
RI News Portal. Sambas, Melawi, 5 Oktober 2025 – Dalam upaya memperkuat ketahanan pangan nasional, pembangunan infrastruktur pintu air irigasi baru di Dusun Sungai Palai, Desa Perapakan, Kecamatan Pemangkat, Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat, menjadi sorotan utama hari ini. Proyek ini, yang merupakan bagian dari program rehabilitasi Daerah Irigasi Rawa (D.I.R) di wilayah Sambas dan sekitarnya, diharapkan memberikan dampak positif jangka panjang bagi petani lokal melalui pengaturan aliran air yang lebih presisi dan pencegahan banjir musiman.
Kegiatan pembangunan ini tidak hanya melibatkan pengerukan saluran dan pemasangan struktur pintu air, tetapi juga integrasi dengan sistem distribusi air yang merata ke lahan pertanian di sekitar sungai lokal. Menurut para petani setempat, keberadaan pintu air ini memungkinkan pengoperasian yang fleksibel, di mana petani dapat membuka atau menutupnya sesuai kebutuhan tanaman dan kondisi cuaca. Saat curah hujan tinggi, pintu air dapat membuang kelebihan air ke saluran utama, mencegah genangan di pemukiman dan lahan sawah yang sering menjadi korban banjir di wilayah rawa seperti DIR Pemangkat Komplek. Hal ini secara signifikan mengurangi risiko penyumbatan saluran dan kerusakan tanaman akibat kelebihan air, sekaligus melindungi infrastruktur pertanian dari degradasi akibat erosi.
Dampak positif pertama dari proyek ini terlihat pada pengendalian aliran air yang terkontrol. Dengan distribusi air irigasi yang optimal, pasokan ke lahan pertanian menjadi lebih merata, memastikan keseragaman pertumbuhan tanaman di seluruh areal. Petani di Desa Perapakan, yang mayoritas bergantung pada pertanian padi, kini dapat mengatur irigasi secara akurat—memberikan air tepat jumlah dan waktu—sehingga mengurangi kekeringan di musim kemarau dan meningkatkan produktivitas secara keseluruhan. Studi infrastruktur serupa di Kalimantan Barat menunjukkan bahwa rehabilitasi seperti ini dapat mendongkrak indeks pertanian hingga dua kali panen per tahun, mendukung swasembada pangan sebagaimana diamanatkan Instruksi Presiden Nomor 2 Tahun 2025.

Lebih lanjut, peran pintu air dalam pengendalian banjir menjadi manfaat krusial di Kabupaten Sambas, yang rawan banjir akibat sungai-sungai besar seperti Sungai Sambas. Saat hujan deras, pintu air dapat ditutup untuk membatasi aliran berlebih ke lahan pertanian, melindungi tanaman dari kerusakan dan memberikan stabilitas bagi komunitas agraris. Ini tidak hanya meningkatkan keamanan pangan, tetapi juga mengurangi dampak ekonomi negatif seperti gagal panen yang sering dialami petani di wilayah rawa. Distribusi air yang merata melalui jaringan irigasi baru juga meminimalkan disparitas antar-lahan, memungkinkan petani kecil mendapatkan akses air yang sama efektifnya dengan lahan besar.
Proyek ini sejalan dengan upaya Kementerian Pekerjaan Umum dan Balai Wilayah Sungai Kalimantan I untuk memperkuat infrastruktur sumber daya air di Sungai Kapuas, termasuk pembangunan bangunan pendukung di DIR Sambas. Meski tantangan seperti cuaca ekstrem dan pemeliharaan jangka panjang masih ada, inisiatif ini dianggap sebagai investasi strategis untuk kesejahteraan masyarakat Sambas. Petani lokal menyambut baik, dengan harapan peningkatan hasil panen yang berkelanjutan. “Ini bukan hanya soal air, tapi masa depan pertanian kami,” ujar seorang petani di Dusun Sungai Palai, mencerminkan optimisme kolektif.
Baca juga : Kejutan Kue Ulang Tahun dari Polres Lampung Timur untuk Kodim 0429/Lamtim Rayakan HUT TNI ke-80
Pembangunan ini juga berkontribusi pada visi nasional ketahanan air dan pangan, di mana infrastruktur irigasi menjadi kunci utama. Dengan demikian, Kabupaten Sambas—sebagai lumbung beras Kalimantan Barat—diperkuat posisinya dalam mendukung produksi nasional, sambil memitigasi risiko bencana alam yang semakin sering akibat perubahan iklim.
Pewarta : Lisa Susanti
