Skip to content
04/12/2025
  • Facebook
  • Youtube
  • Instagram
RI NEWS

RI NEWS

PORTAL BERITA INDONESIA

baner iklan
Primary Menu
  • Beranda
  • Internasional
  • Nasional
    • IstanaBerita seputar Istana
    • PemerintahanBerita seputar Pemerintahan
    • Parlemen
  • Regional
    • AcehBerita Seputar Aceh
    • DKI JakartaBerita seputar DKI Jakarta
    • Jawa BaratBerita seputar Jawa Barat
    • Jawa TengahBerita seputar Jawa Tangah
    • Jawa TimurBerita seputar Jawa Timur
    • BaliBerita Seputar Bali
    • Nusa TenggaraBerita seputar Nusa Tenggara
    • SumateraBerita seputar Sumatera
    • KalimantanBerita seputar Kalimantan
    • SulawesiBerita seputar Sulawesi
    • PapuaBerita seputar Papua
    • MalukuBerita seputar Maluku
  • Hiburan
  • Budaya
  • Buser Berita
    • TNI/PolriBerita seputar TNI dan Polri
    • KPKBerita seputar KPK
    • Hukum/PolitikBerita seputar Hukum
  • Olah Raga
  • Redaksi
  • Privacy Policy
Live
  • Home
  • Regional
  • Gelombang Amarah Rakyat: Demo “Adili Jokowi” Mengguncang KPK, Ancaman bagi Demokrasi Transisi?

Gelombang Amarah Rakyat: Demo “Adili Jokowi” Mengguncang KPK, Ancaman bagi Demokrasi Transisi?

Jurnalis RI News Portal Posted on 2 bulan ago 4 min read
Gelombang Amarah Rakyat
Silahkan bagikan ke media anda ...

RI News Portal. Jakarta, 2 Oktober 2025 – Di bawah langit mendung Kuningan Persada yang biasanya tenang, suara ratusan demonstran bergema seperti guntur yang tertahan, menantang fondasi lembaga anti-korupsi terakhir di negeri ini. Hari ini, Kamis pagi, Gedung Merah Putih Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) diserbu oleh kelompok massa yang terafiliasi dengan Gerakan Lintas Aliansi Adili Koruptor (Gladiator), sebuah koalisi lintas elemen masyarakat yang mengklaim mewakili “suara anak bangsa yang muak dengan dinasti korup”. Mereka tak datang dengan tangan kosong: spanduk berwarna merah darah bertuliskan “Tangkap Jokowi! Adili Secepatnya!” bergantung di jembatan penyeberangan orang (JPO), sementara orator-orator bergantian naik ke atas mobil komando, menusuk udara dengan kata-kata pedas yang menuntut penangkapan dan pengadilan mantan Presiden Joko Widodo.

Aksi ini, yang dijadwalkan pukul 13.00 WIB hingga selesai, bukan sekadar unjuk rasa biasa. Ia merupakan puncak dari gelombang protes yang telah menggelora sejak Februari lalu, ketika aksi vandalisme “Adili Jokowi” pertama kali mencuat di berbagai kota seperti Solo dan Jakarta. Gladiator, yang mengumpulkan lebih dari 50 aliansi termasuk Forum Purnawirawan Prajurit TNI, bukanlah aktor baru di panggung politik pasca-Jokowi. Mereka menuding era kepemimpinan Presiden ke-7 RI itu sebagai “kerusakan masif terhadap NKRI”, merujuk pada dugaan intervensi politik dalam pemilu 2024, nepotisme keluarga, dan skandal korupsi infrastruktur yang kini menjadi warisan beracun bagi pemerintahan baru di bawah Prabowo Subianto.

Fachrur Razi, mantan Wakil Panglima TNI yang kini menjadi ikon bagi para purnawirawan yang kecewa, menjadi pusat perhatian. Dengan suara tegas yang bergema dari mikrofon, pria berusia 70-an itu tak segan menyerang langsung: “Kita sama-sama minta supaya diambil langkah-langkah tangkap dan adili Jokowi.” Kata-katanya, disambut sorak-sorai massa, seolah menjadi katalisator bagi keraguan yang selama ini membelenggu KPK. Namun, Fachrur tak menyentuh akar persoalan hukum—dasar konkret untuk pengadilan. “Bukti-buktinya apa? Waduh, saya rasa bukti-buktinya banyak. Tinggal bagaimana KPK, kalau KPK tidak berani kita heran juga,” lanjutnya, sambil menatap tajam ke arah gedung KPK yang dijaga barisan polisi berhelm anti-huru-hara.

Nada provokatif itu berlanjut dengan ultimatum yang lebih pedas: “Saya yakin anak-anak anda, cucu anda juga bakal malu. Kalau tidak berani, tidak usah jadi KPK.” Fachrur, yang dikenal sebagai tokoh militer era reformasi, seolah mengingatkan lembaga itu pada akar mandatnya—bukan sebagai alat politik, tapi benteng terakhir melawan korupsi. “Pak Jokowi tidak usah takut kalau memang tidak salah. Tapi, saya yakin banyak salahnya,” tegasnya, memicu gelombang tepuk tangan yang membuat getaran terasa hingga ke trotoar Kuningan.

