
RI News Portal. Brussels – Para kepala pertahanan negara-negara anggota NATO pada Rabu (20/8/2025) menggelar pertemuan virtual untuk membahas rancangan jaminan keamanan bagi Ukraina. Langkah ini dinilai sebagai upaya mendukung proses perdamaian setelah lebih dari tiga tahun perang Rusia–Ukraina berlangsung.
Ketua Komite Militer NATO, Laksamana Italia Giuseppe Cavo Dragone, menyebut 32 kepala pertahanan dari negara anggota hadir dalam konferensi video tersebut. Pertemuan itu berlangsung di tengah inisiatif diplomatik Amerika Serikat yang mendorong berakhirnya konflik.
Meski demikian, Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov menolak skema keamanan tanpa keterlibatan Moskow. “Kami tidak bisa menerima penyelesaian masalah keamanan kolektif tanpa Federasi Rusia. Itu tidak akan berhasil,” ujarnya dalam konferensi pers di Moskow.

Presiden AS Donald Trump sebelumnya bertemu Presiden Rusia Vladimir Putin di Alaska dan menjamu Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy bersama sejumlah pemimpin Eropa di Gedung Putih. Namun, pertemuan tersebut belum menghasilkan terobosan nyata. Trump juga menegaskan Amerika Serikat tidak akan mengirim pasukan untuk membela Ukraina.
Sementara itu, Zelenskyy kembali menegaskan pentingnya jaminan keamanan kuat dari Barat untuk mencegah invasi Rusia berulang di masa depan. Serangan rudal dan drone Rusia yang menghantam enam wilayah Ukraina pada Rabu dini hari, termasuk Sumy dan Odesa, menambah urgensi kebutuhan itu. Sedikitnya 15 warga sipil dilaporkan terluka.
Prancis mengusulkan Jenewa, Swiss, sebagai tuan rumah pertemuan tingkat tinggi antara Putin dan Zelenskyy. Namun rencana itu terkendala status Putin yang masih menjadi buronan Mahkamah Pidana Internasional (ICC) atas dugaan penculikan anak-anak Ukraina.
Negara-negara Eropa bersama Jepang dan Australia tengah mengkaji pembentukan pasukan multinasional yang bisa menopang perjanjian damai. Namun, Rusia berulang kali menegaskan menolak kehadiran pasukan NATO di Ukraina.
Pewarta : Setiawan S.TH
