameran Tatah 2026 menjadi benchmark baru bagi seni ukir Indonesia,” pungkasnya.
Dengan demikian, Pameran Tatah 2026 bukan sekadar event tahunan, melainkan strategi jangka panjang untuk memposisikan ukiran Jepara dalam diskursus seni rupa global, sekaligus menjaga kelangsungan budaya bangsa di era digital.
Pewarta : Vie


Assalamualaikum..
Selamat siang untuk keluarga besar RINews portal
Salam satu pena