Pantauan langsung di lapangan mengungkap dinamika yang lebih kompleks. Massa, yang terdiri dari mahasiswa, buruh, dan pensiunan militer, tak hanya berorasi; mereka membentangkan poster digital di ponsel, menampilkan timeline dugaan pelanggaran Jokowi—from alleged election meddling hingga kasus korupsi timah yang menjerat menteri-menterinya. Ini berbeda dari demo-demo era Jokowi dulu, seperti aksi BEM SI 2021 yang menolak UU KPK atau gelombang Ciptaker 2020. Saat itu, tuntutan lebih pada reformasi lembaga; kini, sasaran langsung adalah figur sentral yang baru saja meninggalkan kursi riil. “Kami bukan lagi menentang kebijakan, tapi menuntut keadilan atas warisan yang meracuni generasi kami,” ujar seorang mahasiswi Universitas Indonesia yang enggan disebut namanya, sambil memegang spanduk “Gladiator Bersatu: No Mercy for Corruption”.

Dari perspektif akademis, aksi ini menimbulkan pertanyaan mendalam tentang transisi demokrasi Indonesia. Dr. Andi Wijaya, pakar politik Universitas Gadjah Mada, dalam wawancara singkat via telepon, menyebutnya sebagai “efek boomerang Jokowi”. “Era Jokowi berhasil membangun infrastruktur, tapi di sisi lain, ia meninggalkan polarisasi yang ekstrem. Demo seperti ini bisa menjadi katalisator bagi KPK untuk bangkit, atau justru senjata makan tuan jika pemerintah baru merespons represif,” katanya. Wijaya merujuk pada studi kasus serupa di Amerika Latin, di mana tuntutan pengadilan mantan pemimpin sering memicu krisis institusional. “Jika KPK bertindak, itu ujian kredibilitas; jika diam, risikonya adalah erosi kepercayaan publik yang lebih dalam,” tambahnya, mengingatkan bahwa survei terbaru LSI menunjukkan tingkat kepercayaan pada KPK hanya 45 persen pasca-revisi UU 2019.

Baca juga : Kemenkeu dan DPR Sepakati Kenaikan Anggaran TKD 2026 Jadi Rp693 Triliun

Sementara itu, aparat kepolisian dari Polda Metro Jaya dikerahkan secara masif, membentuk barikade ganda di sekitar gedung. Hingga pukul 15.00 WIB, aksi berlangsung kondusif—tak ada laporan bentrokan fisik, meski ketegangan terasa di udara. Seorang perwira polisi senior, yang meminta anonimitas, mengakui: “Kami siap jaga aman, tapi ini bukan soal kekerasan; ini soal dialog. Rakyat punya hak, tapi institusi juga punya prosedur.” Di media sosial, hashtag #GerudukKPKAdiliJokowi meledak, dengan ribuan postingan yang menyebar video orasi Fachrur dan spanduk-spanduk provokatif, mempercepat penyebaran narasi anti-Jokowi.

Apa implikasi jangka panjang? Bagi para pengamat, aksi ini bisa menjadi titik balik—orang banyak yang melihatnya sebagai ujian bagi pemerintahan Prabowo, yang selama kampanye berjanji membersihkan korupsi. Jika KPK tak merespons, gelombang protes bisa meluas ke daerah, mengikuti pola demo “Indonesia Gelap” Februari lalu. Sebaliknya, jika ada langkah hukum, itu berpotensi membuka kotak Pandora kasus-kasus lama yang selama ini terpendam. Yang jelas, suara dari Kuningan hari ini bukan hanya tuntutan; ia adalah jeritan demokrasi yang haus keadilan, menggema di tengah transisi yang rapuh.

Hingga berita ini diturunkan, aksi masih berlangsung. Gladiator mengancam akan mengulang demo jika tak ada respons konkret dari KPK dalam 48 jam. Di saat seperti ini, pertanyaan mendasar kembali bergaung: Apakah lembaga anti-korupsi kita siap menghadapi badai yang diciptakan oleh pemimpin yang pernah mereka lindungi? Waktu akan menjawab—tapi rakyat, seperti biasa, tak mau lagi menunggu lama.

Pewarta : Yudha Purnama


Silahkan bagikan ke media anda ...

