
RI News Portal. Jatisrono, Wonogiri – Balai Penyuluh Pertanian (BPP) Kecamatan Jatisrono, Wonogiri, mendampingi acara panen raya semangka sebanyak 2.000 batang milik warga Dusun Jaten, Desa Tanggulangin, pada Kamis (2/10/2025). Keberhasilan budidaya semangka di musim kemarau panjang ini menjadi bukti ketangguhan petani setempat dalam mengelola lahan kering.
Warto, salah satu petani di Desa Tanggulangin, berhasil memanfaatkan lahan kering yang sebelumnya merupakan sawah padi untuk bercocok tanam semangka. Dalam wawancara dengan RI NEWS PORTAL, Warto berbagi pengalamannya. “Saya sudah berulang kali memanfaatkan musim kemarau untuk beralih ke tanaman semangka. Hasilnya selalu menjanjikan. Kali ini, dari 2.000 batang, saya perkirakan bisa meraup hasil sekitar Rp40 juta,” ungkapnya dengan penuh semangat di sela-sela pendampingan petugas BPP.
Keberhasilan Warto bukanlah hal baru bagi warga setempat. Antok, warga Dusun Jaten, memuji kegigihan sang petani. “Pak Warto memang jagonya budidaya semangka di dusun kami. Setiap musim kemarau, dia selalu sukses dengan tanaman ini. Beliau adalah sosok petani yang gigih sejak dulu,” ujar Antok kepada RI NEWS PORTAL.
Petugas BPP Jatisrono, Supatmi, menjelaskan bahwa semangka (Citrullus lanatus), tanaman dari keluarga Cucurbitaceae yang berasal dari daerah tropis dan subtropis Afrika, memiliki karakteristik unik. “Semangka memiliki batang merambat dan daun besar. Buahnya yang bulat atau lonjong dengan kulit hijau gelap atau terang memiliki daging buah merah atau merah muda yang segar, sangat cocok dinikmati dalam kondisi dingin,” paparnya.

Sementara itu, Sri Wahyuni, petugas BPP lainnya, menambahkan bahwa budidaya semangka membutuhkan teknik khusus. “Prosesnya dimulai dari pembuatan tokolan (cikru) dari biji, kemudian dipindahkan ke persemaian sebelum ditanam di lahan. Semangka membutuhkan sinar matahari yang cukup, suhu hangat, penyiraman teratur, pemupukan, dan pemangkasan untuk pertumbuhan optimal,” jelas Sri Wahyuni.
Selain Warto, semangat bertani modern juga terlihat dari kelompok pemuda di Dusun Jati, Desa Tanggulangin. Maryono, pemuda penggerak petani milenial, bersama lima rekannya, sukses mengembangkan komoditas hortikultura sejak 2023. Mereka mengelola tanaman seperti bawang merah, tomat, cabai merah, kacang panjang, buncis, ketimun, dan tak ketinggalan semangka di musim kemarau. Meski awalnya pesimis, kelompok ini kini menjadi inspirasi bagi petani muda lainnya.
Baca juga : Pemerintah Pangkas Dana Transfer Daerah, Namun Anggaran Netto Naik Melalui Program Pusat
Keberhasilan petani Tanggulangin ini tidak hanya menunjukkan potensi pertanian di musim kemarau, tetapi juga memperlihatkan peran penting pendampingan BPP dalam mendorong inovasi dan ketahanan pangan lokal. Dengan semangat dan teknik yang tepat, lahan kering pun mampu menghasilkan panen yang melimpah.
Pewarta : Nandar Suyadi
