
RI News Portal. Jakarta, 29 September 2025 – Di tengah dinamika pemerintahan yang semakin menekankan efisiensi dan akuntabilitas, Presiden Prabowo Subianto menggelar pertemuan mendadak dengan sejumlah menteri Kabinet Merah Putih di kediaman pribadinya di Jalan Kertanegara, Jakarta, pada Minggu malam (28/9/2025). Agenda utama adalah mendengar laporan perkembangan program prioritas nasional, yang sempat tertunda selama kunjungan kerja presiden ke luar negeri. Pertemuan ini mencerminkan komitmen kepemimpinan yang proaktif, di mana evaluasi kinerja dilakukan bahkan pada hari libur, menandakan urgensi dalam mewujudkan visi pembangunan berkelanjutan.
Presiden Prabowo baru saja menyelesaikan lawatan selama tujuh hari ke empat negara, termasuk pidato di Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), sebelum tiba kembali di Indonesia pada Sabtu (26/9/2025). Pidato tersebut, yang menyoroti isu-isu global seperti perdamaian dan ketahanan lingkungan, tampaknya menjadi katalisator bagi presiden untuk segera menyelaraskan agenda domestik dengan perspektif internasional. “Presiden hari ini memanggil beberapa menteri untuk mendapatkan laporan update,” ungkap Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi usai pertemuan. Ia menekankan bahwa laporan yang diminta melanjutkan diskusi sebelum keberangkatan presiden, menunjukkan kontinuitas dalam pengawasan eksekutif.
Pertemuan yang berlangsung sekitar dua jam ini dihadiri oleh para pemimpin kementerian kunci, yang masing-masing menyajikan kemajuan inisiatif strategis. Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman melaporkan program cetak sawah, yang bertujuan memperkuat produksi pangan domestik di tengah tantangan iklim global. Sementara itu, Kepala Badan Urusan Logistik (Bulog) Mayjen Ahmad Rizal menjamin kestabilan cadangan pangan nasional, sebuah aspek krusial untuk mitigasi risiko kelangkaan yang sering dipengaruhi oleh fluktuasi pasar internasional.

Dalam sektor kesehatan, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyampaikan bahwa program Cek Kesehatan Gratis (CKG) telah menjangkau 36 juta jiwa, sebuah pencapaian yang menggarisbawahi upaya pemerintah dalam meningkatkan akses layanan kesehatan preventif. Ini sejalan dengan prinsip ekuitas sosial, di mana intervensi kesehatan massal diharapkan mengurangi beban penyakit kronis di masyarakat berpenghasilan rendah.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia membahas groundbreaking pabrik etanol dan metanol, yang selama ini bergantung pada impor. “ESDM kaitannya dengan masalah lifting minyak kita. Harapan kita dalam waktu dua tahun sudah bisa mengurangi ketergantungan terhadap impor metanol maupun etanol,” katanya. Laporan ini menyoroti transisi energi nasional menuju kemandirian, dengan implikasi jangka panjang terhadap neraca perdagangan dan keberlanjutan lingkungan.
Tak ketinggalan, Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono melaporkan revitalisasi 20.000 hektar tambak di Jawa Barat, termasuk pembangunan perkampungan pertanian yang terintegrasi. Inisiatif ini tidak hanya meningkatkan produktivitas sektor perikanan, tetapi juga mendukung pengembangan komunitas pesisir yang resilien terhadap perubahan iklim.
Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya menambahkan bahwa program Makan Bergizi Gratis (MBG) menjadi salah satu fokus utama evaluasi. Presiden Prabowo memberikan arahan teknis secara detail, termasuk aspek kedisiplinan, prosedur, dan kebersihan. “Salah satu yang menjadi pembahasan utama adalah mengenai program Makan Bergizi Gratis, terkait langkah terbaik. Dan beberapa evaluasi agar program ini dapat berjalan baik sesuai dengan yang direncanakan dan tepat sasaran,” jelas Teddy. Arahan ini mencakup elemen-elemen operasional yang esensial untuk memastikan program mencapai target nutrisi anak bangsa tanpa pemborosan.
Selain itu, perhatian presiden meluas ke program prioritas lain seperti pengembangan desa nelayan, koperasi desa, dan pembangunan tanggul laut di Pantai Utara Jawa. Diskusi ini menggarisbawahi pendekatan holistik pemerintahan Prabowo, yang mengintegrasikan ketahanan pangan, energi, dan infrastruktur sebagai pilar utama pembangunan nasional. Meskipun digelar di hari libur, pertemuan ini menegaskan dedikasi presiden dalam memantau implementasi kebijakan, potensial menjadi model bagi praktik tata kelola yang lebih responsif di era pasca-pandemi.
Analisis akademis atas pertemuan ini menunjukkan bahwa evaluasi pasca-lawatan internasional bukan hanya rutinitas administratif, melainkan strategi untuk menyelaraskan prioritas domestik dengan agenda global. Dalam konteks teori kepemimpinan transformasional, pendekatan Prabowo yang detail-oriented dapat mempercepat pencapaian target pembangunan berkelanjutan, meski tantangan seperti ketergantungan impor dan perubahan iklim tetap menjadi ujian utama.
Pewarta : Albertus Parikesit
