
RI News Portal. Pontasserchio, Italia — Ratusan pelayat menghadiri pemakaman Marah Abu Zuhri, remaja Palestina berusia 19 tahun yang meninggal dunia di Pisa, Italia, setelah dievakuasi dari Gaza dalam kondisi sakit parah. Prosesi pada Rabu (20/8) itu bukan sekadar ritual keagamaan, melainkan juga menjadi ruang ekspresi solidaritas politik dan kemanusiaan.
Upacara yang digelar di Taman Perdamaian, Pontasserchio, diselingi seruan “Free Palestine” dan pernyataan resmi otoritas setempat yang mengecam kebijakan Israel di Gaza. Peti jenazah Zuhri dibalut bendera Palestina dan syal keffiyeh, simbol perjuangan yang kini semakin melekat pada narasi penderitaan warga Gaza.
Wali Kota Matteo Cecchelli menegaskan bahwa pemakaman ini bukan hanya penghormatan bagi seorang anak muda, tetapi juga bentuk “perlawanan moral” terhadap tragedi kemanusiaan yang terus berlangsung. “Setiap hari orang-orang Gaza meninggal dalam diamnya pemerintah dunia. Di tempat ini, kita memilih untuk tidak diam,” ujarnya.

Marah dievakuasi ke Italia bersama 30 pasien lain melalui misi kemanusiaan. Israel sebelumnya menyebut ia menderita leukemia, tetapi dokter di Pisa menemukan hasil berbeda. Kepala Hematologi Rumah Sakit Santa Chiara, Dr. Sara Galimberti, menyebut hasil tes menunjukkan tidak ada tanda leukemia, melainkan kondisi tubuh yang sangat melemah akibat kemungkinan salah diagnosis. Upaya perawatan intensif dengan terapi gizi dan transfusi dilakukan, namun ia meninggal dua hari setelah tiba.
Sang ibu, Nabeela Abu Zuhri, menolak autopsi dengan alasan agama. Dalam pidato singkat di pemakaman, ia berterima kasih kepada Italia atas upaya penyelamatan putrinya, sekaligus meminta doa bagi rakyat Palestina. “Saya meninggalkan sebagian dari hati saya di sini bersama kalian,” ucapnya, sebelum bersiap kembali ke Gaza.
Baca juga : NATO Bahas Jaminan Keamanan Ukraina, Rusia Tuntut Ikut Terlibat
PBB mencatat sistem kesehatan Gaza lumpuh akibat perang berkepanjangan, dengan lebih dari 18.000 pasien menunggu evakuasi. Situasi kelaparan juga kian memburuk: hampir 12.000 anak balita mengalami malnutrisi akut, termasuk lebih dari 2.500 dalam kondisi paling berbahaya. Laporan Associated Press menemukan kasus anak-anak meninggal akibat kelaparan, bahkan tanpa penyakit bawaan.
Israel menolak tuduhan genosida dan membantah adanya kebijakan kelaparan, dengan menyebut perang ini sebagai upaya eksistensial setelah serangan Hamas 7 Oktober 2023. Namun, di Eropa, prosesi pemakaman Marah Abu Zuhri justru meneguhkan simbol baru: Gaza bukan hanya isu Timur Tengah, melainkan luka kemanusiaan yang kini bergema lintas benua.
Pewarta : Setiawan S.TH