Continue Reading

Previous: Kemenkeu dan DPR Sepakati Kenaikan Anggaran TKD 2026 Jadi Rp693 Triliun
Next: Kegagalan RTRW Hambat Investasi Suzuya: DPRD Tuding Eksekutif Prioritaskan Ambisi Politik, Wakil Walikota Berjuang Sia-Sia

Related Stories

Kelurahan di Wonogiri Bangun Kesadaran Kolektif Hadapi Ancaman Longsor dan Puting Beliung
2 min read

Pagutan Siaga: Kelurahan di Wonogiri Bangun Kesadaran Kolektif Hadapi Ancaman Longsor dan Puting Beliung

Jurnalis RI News Portal Posted on 9 jam ago
Langkah Konkret Pemda Dekatkan Instansi dengan Warga
2 min read

Trenggalek Gelar Pelayanan Terpadu Gratis di Pasar Ngasem Kampak: Langkah Konkret Pemda Dekatkan Instansi dengan Warga

Jurnalis RI News Portal Posted on 9 jam ago
Keresahan Masyarakat Padangsidimpuan Akibat Kelangkaan BBM di Tengah Bencana
2 min read

Keresahan Masyarakat Padangsidimpuan Akibat Kelangkaan BBM di Tengah Bencana

Jurnalis RI News Portal Posted on 14 jam ago
#Advestaiment RI_News
#Iklan RI_News
#Iklan RI_News
Berita Video

Recent Posts

  • Pengumuman UMP 2026: Antara Fleksibilitas Daerah, Keseimbangan Upah, dan Target Pertumbuhan 5,5 Persen
  • Polda Sumut Percepat Penyaluran Bantuan ke Sibolga dan Tapanuli Tengah via Udara: Strategi Logistik Darurat di Tengah Isolasi Wilayah Pasca-Banjir Bandang
  • Pagutan Siaga: Kelurahan di Wonogiri Bangun Kesadaran Kolektif Hadapi Ancaman Longsor dan Puting Beliung
  • Rans Simba Bogor Lepas Devon van Oostrum akibat Regulasi Baru IBL 2026
  • Rencana Pemasangan Kembali Chattra di Puncak Stupa Borobudur Tahun 2026: Upaya Melengkapi “Living Heritage” Tanpa Mengubah Struktur Asli

Komentar

  1. Sami.s mengenai Bara Progib 08 Laporkan Akun @AnakIsrael7828 ke Bareskrim Polri atas Dugaan Penyebaran Hoaks Terhadap Presiden Prabowo
  2. rendro mengenai Penodaan Bendera Merah Putih di Jembrana: Protes Mabuk RKUHP Berujung Ancaman 5 Tahun Penjara
  3. Tukino gaul gaul mengenai POSCO International Capai Integrasi Vertikal Penuh pada Industri Minyak Sawit Indonesia
  4. Sami.s mengenai Masyarakat Indrapura Bersatu Akhiri Blokade Jalan setelah Bupati Pesisir Selatan Nyatakan Dukungan Penuh atas Tuntutan Plasma 20%
  5. Sugeng Rudianto mengenai Dugaan Penyimpangan Berat pada Proyek Rabat Beton Sironcitan, Angkola Selatan: Anggaran Rp200 Juta Hanya Terealisasi Rp17 Juta Sebagai Upah Tukang

Arsip

  • Desember 2025
  • November 2025
  • Oktober 2025
  • September 2025
  • Agustus 2025
  • Juli 2025
  • Juni 2025
  • Mei 2025
  • April 2025
  • Maret 2025
  • Februari 2025
  • Januari 2025
  • Desember 2024
  • November 2024
  • Oktober 2024
  • Mei 2024

Berita Video

Berita video mengungkap fakta dengan visual live dan streaming.

Cara Instal Aplikasi RI News Portal di HP kalian ; Download file Zip apk RI News Portal, simpan dan ekstrak file Zip. Kemudian instal ..... enjoy RI News Portal sudah di HP Kalian.

Aplikasi RI News PortalUnduh
Aplikasi RI News PortalUnduh

RI NEWS-Media Portal Berita Republik Indonesia-Menyajikan informasi peristiwa yang teraktual dan terpercaya-Virnanda Creator Production adalah media pemberitaan yang berdedikasi tinggi untuk menyampaikan informasi berkualitas kepada masyarakat. Kami berkomitmen untuk menjadi sumber informasi dunia yang akurat, cepat, dan terpercaya. Kami percaya bahwa informasi yang baik dapat mencerdaskan umat manusia dan menjaga kedamaian dunia. Oleh karena itu, kami berupaya menciptakan dunia yang terbebas dari pertikaian dan permusuhan.

Pos-pos Terbaru

  • Pengumuman UMP 2026: Antara Fleksibilitas Daerah, Keseimbangan Upah, dan Target Pertumbuhan 5,5 Persen
  • Polda Sumut Percepat Penyaluran Bantuan ke Sibolga dan Tapanuli Tengah via Udara: Strategi Logistik Darurat di Tengah Isolasi Wilayah Pasca-Banjir Bandang
  • Pagutan Siaga: Kelurahan di Wonogiri Bangun Kesadaran Kolektif Hadapi Ancaman Longsor dan Puting Beliung
  • Rans Simba Bogor Lepas Devon van Oostrum akibat Regulasi Baru IBL 2026
  • Rencana Pemasangan Kembali Chattra di Puncak Stupa Borobudur Tahun 2026: Upaya Melengkapi “Living Heritage” Tanpa Mengubah Struktur Asli
Copyright © RI News Production | Editor IT by Setiawan Wibisono | PT. VIRNANDA CREATOR PRODUCTIONS.