
RI News Portal. Langgur, 19 Agustus 2025 – Bupati Maluku Tenggara, Muhammad Thaher Hanubun, menegaskan bahwa Aparatur Sipil Negara (ASN) memiliki peran sentral dalam menentukan arah dan keberhasilan pembangunan daerah. Dalam pandangannya, ASN bukan sekadar pelaksana tugas administratif, melainkan agen perubahan yang mendorong pelayanan publik berorientasi pada kebutuhan masyarakat.
Dalam pidato yang disampaikan pada Selasa (19/8/2025), Thaher mengajak seluruh ASN di Maluku Tenggara untuk memperkuat sinergi melalui koordinasi yang solid dan komunikasi yang transparan. “Keberhasilan pembangunan daerah bergantung pada kerja sama dan saling pengingat di antara kita,” ujarnya, menekankan pentingnya kolaborasi untuk mencapai tujuan bersama.
Bupati Thaher menggarisbawahi tiga pilar utama yang harus dimiliki ASN: integritas, kompetensi, dan komitmen. Ketiga elemen ini dianggap sebagai fondasi untuk membangun birokrasi yang profesional, akuntabel, dan dipercaya oleh masyarakat. Integritas menjamin kejujuran dalam bertindak, kompetensi memastikan kemampuan teknis yang memadai, dan komitmen mencerminkan dedikasi terhadap kepentingan publik.

Thaher juga mengingatkan bahwa setiap tindakan ASN berada di bawah pengawasan masyarakat dan akan tercatat sebagai bagian dari sejarah daerah. “Rakyat tidak pernah lupa. Mereka akan mengenang siapa yang bekerja dengan tulus untuk kemajuan daerah, dan siapa yang merugikan karena mengejar kepentingan pribadi,” tegasnya. Pernyataan ini menggarisbawahi tanggung jawab moral ASN untuk mengutamakan kepentingan masyarakat di atas ambisi individu atau kelompok.
Menggunakan metafora “jembatan” dan “tembok,” Thaher mengilustrasikan dua kutub sikap yang dapat diambil ASN dalam menjalankan tugasnya. ASN yang “membangun jembatan” adalah mereka yang mampu menghubungkan aspirasi masyarakat dengan program pembangunan, menciptakan harmoni dan kemajuan. Sebaliknya, ASN yang “membangun tembok” justru menghambat kemajuan melalui sikap negatif, seperti konflik internal, fitnah, atau penutupan saluran komunikasi.
“Tembok adalah cerminan kebiasaan buruk yang merusak semangat gotong royong, nilai luhur bangsa kita,” ujar Thaher. Ia menegaskan bahwa sikap-sikap kontraproduktif ini harus ditinggalkan untuk mewujudkan birokrasi yang dinamis dan berorientasi pada hasil.
Baca juga : SMSI Padangsidimpuan Gencarkan Literasi Jurnalistik di Kalangan Pelajar untuk Cegah Disinformasi
Lebih lanjut, Thaher menyerukan pentingnya menempatkan masa depan Maluku Tenggara di atas ambisi politik jangka pendek. Ia mendorong ASN untuk bekerja dengan visi jangka panjang yang berfokus pada penguatan ekonomi, stabilitas sosial, dan pelestarian budaya lokal. “Generasi mendatang akan berterima kasih kepada mereka yang memilih membangun jembatan,” katanya, menegaskan bahwa warisan positif ASN akan dihargai oleh masyarakat di masa depan.
Untuk mewujudkan visi tersebut, Thaher menekankan perlunya kesatuan persepsi dan tindakan di antara seluruh elemen birokrasi. Dengan harmonisasi ini, ia optimistis Maluku Tenggara dapat berkembang menjadi daerah yang kompetitif dan sejahtera. “Persatuan adalah kunci. Dengan itu, kita bisa wujudkan pembangunan yang efektif dan berkelanjutan,” pungkasnya.
Berita ini disusun berdasarkan prinsip-prinsip jurnalistik akademis, dengan penekanan pada analisis mendalam, objektivitas, dan relevansi konteks sosial-politik. Narasi Thaher mencerminkan upaya strategis untuk mentransformasi birokrasi lokal menuju model yang lebih responsif dan berorientasi pada kepentingan publik, sekaligus mengintegrasikan nilai-nilai budaya gotong royong dalam tata kelola pemerintahan.
Pewarta : Arba Ode
